Senin, 21 Januari 2013

SEJARAH DINASTI MING


Dinasti Ming (1368-1644 M)
Penghujung Dinasti Yuan ditandai oleh adanya pemerintahan yang korup, pajak, dan inflasi yang tinggi. Hal ini semakin diperparah dengan adanya sikap bangsa Mongol yang suka bertindak sewenang-wenang. Kekaisaran kemudian mengganti mata uang yang telah beredar sejak zaman Kubilai Khan dengan mata uang baru. Mata uang ini baru dicetak dalam jumlah besar sehingga menyebabkan hiperinflasi. Hal ini kemudian menyebabkan perekonomian ambruk dan bencana kelaparan merebak dimana-mana. Pada tahun 1351, terjadi bencana banjir besar yang diakibatkan Sungai Kuning meluap. Kekaisaran kemudian menyuruh rakyat melakukan kerja paksa untuk memperbaiki bendungan Sungai Kuning. Kerja paksa ini kemudian menyebabkan ketidakpuasan rakyat dan akhirnya me nimbulkan pemberontakan petani yang terjadi pada bulan Mei 1351.
Pada tahun berikutnya Guo Zixing memimpin pemberontakan dan berhasil menguasai wilayah Haozhou. Ketika Guo Zixing melakukan pemberontakan Zhu Yuanzhang juga ikut berpartisipasi dan berjasa dalam beberapa pertempuran. Jasa Zhu kemudian menarik perhatian Guo yang akhirnya menikahkan putri angkatnya kepada Zhu. Tahun 1356, dengan kekuatannya sendiri, ia berhasil menaklukkan jiqing dan mengganti nama menjadi Yngtian. Yingtian inilah yang kemudian menjadi ibukota yang baru setelah Dinasti Ming berdiri.
Zhu Yuanzhang kemudian memutuskan untuk berbasis di Yingtian untuk memusatkan kekuatan demi mempersatukan daratan Cina. Pada awalnya, situasi Zhu di wilayah Yingtian sangat

Rabu, 16 Januari 2013

Kondisi dan letak Georgrafis Rengasdengklok


Kondisi dan letak Georgrafis Rengasdengklok
            Karawang adalah salah satu daerah yang memiliki perjalanan  sejarah sangat panjang, karena Karawang mulai muncul dalam panggung sejarah pada pertengahan  abad ke-15. Eksistensi  Karawang  yang lebih jelas terjadi mulai dekade ketiga abad ke-17, ketika daerah itu mulai berstatus sebagai kabupaten. Dalam perjalanan sejarahnya, di Karawang terjadi berbagai peristiwa penting yang   merefleksikan   sikap   dan   gejolak   masyarakat   dalam   menghadapi intervensi pihak luar. Gejolak itu mencapai klimak pada sekitar proklamasi dan revolusi kemerdekaan.
Pada waktu yang tercakup ke dalam masa revolusi kemerdekaan Indonesia, Karawang adalah salah satu basis perjuangan dalam upaya merebut dan   mempertahankan   kemerdekaan.   Waktu   itu   Kabupaten   Kawarang   – termasuk ke dalam wilayah Keresidenan Jakarta -- dengan ibukota Purwakarta, terdiri  atas  8  kewedanan,   yaitu  Karawang,   Purwakarta,   Rengasdengklok, Cikampek, Subang, Sagalaherang, Ciasem, dan Pamanukan.
Rengasdengklok merupakan salah satu daerah yang memiliki sejarah yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia,  yakni sebagai tempat dimana Naskah Prokalamasi di buat sekaligus sebaagai tempat  yang digunakan oleh golongan muda untuk menyembunyikan para golongan tua seperti Ir. Sukarno dan Drs. Moh Hatta dari pengaruh bangsa Jepang.
Tokoh-tokoh  pemuda  sudah  tidak  sabar  untuk  segera  mem- proklamasikan    kemerdekaan.    Oleh   karena   itu,   Sukarno-Hatta    terpaksa “diculik”.   Rengasdengklok   dipilih  menjadi  tempat  “penyanderaan”   kedua tokoh tersebut dengan beberapa pertimbangan:
1.      Letak Rengasdengklok cukup strategis, karena merupakan daerah belakang Jakarta sebelah timur, sehingga baik menjadi pangkalan mundur bagi perjuangan di Jakarta.
2.       Daerah itu dikuasai oleh kompi Tentara PETA yang bermarkas di sana, di bawah pimpinan Cudanco Umar Bahsan (semula Cudanco Subeno).
3.      Kompi PETA Rengasdengklok sudah sejak lama bersikap antipati terhadap tentara Jepang,  bahkan merencanakan  untuk melancarkan  pemberontakan. Rencana   itu   mendapat   dukungan   sejumlah   besar   rakyat   Karawang, khususnya  penduduk  Ujung  Karawang.  Hal  itu  berarti  rakyat  Karawang sudah siap menyambut kemerdekaan.

KEBIJAKAN PEREKONOMIAN PORTUGIS, SPANYOL, DAN VOC DI INDONESIA


 KEBIJAKAN PEREKONOMIAN PORTUGIS, SPANYOL, DAN VOC DI INDONESIA
Kebijakan ekonomi  itu sendiri adalah mengacu pada tindakan sebuah kebijakan pemerintah dalam mengambil kebijakan atau keputusan di bidang ekonomi. Kebijakan ini dapat pula mencakup didalamnya sistem untuk menetapkan sistem perpajakan suku bunga dan anggaran pemerintah serta  pasar  tenaga kerja kepemilikan nasional, dan otonomi daerah dari intervensi pemerintah ke dalam perekonomian.
Ø  Kebijakan ekonomi portugis
Kebijakan oleh pemerintahan Portugis yakni menerapkan Monopoli perdagangan Portugis di daerah Sunda Kelapa dan Maluku pada tahun 1511 melalui Alfonso de Albuquerque. Namun monopoli ini gagal karena Portugis kekurangan kapal untuk mengangkut rempah-rempah dan komoditi lainnya (Djoened.1992:15). Selain itu kegagalan Portugis dalam memonopoli perdagangan di Maluku dikarenakan banyak pegawai-pegawai dari pihak Portugis yang melakukan korupsi dan menimbun sendiri hasil panen dari pihak petani. Kegagalan pihak Portugis juga disebabkan oleh hancurnya armada kapal Portugis di Jawa akibat perang di Malaka pada tahun 1511. Selain itu dengan kembali aktifnya perdangangan Asia menyebabkan sistem monopoli Portugis menjadi tidak efektif ( Ricklefs.2008:45 ).  Namun pada tahun 1512 Alfonso de Albuquerque mengirimkan armada yang terdiri dari 3 kapal layar yang dipimpin oleh Antonio de Abreu namun salah satu armada kapal tersebut tenggelam di perairan Madura yang tujuan utama atas pengiriman armada Portugis itu untuk membangun monopoli perdagangan cengkih (Djoened.1992:20).
Setibanya di Pulau Maluku kapal Portugis disambut baik oleh Sultan Aby Lais, Sulta, mereka kemudian membuat perjanjian kepada pihak Portugis tentang pembuatan benteng di Ternate dengan imbalan Sultan Ternate akan menyediakan cengkeh bagi Portugis. Kemunduran Bangsa Portugis dalam menguasai monopoli  disebabkan adanya korupsi dan kalahnya armada Portugis dari Malaka. Selain itu juga disebabkan dengan adanya pembunuhan sultan Khairun (1537-1570) yang menyebabkan Sultan Baabullah yang merupakan anak dari Sultan Khairun mengadakan perawanan terhadap Portugis dengan mengepung basis kekuatan Portugis dan mengepung benteng pertahanan Portugis selama 5 tahun.

Raja-Raja Majapahit

Raja-raja Majapahit Kertajasa Jawardhana (1293 – 1309) Merupakan pendiri kerajaan Majapahit, pada masa pemerintahannya, Raden Wijaya d...