tag:blogger.com,1999:blog-67331624217038936742024-02-06T20:07:52.499-08:00sejarahsejarah merupakan awal dari peradaban manusia, dengan sejarah maka manusia akan mengetahui asal mula dari suatu peradaban maupun ilmu pengetahuanandy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.comBlogger56125tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-83994835150757525622017-09-01T06:51:00.000-07:002018-01-26T00:53:49.845-08:00Raja-Raja Majapahit<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px; margin-bottom: 1em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: center;">
Raja-raja Majapahit</div>
Kertajasa Jawardhana (1293 – 1309)<br />
Merupakan pendiri kerajaan Majapahit, pada masa pemerintahannya, Raden Wijaya dibantu oleh mereka yang turut berjasa dalam merintis berdirinya Kerajaan Majapahit, Aryawiraraja yang sangat besar jasanya diberi kekuasaan atas sebelah Timur meliputi daerah Lumajang, Blambangan. Raden Wijaya memerintah dengan sangat baik dan bijaksana. Susunan pemerintahannya tidak berbeda dengan susunan pemerintahan Kerajaan Singasari. <span style="background-color: white;">Raja Jayanegara (1309-1328)</span><br />
<span style="background-color: white;">Kala Gemet naik tahta menggantikan ayahnya dengan gelar Sri Jayanegara. Pada Masa pemerintahannnya ditandai dengan pemberontakan-pemberontakan. Misalnya pemberontakan Ranggalawe 1231 saka, pemberontakan Lembu Sora 1233 saka, pemberontakan Juru Demung 1235 saka, pemberontakan Gajah Biru 1236 saka, Pemberontakan Nambi, Lasem, Semi, Kuti dengan peristiwa Bandaderga. Pemberontakan Kuti adalah pemberontakan yang berbahaya, hampir meruntuhkan Kerajaan Majapahit. Namun semua itu dapat diatasi. Raja Jayanegara dibunuh oleh tabibnya sendiri yang bernama Tanca. Tanca akhirnya dibunuh pula oleh Gajah Mada. </span><span style="background-color: white;">Tribuwana Tunggadewi (1328 – 1350) </span><br />
<span style="background-color: white;">Raja Jayanegara meninggal tanpa meninggalkan seorang putrapun, oleh karena itu yang seharusnya menjadi raja adalah Gayatri, tetapi karena ia telah menjadi seorang Bhiksu maka digantikan oleh putrinya Bhre Kahuripan dengan gelar Tribuwana Tunggadewi, yang dibantu oleh suaminya yang bernama Kartawardhana. Pada tahun 1331 timbul pemberontakan yang dilakukan oleh daerah Sadeng dan Keta (Besuki). Pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada yang pada saat itu menjabat Patih Daha. Atas jasanya ini Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit menggantikan Pu Naga. Gajah Mada kemudian berusaha menunjukkan kesetiaannya, ia bercita-cita menyatukan wilayah Nusantara yang dibantu oleh Mpu Nala dan Adityawarman. Pada tahun 1339, Gajah Mada bersumpah tidak makan Palapa sebelum wilayah Nusantara bersatu. Sumpahnya itu dikenal dengan Sumpah Palapa, adapun isi dari amukti palapa adalah sebagai berikut :”Lamun luwas kalah nusantara isum amakti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, ring Sunda, ring Palembang, ring Tumasik, </span><br />
<a name='more'></a><span style="background-color: white;">samana sun amukti palapa”. Kemudian Gajah Mada melakukan penaklukan-penaklukan. </span><br />
<span style="background-color: white;">Hayam Wuruk</span><br />
<span style="background-color: white;">Hayam Wuruk naik tahta pada usia yang sangat muda yaitu 16 tahun dan bergelar Rajasanegara. Di masa pemerintahan Hayam Wuruk yang didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada, Majapahit mencapai keemasannya. Dari Kitab Negerakertagama dapat diketahui bahwa daerah kekuasaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, hampir sama luasnya dengan wilayah Indonesia yang sekarang, bahkan pengaruh kerajaan Majapahit sampai ke negara-negara tettangga. Satu-satunya daerah yang tidak tunduk kepada kekuasaaan Majapahit adalah kerajaan Sunda yang saat itu dibawah kekuasaan Sri baduga Maharaja. Hayam Wuruk bermaksud mengambil putri Sunda untuk dijadikan permaisurinya. Setelah putri Sunda (Diah Pitaloka) serta ayahnya Sri Baduga Maharaja bersama para pembesar Sunda berada di Bubat, Gajah Mada melakukan tipu muslihat, Gajah Mada tidak mau perkawinan Hayam Wuruk dengan putri Sunda dilangsungkan begitu saja. Ia menghendaki agar putri Sunda dipersembahkan kepada Majapahit (sebagai upeti). Maka terjadilah perselisihan paham dan akhirnya terjadinya perang Bubat. Banyak korban dikedua belah pihak, Sri Baduga gugur, putri Sunda bunuh diri.</span><br />
<span style="background-color: white;">Tahun 1364 Gajah Mada meninggal, Kerajaan Majapahit kehilangan seorang mahapatih yang tak ada duanya. Untuk memilih penggantinya bukan suatu pekerjaan yang mudah. Dewan Saptaprabu yang sudah beberapa kali mengadakan sidang untuk memilih pengganti Gajah Mada akhirnya memutuskan bahwa Patih Hamungkubhumi Gajah Mada tidak akan diganti “untuk mengisi kekosongan dalam pelaksanaan pemerintahan diangkat Mpu Tandi sebagais Wridhamantri, Mpu Nala sebagai menteri Amancanegara dan patih dami sebagai Yuamentri. Raja Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389.</span><br />
<span style="background-color: white;">Wikramawardhana</span><br />
<span style="background-color: white;">Putri mahkota Kusumawardhani yang naik tahta menggantikan ayahnya bersuamikan Wikramawardhana. Dalam prakteknya Wikramawardhanalah yang menjalankan roda pemerintahan. Sedangkan Bhre Wirabhumi anak Hayam Wuruk dari selir, karena Bhre Wirabhumi (Putri Hayam Wuruk) dari selir maka ia tidak berhak menduduki tahta kerajaan walaupun demikian ia masih diberi kekuasaan untuk memerintah di Bagian Timur Majapahit , yaitu daerah Blambangan. Perebutan kekuasaan antara Wikramawardhana dengan Bhre Wirabhumi disebut perang Paregreg.</span><br />
<span style="background-color: white;">Wikramawardhana meninggal tahun 1429, pemerintahan raja-raja berikutnya berturut-turut adalah Suhita, Kertawijaya, Rajasa Wardhana, Purwawisesa dan Brawijaya V, yang tidak luput ditandai perebutan kekuasaan.</span></div>
</div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-57970191724462090382014-12-18T03:14:00.000-08:002014-12-18T03:14:10.351-08:00Sejarah Arkeologi Maritim Ditinjau dari perkembangan perahu di Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sejarah
Arkeologi Maritim Ditinjau dari perkembangan perahu di Indonesia<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo1;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Latar
Belakang Masalah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Indonesia
merupakan Negara yang terkenal dengan negara maritim karena wilayah indonesia
lebih dari separuhnya adalah wilayah perairan. Selain itu indonesia jug
terkenal sebagai negara seribu pulau karena negara indonesia memiliki banyak
pulau-pulau yang berjajar dari Sabang sampai Merauke. Dalam perjalanan sejarah
bangsa Indonesia tentunya tidak pernah lepas dari perkembangan teknologi
pelayaran, dalam hal ini mengkaji mengenai teknologi perahu yang merupakan saah
satu hasil budaya bahari yang sejak lama telah memegang peranan penting dalam
perkembangan sejarah Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perkembangan
perahu di Nusantara terjadi sejak masa prasejarah yang telah memegang peranan penting
dalam kehidupan manusia di dunia termasuk Nusantara. Perahu selain memiliki fungsi
sosial ekonomi sebagai alat transportasi air, untuk berkomunikasi antar
masyarakat, perdagangan dan sarana mencari ikan, perahu juga berkaitan erat
dengan religi masyarakat pendukungnya yang mendiami pulau-pulau di Nusantara.
Berdasarkan data dan bukti-bukti yang menunjukkan adanya perkembangan perahu di
Nusantara memang belum banyak dikaji, sehingga dalam penjelasan yang lebih
kongkret mengenai perkembangan sejarah maritim di Nusantara belum banyak
peneliti yang mendeskripsikannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Dalam perkembangannya perahu di Nusantara memilki
beberapa karakteristik model dan bentuk perahu yang didasari oleh fungsi dan
kegunaannya. Bentuk perahu yang ada di Nusantara memiliki perbedaan baik dari
segi bentuk dan teknologi yang telah dipakai dalam pembuatan perahu. Perbedaan
perahu yang terdapat di nusantara didasari oleh faktor alam dan faktor manusia
itu sendiri Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan mengenai perkembagan
perahu berdasarkan periodisasinya dimulai dari zaman prasejarah kemudian
berlanjut pada masa kerajaan Hindu-Budha. Dalam hal ini penulis akan mencoba
mengemukakan materi penjelasan mengenai perkembangan teknologi maupun
periodisasi penggunaan perahu dalam kehiduapan masyarakat di Nusantara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<br /></div>
<ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="A">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Rumusan
Masalah.<o:p></o:p></span></b></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-list: l3 level1 lfo2; mso-text-indent-alt: -10.75pt; text-indent: -35.45pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span>1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bagaimana perkembangan perahu pada masa
Prasejarah di Nusantara?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-list: l3 level1 lfo2; mso-text-indent-alt: -10.75pt; text-indent: -35.45pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span>2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bagaimana perkembangan perahu pada masa
kerajaan di Nusantara ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="A">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tujuan
Penelitian<o:p></o:p></span></b></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-list: l4 level1 lfo3; mso-text-indent-alt: -10.9pt; text-indent: -35.45pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span>1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Untuk mengetahui perkembangan perahu
pada masa Prasejarah di Nusantara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-list: l4 level1 lfo3; mso-text-indent-alt: -10.9pt; text-indent: -35.45pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span>2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Untuk mengetahui perkembangan perahu pada
masa kerajaan di Nusantara.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: center; text-indent: 34.0pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BAB
II<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: center; text-indent: 34.0pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo4;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perkembangan Perahu pada masa
Prasejarah.</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6733162421703893674" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menurut
catatan prasejarah, asal mula transportasi air melalui penyebrangan sungai sudah
dilakukan sejak zaman Paleolitik atau zaman batu yang merupakan zaman purba
ketika manusia masih mennggunakan peralatan batu. Kemudian berkembang pada
zaman Neolitik yang sudah menggunakan peralatan batu cetakan halus.
Transportasi laut yang mula-mula muncul adalah <i>coracle</i> yang dikenal di Inggris, dengan bentuk seperti mangkuk
bulat telur yang terbuat dari kerangka kayu yang dilapisi denan kulit binatang
yang kemudian berkembang menjadi kano.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perahu
jenis kano mulai berkembang di Nusantara dan berawal pada zaman Neolitik. Perkembangan
kano mulai diadaptasikan dan dibuat oleh manusia pada zaman itu dengan
peralatan seadanya. Mengenai cara pembuatannnya akan dijelaskan lebih rinci
dalam pernyataan dibawah ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 34.0pt; margin-right: 34.0pt; margin-top: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">“Perkembangan
Kano di Nusantara sudah dikenal manusia pada masa Neolitik, dimana pada cara
pembuatannya manusia pada zaman itu menggunakan batang pohon yang telah
ditumbangkan kemudian dipotong dengan peralatan batu, ukuran potongan
disesuaikan dengan ukuran perahu yang akan dibuat, kemudian kulit-kulit pohon
dikelupas dengan menggunakan peralatan beliung dan belicung. Sedangkan untuk
membuat rongga lubang, batang dibakar sambil dihaluskan menggunakan beliung dan
belicung” (Pramono, 2005:103).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perahu
jenis kano yang telah dikenal oleh manusia pada masa Neolitik tersebut dikenal
dengan nama <i>dugout-kano</i>. Perahu
semacam ini telah banyak berkembang di kepulauan Nusantara yang sering
digunakan untuk penyeberangan sungai di Jawa. Dalam perkembangannya, perahu
kano kemudian diberi cadik yang berfungsi sebagai penahan dari ancaman ombak di
laut. Perahu kano bercadik dapat dibedakan menjadi 2 yakni perahu kano yang memiliki cadik tunggal dan
perahu kano yang memiliki cadik ganda yang ditempatkan di dalam kedua sisi
perahu. Persebaran jenis perahu bercadik tunggal dapat kita temui di perairan
laut Papua Irian, sedangkan untuk jenis perahu kano bercadik ganda telah
berkembang di sepanjang pesisir utara Jawa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo4;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perkembangan
Perahu pada Masa Kerajaan di Nusantara<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perkembangan
teknologi maritim di Nusantara tidak hanya berhenti sampai pada masa Neolitik
saja, akan tetapi perkembangan teknologi transportasi laut berkembagn pesat
pada awal masa Hindu-Budha di Nusantara. Salah satu bukti terkuat yang
menggambarkan perahu tradisional Nusantara pada masa Hindu – Budha adalah
relief-relief yang dipahatkan pada Candi Borobudur. Bentuk-bentuk perahu yang
terdapat pada relief-relief candi Borobudur antara lain <o:p></o:p></span></div>
<ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perahu-perahu besar dengan
layar lebar yang dapat memuat barang dagangan sampai ratusan ton dan
penumpang sekitar dua ratus orang.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perahu-perahu kecil tanpa
cadik atau yang disebut juga dengan perahu jukung, perahu lesung, perahu
bertiang tunggal dengan cadik, perahu bertiang tunggal tanpa cadik, perahu
dayung tanpa tiang, serta perahu bertiang ganda dengan cadik.<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perkembangan
bentuk perahu tradisional Nusantara pada masa ini banyak dipengaruhi dari
perahu Jung (layar lebar) dari Cina. Datangnya perahu-perahu Jung dari Cina,
teknologi perahu Nusantara tidak hanya menggunakan cadik dan berbentuk
sederhana, tapi juga menggunakan layar lebar. Perkembangan selanjutnya perahu
yang berada di Nusantara memiliki banyak perbedaan yakni untuk perahu yang
digunakan pada masa kerajaan Sriwijaya. Jenis
perahu lainnya dari masa Sriwijaya adalah perahu lesung, yaitu perahu yang
terbuat dari satu balok kayu besar dan panjang yang dilubangi di bagian
tengahnya. Jennis-jenis perahu lesung dari masa kerajaan ini antara lain :
perahu lesung yang sangat sederhana, perahu lesung yang dipertinggi dengan
cadik, dan perahu lesung yang dipertinggi tanpa cadik. Perahu-perahu ini ada
yang dilengkapi dengan tiang tunggal dan ada pula yang dilengkapi dengan tiang
ganda (<a href="https://artshangkala.wordpress.com/2010/10/22/perahu-perahu-di-masa-kerajaan-nusantara">https://artshangkala.wordpress.com/2010/10/22/perahu-perahu-di-masa-kerajaan-nusantara</a>).
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perkembangan
perahu pada masa kerajaan Sriwijaya sangat pesat. Hal ini dibuktikan bahwa
kerajaan Sriwijaya pernah menjadi salah satu kerajaan yang menguasai lautan dan
merupakan negara maritim yang disegani pada abad 7M (Reid, 2011:25). Perahu ada
masa kerajaan Sriwijaya banyak digunakan sebagai alat trasnportasi laut dan
digunakan untuk menagkap ikan di lautan, perahu lesung yang digunakan oleh
masyarakat Sriwijaya merupakan sala satu perahu yang dapat dikatakan memiliki
teknologi tinggi, karena jenis perahu lesung yang digunakan sudah mampu
menjelajahi perairan di sekitar Sumatra dan Kalimantan. Pusat perekonomian
kerajaan Sriwijaya berada pada sentral perdagangan yang memanfaatkan laut
sebagai penggerak laju ekonomi kerajaayan Sriwijaya, sehingga menjadikan perahu
sebagai salah satu alat trasportasi yang memiliki penanan penting bagi kemajuan
kerajaan Sriwijaya, selain itu perahu juga digunakan sebagai alat untuk
mengangkut para prajurit Sriwijaya dalam upaya melakukan penaklukan
daerah-daerah sekitar untuk memperluas kekuasaan kerajaan Sriwijaya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selain
pada masa kerajaan Sriwijaya yang umunya masyarakatnya sudah mengenal teknik
pembuatan perahu yang dapat dgunakan sebagai alat transportasi laut, kerajaan
Majapahit juga merupakan sebuah kerajaan besar pada abad 13-15 Masehi yang
hampir menguasai hampir seluruh Nusantara dan beberapa daerah di luar Indonesia
serta memiliki perdagangan dan pelayaran yang begitu maju. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perahu-perahu
jung pada masa Majapahit ini memiliki berbagai ukuran mulai dari kecil hingga
besar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perjalanan yang ditempuh.
Perjalanan mencari rempah-rempah ke daerah Ambon, Sumbawa, Flores dan
lain-lain, perahu yang digunakan adalah perahu Jung besar dengan bobot ratusan
ton. Sedangkan pelayaran dalam wilayah sekitar pulau Jawa menggunakan perahu
jung kecil atau perahu jungkung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam
berbagai catatan melayu yang telah ditemukan dalam berbagai sumber tertulis,
dapat dijelaskan tentang perkembangan teknologi pelayaran kerajaan Majapahit
yang sangat tekenal akan kekuatan maritimnya, seperti yang dijelaskan oleh
Nugroho (2011:283) yang menyebutkan bahwa setiap negara rata-rata memiliki
100-200 perahu dengan berbagai tipe dalam setiap ekspedisi, untuk ukuran
pedagang kaya hanya memiliki 40 perahu, berbeda dengan Majapahit yang dalam
satu ekspedisi mengerahkan hingga 2800 perahu. Dari pernyataan tersebut dapat
diketahui bahwa armada laut kerajaan Majapahit sudah dapat dikatakan maju dan
tergolong sebagai kerajaan yang menguasai wilayah maritim Nusantara<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Arkeologi
dan teknologi pembangunan perahu nusantara <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Upaya
perekonstruksian peristiwa masa lalu serta uraian sejarahnya, didasarkan atas
sumber informasi yang berupa bukti peninggalan peristiwa itu sendiri. Wujudnya
dapat berupa dokumen tertulis maupun sisa benda budaya. Informasi dari data
yang diperoleh melalui kegiatan arkeologi maritim selama ini, secara garis
besar memperlihatkan bahwa teknologi pembangunan perahu nusantara (di luar
jenis yang disebut dengan dug-out canoe atau perahu lesung, yang dibuat hanya
dari sebatang pohon saja) menggunakan a. teknik Ikat; b. teknik gabungan ikat
dan pasak; c. teknik pasak; serta d. teknik lain. Patut dicatat pula bahwa
pengelompokkan teknologi pembangunan perahu ini dapat dikaitkan dengan aspek
kronologinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">1. Teknik ikat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Teknik
ikat rnurni memang belum dijumpai bukti arkeologisnya. Hasil penelitian
terbatas atas data yang menginformasikan keberadaan pemanfaatan teknik ikat
yang bercampur dengan pemanfaatan pasak, namun teknik ikatnya sendiri tetap
mendominasi pembentukan badan perahu. Bangkai perahu di situs Kuala Pontian
adalah contohnya. Sementara catatan etnografis membantu pengenalan teknologi
tua tadi seperti yang masih terlihat pada perahu penangkap ikan paus (peledang)
di Pulau Lembata (Lomblen), Nusa Tenggara Timur; maupun perahu berteknik ikat
di Pulau Hainan (Vietnam) dan Pilipina.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2. Teknik gabungan ikat
dan pasak<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bukti
yang diperoleh dari beberapa situs bangkai perahu di Sumatera Selatan
(Sambirejo; Kolam Pinisi; Tulung Selapan; TPKS Karanganyar) memperlihatkan
bahwa teknik ikat makin bergeser perannya oleh kehadiran pasak kayu. Ini
tercerrnin dengan semakin dekatnya jarak antara lubang-lubang untuk memasukkan
pasak kayu tersebut pada tepian papan-papannya. Artinya pasak kayu tidak lagi
berfungsi hanya sebagai sarana pembantu memperkokoh sambungan tetapi justru
merupakan bagian yang dominan dalam teknik pembangunan perahu tersebut. Secara
kronologis, inilah tipe perahu dari antara abad ke-5 hingga abad ke-8.
Berkaitan dengan itu, kita juga dapat mengatakan bahwa upaya pengenalan akan
model perahu yang digunakan pada zaman Sriwijaya tampaknya layak mengacu ke
sana (Koestoro,1993).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">3. Teknik Pasak<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Walaupun
bukti arkeologisnya belum dijumpai, sumber Portugis abad ke-16 mendeskripsikan
tentang jung berteknik pasak berkapasitas hingga 500 ton. Dalam perahu yang
bertradisi Asia Tenggara itu tidak dikenal pemakaian simpul tali atau paku.
Pemanfaatan teknik pasak demikian itu terus berlanjut hingga beberapa waktu berselang,
sebagaimana terlihat dalam pembangunan perahu pinisi di Sulawesi dan lete di
Madura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">4 . Teknik Lain<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 34.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selain
yang telah disebut di atas, dikenal pula adanya teknik lain dalam pembangunan
perahu, yakni teknik jahit dan teknik paku. Kedua ,jenis teknik tersebut sampai
saat ini masih dapat dijumpai, yakni di sekitar Samudera Hindia dan di Cina
(Utara). Sayang sekali belum ada penemuan atas situs-situs bangkai perahu yang
memanfatkan teknik pembangunan yang demikian di nusantara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; page-break-after: avoid;">
<!--[if gte vml 1]><v:shapetype
id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" o:spt="75" o:preferrelative="t"
path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/>
<v:f eqn="sum @0 1 0"/>
<v:f eqn="sum 0 0 @1"/>
<v:f eqn="prod @2 1 2"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @0 0 1"/>
<v:f eqn="prod @6 1 2"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="sum @8 21600 0"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @10 21600 0"/>
</v:formulas>
<v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
<o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;margin-left:-.3pt;margin-top:.2pt;width:225pt;height:126pt;
z-index:-251660288' wrapcoords="-72 0 -72 21471 21600 21471 21600 0 -72 0">
<v:imagedata src="file:///C:\Users\Andy\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg"
o:title="images cadik 2"/>
<w:wrap type="through"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--><o:p></o:p></div>
<div class="MsoCaption" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<br /><table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr><td bgcolor="white" height="41" style="background: white; vertical-align: top;" width="298"></td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="tab-stops: 150.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Daftar
Rujukan<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="tab-stops: 150.0pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; tab-stops: 150.0pt; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">https://artshangkala.wordpress.com/2010/10/22/perahu-perahu-di-masa-kerajaan-nusantara.
Diakses pada tanggal 10 Desember 2014.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; tab-stops: 150.0pt; text-indent: -35.45pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; tab-stops: 150.0pt; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Koestoro, Lucas Partanda, 1993. <i>Tinggalan Perahu di Sumatera Selatan Perahu Sriwijaya. </i>Palembang:
Pemda Dati I Sumatera Selatan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; tab-stops: 150.0pt; text-indent: -35.45pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; tab-stops: 150.0pt; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Nugroho, D. 2011. <i>Majapahit Kerajaan Maritim. </i>Jakarta: Yayasan Suluh Nusantara
Bhakti.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; tab-stops: 150.0pt; text-indent: -35.45pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; tab-stops: 150.0pt; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Pramono, D. 2005. <i>Budaya Bahari</i>. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; tab-stops: 150.0pt; text-indent: -35.45pt;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; tab-stops: 150.0pt; text-indent: -35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Reid, A. 2011. Menuju Sejarah Sumatra Antara Indonesia
dan Dunia.Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
</div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-75264543818928204362014-04-28T03:55:00.000-07:002014-12-18T03:14:33.132-08:00PENGARUH PERKEMBANGAN BUDAYA PERADABAN BACHSON HUABIN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Algerian; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pengaruh budaya </span><span lang="EN-US" style="font-family: Algerian; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dan Peradaban </span><span style="font-family: Algerian; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bacson, Hoa - Bihn, dan
Dongson dengan perkembangan budaya masyarakat awal di kepulauan Indonesia</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg9ssazQi_uYlHbVefO_3EDzFr_LqjnTUDuCEIe6LA4pbyxwCkEEw5Dy6m711wPS2_mln5hW-xJnp1Mbxwj6tCBXw8Q4v97X6I9pINQZzn_Y0ObSVVgij1PdYYivAmnPnEp4cq472L25A/s1600/suin.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg9ssazQi_uYlHbVefO_3EDzFr_LqjnTUDuCEIe6LA4pbyxwCkEEw5Dy6m711wPS2_mln5hW-xJnp1Mbxwj6tCBXw8Q4v97X6I9pINQZzn_Y0ObSVVgij1PdYYivAmnPnEp4cq472L25A/s1600/suin.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: 150%; text-align: left; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Algerian; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Secara geografis, wilayah Indonesia berada pada posisi silang di antara
dua benua (Asia dan Australia) dan diantara dua samudera (Hindia dan Pasifik).
Posisi silang tersebut menjadikan Indonesia mudah mendapatkan pengaruh dari
luar, terutama pengaruh terhadap peradaban dan budaya. Untuk dapat lebih
memahami apa dan bagaimana pengaruh dari luar tersebut terhadap peradaban dan
budaya Indonesia, perhatikan uraian materi di bawah ini dengan saksama!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm 18.0pt 45.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<b><span lang="EN-US"><u3:shape alt="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqfChnVwoPb4dHPpqmSZAqY7SkGtLD83ygx5w8zjIR4WiBDaJ63eiLs-dO9846OABrhQUoiP0UUh8KuABCgoTBGdslGgZSG_ZV9-75ZzYl3K6gsEa-tMgIcd3gLdObVA5dek_tXVKwzTvi/s320/mekongmap.jpg" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqfChnVwoPb4dHPpqmSZAqY7SkGtLD83ygx5w8zjIR4WiBDaJ63eiLs-dO9846OABrhQUoiP0UUh8KuABCgoTBGdslGgZSG_ZV9-75ZzYl3K6gsEa-tMgIcd3gLdObVA5dek_tXVKwzTvi/s1600/mekongmap.jpg" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5566887301781220178" style="height: 187.2pt; left: 0px; margin-left: 264.45pt; margin-top: 4.05pt; position: absolute; text-align: justify; visibility: visible; width: 240.15pt; z-index: 1;" type="#_x0000_t75" u2:button="t" u2:spid="_x0000_s1033" wrapcoords="-135 0 -135 21462 21587 21462 21587 0 -135 0"><b style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span lang="EN-US"></span></b></u3:shape></span></b></div>
<div style="display: inline !important; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b style="line-height: 150%; text-indent: -36pt;"><span lang="EN-US">Peradaban
Lembah Sungai Mekong.</span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">.LokasiPeradaban Lembah Sungai Mekong beraal dari Daerah pegunungan
Kwen Lun di Asia Tengah yang mengalir melalui daerah Cina Selatan, Sungai Mkong
menjadi perbatasan antara Thailand dan Indo Cina dan membangun Tanjung
Kamboja seperti paruh bebek. Sehingga nantinya Sungai Mekong memberikan
kesuburan tanah kepada daerah-daerah yang dilalui, seperti Laos, Vietnam, dan
Kamboja. </span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><u2:p></u2:p><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">2.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US">Pendukung</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Manusia-manusia
kuno juga berasal dari Asia Tengah. Melalui sungai atau lembah mereka menyebar
ke daerah pantai. Penyebaran mereka mungkin disebabkan karena adanya wabah
penyakit atau bencana alam. Dari fosil yang ditemukan, dapat dinyatakan bahwa
mereka terdiri atas beberapa macam ras, yaitu: <u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">a. Ras Papua Melanesoid, <u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">b. Ras Europaede<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">c. Ras Mongoloide <u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">d. Ras Austroloide<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">e. Ras Melayu <u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="text-align: justify;">
<tbody>
<tr>
<td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;"><div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: .35pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><u3:shapetype adj="2700" coordsize="21600,21600" id="_x0000_t97" path="m@5,qx@1@2l@1@0@2@0qx0@7@2,21600l@9,21600qx@10@7l@10@1@11@1qx21600@2@11,xem@5,nfqx@6@2@5@1@4@3@5@2l@6@2em@5@1nfl@10@1em@2,21600nfqx@1@7l@1@0em@2@0nfqx@3@8@2@7l@1@7e" u2:spt="97"><u3:formulas><u3:f eqn="sum height 0 #0"><u3:f eqn="val #0"><u3:f eqn="prod @1 1 2"><u3:f eqn="prod @1 3 4"><u3:f eqn="prod @1 5 4"><u3:f eqn="prod @1 3 2"><u3:f eqn="prod @1 2 1"><u3:f eqn="sum height 0 @2"><u3:f eqn="sum height 0 @3"><u3:f eqn="sum width 0 @5"><u3:f eqn="sum width 0 @1"><u3:f eqn="sum width 0 @2"><u3:f eqn="val height"><u3:f eqn="prod height 1 2"><u3:f eqn="prod width 1 2"></u3:f></u3:f></u3:f></u3:f></u3:f></u3:f></u3:f></u3:f></u3:f></u3:f></u3:f></u3:f></u3:f></u3:f></u3:f></u3:formulas><u3:path limo="10800,10800" textboxrect="@1,@1,@10,@7" u2:connectangles="270,180,90,0" u2:connectlocs="@14,0;@1,@13;@14,@12;@10,@13" u2:connecttype="custom" u2:extrusionok="f"><u3:handles><u3:h position="topLeft,#0" yrange="0,5400"></u3:h></u3:handles><u2:complex u3:ext="view"></u2:complex></u3:path></u3:shapetype><u3:shape fillcolor="white [3201]" id="_x0000_s1026" strokecolor="#fabf8f [1945]" strokeweight="1pt" style="height: 227.9pt; left: 0px; margin-left: 339.9pt; margin-top: 135.9pt; position: absolute; width: 146.5pt; z-index: -6;" type="#_x0000_t97" wrapcoords="3877 -71 3212 0 2437 568 2437 19255 886 19753 -111 20250 -111 20889 111 21529 886 21742 1108 21742 18055 21742 18831 21529 19163 20676 19163 2203 20160 2203 21822 1492 21822 639 21046 0 20382 -71 3877 -71"><u3:fill color2="#fbd4b4 [1305]" focus="100%" focusposition="1" focussize="" type="gradient"><u3:shadow color="#974706 [1609]" offset2="-3pt" offset="1pt" opacity=".5" type="perspective"><u3:textbox></u3:textbox></u3:shadow></u3:fill></u3:shape>Istilah
bacson-hoabinh ini dipergunakan sejak tahun 1920 -an yaitu untuk <u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: .35pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">menunjukan suatu tempat
pembuatan alat -alat batu yang khas dengan ciridari <u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: .35pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">peninggalan kebudayaan
bacson-hoabinh</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><u5:wrap type="tight"></u5:wrap>Percampuran antara Ras
Papua Melanesoid dengan Ras Europaede, mereka melahirkan bangsa Melayu yang
berkulit sawo matang. Daerah Teluk Tonkin di Indo Cina merupakan tanah
air mereka yang kedua. Dari Indo Cina mereka menyebar ke Kamboja, Muangthai
yang kemudian menjadi bangsa Austro-Asia, dan sebagian besar ke kepulauan
yang kemudian menjadi bangsa Austronesia.<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm 18.0pt 45.0pt; text-indent: -18.0pt;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="line-height: 150%; text-indent: -18pt;">3.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;"> </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Pusat Peradaban</span></div>
<span lang="EN-US"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><span style="line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Pada lembah sungai Mekong terdapat dua pusat peradaban, yaitu:</span></span></div>
<span lang="EN-US">
</span><br />
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">a.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US">BacsonHoabinh
yang nantinya terkenal dengan kebudayaan Mesolithikum atau kebudayaan batu
tengah.<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">b.Dongson
yang nantinya terkenal dengan kebudayaan perunggu.<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">4.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US">Kehidupan Masyarakat. <u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Para ahli berpendapat bahwa
masyarakat pendukung Peradaban Lembah Sungai Mekong berasal dari Asia Tengah.
Melalui sungai alau lembah- lembah mereka menyebar ke daerah pantai dan
akhirnya sampai dan hidup menetap di Lembah Sungai Mekong. Kehidupan mereka
adalah sebagai berikut:<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">a.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><span lang="EN-US">Memiliki kepandaian dalam bercocok tanam, baik dalam
tingkat berladang maupun bersawah<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="text-align: justify;">
<tbody>
<tr>
<td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;"><div class="MsoNormal">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6733162421703893674" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><u3:roundrect arcsize="10923f" fillcolor="white [3201]" id="_x0000_s1027" strokecolor="#b2a1c7 [1943]" strokeweight="1pt" style="height: 135.25pt; left: 0px; margin-left: 311.15pt; margin-top: 81.1pt; position: absolute; width: 184.65pt; z-index: -5;" wrapcoords="2842 -114 1895 0 189 1137 -95 2728 -95 18531 189 19895 284 20236 1800 21714 2747 21827 19042 21827 19989 21714 21505 20236 21789 18076 21695 3069 21316 1705 21411 1137 19611 0 18663 -114 2842 -114"><u3:fill color2="#ccc0d9 [1303]" focus="100%" focusposition="1" focussize="" type="gradient"><u3:shadow color="#3f3151 [1607]" offset2="-3pt" offset="1pt" opacity=".5" type="perspective"><u3:textbox></u3:textbox></u3:shadow></u3:fill></u3:roundrect>LATIHAN
1.1</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Berikan
contoh tentang ilmu perbintangan yang kamu ketahui!</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.
jelaskan keadaan masyarakat lembah sungai Mekong!</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><u5:wrap type="tight"></u5:wrap>Bercocok tanam
meliputi berladang maupun bersawah. Hasilnya berupa padi yang merupakan bahan
makanan pokok, di samping palawija yang merupakan tanaman selingan, seperti
kacang, kedelai, dan jagung. Untuk mengerjakan sawah, mereka menggunakan bajak
yang ditarik oleh kerbau atau sapi.<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">b.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US">Memiliki keahlian membuat perahu yang disebut perahu bercadik.<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Perahu ini dipergunakan untuk
perpindahan dari daratan Asia ke daerah kepulauan (Austronesia). Salah satu
ciri khas perahu buatan bangsa Melayu adalah dipergunakannya cadik. Cadik
terbuat dari kayu atau bambu dan yang membuat perahu menjadi seimbang sehingga
tidak mudah goyang.<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">c.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><span lang="EN-US">Memiliki pengetahuan tentang perbintangan ( astronomi)<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm 18.0pt 45.0pt; text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;">Pengetahuan astronomi dipergunakan
bangsa Melayu untuk pertanian dan pelayaran. Gugusan bintang Waluku yang
bentuknya seperti bajak dipergunakan sebagai tanda untuk mengetahui datangnya musim
bercocok tanam; sedangkan gugusan Bintang Salib Selatan dipergunakan untuk</span></div>
<span lang="EN-US"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><span style="line-height: 150%;">mengetahui arah dalam pelayaran.</span></span></div>
<span lang="EN-US">
</span><br />
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">d.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US"> Mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Pemujaan roh nenek moyang (animisme)
dan pemujaan terhadap benda-benda yang mempunyai kekuatan gaib (dinamisme)
adalah kepercayaan yang mereka kenal. Dalam prakteknya kedua macam kepercayaan
itu menimbulkan kebudayaan wayang, pemujaan makam dan sebagainya.</span><br />
<a name='more'></a><span lang="EN-US"><u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US">II. Peradaban Bacson Hoabinh.<u2:p></u2:p></span></b><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">a.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><span lang="EN-US">Lokasi<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Peradaban Bacson Hoabinh terletk di
Lembah Sungai Mekong. Bascon adalah daerah pegunungan dan Hoabinh adalah
dataran. Keduanya terletak tidak jauh dari Teluk Tonkin atau sekarang termasuk
wilayah Vietnam. Peradaban Bacson ditemukan di bukit-bukit kerang di pegunungan
Bacson atau di seblah utara kota Hanoi sekarang. Sedangkan Hoabinh ditemukan di
gua-gua di dataran rendah Propinsi Hoabinh. <u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">b.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US"> Pendukung<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Ras Papua Melanesoid
merupakan manusia pendukung peradaban Bacson Hoabinh. Teuku Jacop menyebutkan
ras ini dengan nama Ras Austro Melanesoid Yng sekrang menjadi penduduk asli
Irian Jaya.<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">c.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><span lang="EN-US"> Hasil Kebudayaan<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Peradaban daerah ini
pada mulanya merupakan pusat kebudayaan batu madya (Mesolitikum) di Asia
Tenggara. Hasil budayanya yang terkenal adalah:<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm 18.0pt 45.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="line-height: 150%; text-indent: -18pt;">1.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;"> </span></div>
<span lang="EN-US"><u3:shape alt="http://htmlimg1.scribdassets.com/98yso8ylz4ox5xt/images/6-7b952d750a/000.jpg" id="Picture_x0020_4" style="height: 164pt; left: 0px; margin-left: 306.4pt; margin-top: 66pt; position: absolute; text-align: justify; visibility: visible; width: 195.7pt; z-index: -7;" type="#_x0000_t75" u2:spid="_x0000_s1032" wrapcoords="-166 0 -166 21337 21523 21337 21523 0 -166 0"><u3:imagedata src="file:///C:\Users\Acer\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg" u2:title="000"><u5:wrap type="tight"></u5:wrap></u3:imagedata></u3:shape></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><span style="line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Kapak
Sumatra (Pebble) dengan bangsa Papua Melanesoid sebagai pendukungnya. yaitu
kapak yang terbuat dari bayu kali bundar yang dibelah , satu sisinya dibiarkan
sedangkan sisi lainnya dikerjakan lebih lanjut sesuai dengan kepeluan. Dalam
pengerjaannya kapak ini sebagiab besar masih kasar. Namun ada juga sebagian
yang dikerjakan secara halus atau diasah setelah mendapat pengaruh dari bangsa
Mongoloid yang sudah tinggi peradabannya.</span></span></div>
<span lang="EN-US">
</span><br />
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm 18.0pt 45.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="line-height: 150%; text-indent: -18pt;">2.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;"> </span></div>
<span lang="EN-US"><u3:rect id="_x0000_s1030" style="height: 30.05pt; left: 0px; margin-left: 321.8pt; margin-top: 37.45pt; position: absolute; text-align: justify; text-indent: 0px; width: 172.2pt; z-index: 8;"></u3:rect></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><span style="line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Kapak
pendek (hanche courte), yaitu kapak yang berbentuk setengah lingkaran yang
tajamnya terdapat pada sisi yang lengkung dan dikerjakan secara kasar.</span></span></div>
<span lang="EN-US">
</span><br />
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">3.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US">Alat-alat yang terbuat dari tulang binatang dalam berbagai bentuk.<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">d.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US"> Pengaruh budaya Bacson Hoabinh dengan perkembangan awal
masyarakat Indonesia. <u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Pengaruh budaya Bacson Hoabin
ternyata berkembang sampai ke kepulauan nusantara. Menurut penelitian para ahli
dapat disimpulkan bahwa daerah Bacson Hoabin merupakan pusat peradaban atau
kebudayaan Mesolithikum di Asia Tenggara. Kebudayaan Bacson Hoabin masuk
melalui Thailand Melayu lalu menyebar ke Nusantara. Ciri khas alat batu
kebudayaan Bacson Hoabin adalah penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan
batu kali yang berukuran kurang satu kepalan, dan sering kali seluruh tepiannya
menjadi bagian yang tajam.<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Bukti-bukti adanya pengaruh
peradaban dan kebudayaan Bacson Hoabinh terhadap perkembangan awal
masyarakat Indonesia adalah:<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">1.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US">Ditemukannya Kebudayaan Sumatra ( Pebble Culture)</span><span lang="EN-US" style="font-size: 10.0pt; letter-spacing: .35pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><u2:p></u2:p><o:p></o:p></span></div>
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="text-align: justify;">
<tbody>
<tr>
<td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;"><div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><u3:roundrect arcsize="10923f" fillcolor="white [3201]" id="_x0000_s1028" strokecolor="#d99594 [1941]" strokeweight="1pt" style="height: 168.45pt; left: 0px; margin-left: 333.25pt; margin-top: 54.35pt; position: absolute; width: 149.65pt; z-index: -4;" wrapcoords="3348 -96 2268 0 324 960 -108 2688 -108 18912 216 20064 1620 21408 2916 21792 3348 21792 18468 21792 18792 21792 19980 21504 20196 21408 21600 19872 21816 18336 21816 2976 21600 2400 21168 1440 21276 1056 19116 0 18144 -96 3348 -96"><u3:fill color2="#e5b8b7 [1301]" focus="100%" focusposition="1" focussize="" type="gradient"><u3:shadow color="#622423 [1605]" offset2="-3pt" offset="1pt" opacity=".5" type="perspective"><u3:textbox></u3:textbox></u3:shadow></u3:fill></u3:roundrect>LATIHAN
1.2</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 7.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US">Pengaruh budaya Bacson Hoabinh dengan perkembangan awal masyarakat
Indonesia!</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 7.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebutkan
hasil kebudayaan Bacson Hoabinh!</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><u5:wrap type="tight"></u5:wrap>Hasil budaya
terpenting adalah kapak Sumatra ( Pebble Culture) , kapak pendek (Hache courte),
dan alat- alat tulang serta didukung oleh bangsa Papua Melanesoid.<span style="letter-spacing: .35pt;"> Penyelidikan tentang persebaran kapak Sumatera
dan kapak Pendek membawa kita melihat daerah Tonkin di Indocina dimana
ditemukan pusat kebudayaan Prasejarah di pegunungan Bacson dan daerah Hoabinh
yang </span><span style="letter-spacing: .25pt;">letaknya saling berdekatan.<u2:p></u2:p></span></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">2.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US">Ditemukannya Kebudayaan Sampung Ponorogo ( Bone Culture)</span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><u2:p></u2:p><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Hasil budaya terpenting adalah
alat-alat dari tulang dalam berbagi bentuk serta didukung oleh bangsa Papua
Melanesoid.<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US">Meskipun masyarakat awal di Indonesia mendapat
pengaruh peradaban dan kebudayaan Bacson Hoabinh namun Kebudayaan
Mesolithikum Indonesia tidak seluruhnya mendapat pengaruh peradaban Bacson
Hoabinh, tetapi mendapat pengaruh Kebudayaan Mesolithikum dari Asia Daratan (
Cina). Terbukti dengan diketemukannya Kebudayaan Toala ( SulawesiSelatan).
Hasil budayanya yang terpenting adalah alat-alat serpih ( flakes) yang tidak
ditemukan dalam kebudayaan Bacson Hoabinh. Sedangkan Ras pendukungnya
adalah Ras Wedoidbukan bangsa Papua Melanesoid. Jadi dari penjelasan di atas
dapat disimpukan bahwa Kebudayaan Mesolithikum pada masyarakat awal di
Indonesia mendapat dua pengaruh peradaban besar yaitu : <u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">1.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US">Peradaban Bacson Hoabinh dengan kapak
Sumatra dan alat-alat tulang sebagai ciri khasnya.<span style="letter-spacing: .35pt;"> </span></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><u2:p></u2:p><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">2.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US">Peradaban Mesolithikum Asia
Daratan ( Cina) dengan alat- alat serpih (flakes) sebagai ciri khasnya.<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Kedua kebudayaan besar tersebut nantinya bertemu di Indonesia di dua
tempat yaitu di Jawa dan Sulawesi. Hal itu terbukti dari:<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">1.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US">Diketemukannya Kebudayaan Sampung
Ponorogo<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Di tempat ini ditemukan alat-alat serpih ( flakes) yang menjadi ciri
khas Mesolithikum Asia DAaratan, tetapi juga diketemukan alat-alat tulang dan
pendukungnya adalah bangsa Papua Melanesoid sebagai ciri khas
Mesolithikum Bacson Hoabinh.<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US">2.</span><span lang="EN-US" style="font-size: 7.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US">Ditemukannya kebudayaan Toala (
Sulawesi Selatan)<u2:p></u2:p></span><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><u3:shape id="_x0000_s1031" style="height: 170.9pt; left: 0px; margin-left: 244.4pt; margin-top: 81.7pt; position: absolute; text-align: justify; visibility: visible; width: 260.2pt; z-index: -3;" type="#_x0000_t75" wrapcoords="-125 0 -125 21423 21542 21423 21542 0 -125 0"><u3:imagedata src="file:///C:\Users\Acer\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg" u2:title="330ftrc"><u5:wrap type="tight"></u5:wrap></u3:imagedata></u3:shape></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;">Di
tempat ini di temukan alat-alat tulang dan kapak Sumatra yang menjadi ciri khas
Mesolithikum Bacson Hoabinh, tetapin juga ditemukan alat-alat serpih (flakes)
dan pendukungnya adalah bengsa atau Ras Wedoid sebagai ciri khas Mesolithikum
Asia Daratan.</span></div>
<br />
<u2:p></u2:p>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
</div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-1039051737901456692014-03-29T06:40:00.000-07:002014-03-29T06:40:39.308-07:00Latar Belakang Timbulnya Sistem Tanam Paksa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN;">Pada tahun 1830, Johannes van den Bosch diangkat sebagai gubernur jenderal
Hindia Belanda yang diserahi tugas tugas utama meningkatkan produksi tanaman
ekspor yang terhenti selama sistem pajak tanah berlangsung. Beban tugas yang
berat tersebut didorong oleh keadaan parah keuangan negeri Belanda karena
hutang yang besar. Menurut Poesponegoro (2008: 325) menyatakan bahwa masalah
keuangan yang membelit Belanda tidak dapat ditanggulangi Belanda sendiri,
pemikiran timbul untuk mencari pemecahan-pemecahannya di koloni-koloninya di
Asia, yaitu di Indonesia. Hasil pertimbangan-pertimbangan ini menjadi gagasan
Sistem Tanam Paksa yang diintroduksi oleh van den Bosch sendiri.</span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN;">Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel) merupakan sebuah eksperimen unik dalam
rekayasa sosio-ekonomi. Van den Bosch adalah salah satu orang dari
Belanda yang diangkat menjadi Komisaris Jenderal yang memiliki kekuasaan luar
biasa, yang pada saat itu menguasai sepenuhnya di Indonesia. Ia menerapkan
Sistem Tanam Paksa untuk orang-orang pribumi Jawa guna sebagai bentuk
pembaharuan dari sistem sebelumnya yang pernah mengalami kegagalan dalam
pelaksanaannya, yaitu sistem pajak tanah. Sebelumnya, pelaksanaan sistem
ini menimbulkan beberapa sikap buruk yang dimiliki dari orang Belanda,
diantaranya Belanda tidak dapat menciptakan hubungan baik dengan pihak petani
Jawa, sehingga kekerabatan antara mereka tidak terjalin dengan baik. Belanda
juga tidak mencoba untuk mendekati para bupati dan kepala desa, yang nantinya
dapat membantu mereka untuk mengekspor tanaman-tanaman yang terdapat di
Jawa untuk dimanfaatkan pihak Belanda sendiri.</span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN;">Melihat kegagalan dari sistem tersebut, akhirnya Van den Bosch beralih ke
sistem yang baru yaitu cultuurstelsel (tanam paksa). Dengan mengamati letak
geografis di pulau Jawa yang sangat luas dan memiliki berbagai macam
tanaman berharga, Belanda membuat peraturan baru yang jauh berbeda dari sistem
sebelumnya. Diantaranya adalah merubah strategi pada pajak yang dikehendaki
dengan mengharuskan rakyat Jawa membayarnya dalam bentuk barang, yaitu
menyerahkan sebagian hasil-hasil pertanian mereka untuk diserahkan kepada pihak
Belanda, bukan lagi dengan menyerahkan dalam bentuk uang yang dilakukan pada
masa pajak tanah.</span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Setelah tiba di Indonesia
(1830) Van den Bosch menyusun program sebagai berikut : <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">sistem
sewa tanah dengan uang harus dihapus karena pemasukannya tidak banyak dan
pelaksanaannya sulit. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Sistem
tanam bebas harus diganti dengan tanam wajib dengan jenis-jenis tanaman yang
sudah ditentukan oleh pemerintah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Pajak
atas tanah harus dibayar dengan penyerahan sebagian dari hasil tanamannya
kepada pemerintah Belanda.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN;">Pelaksanaan Sistem
Tanam Paksa (1830-1870). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN;">Pelaksanaan Sistem tanam paksa tertuang dalam ketentuan-ketentuan pokok dalam
Staatsblad (Lembaran Negara) tahun 1834, no 22 berbunyi sebagai berikut:</span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l4 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN;">Persetujuan-persetujuan akan diadakan dengan penduduk
agar mereka menyediakan sebagian dari tanahnya untuk penanaman tanaman dagangan
yang dapat dijual di pasaran Eropa.</span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l4 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN;">Bagian dari tanah pertanian yang disediakan penduduk
untuk tujuan in tidak boleh melebihi seperlima dari tanah pertanian yang
dimiliki penduduk desa.</span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l4 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN;">Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman dagangan
tidak boleh melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi.</span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l4 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN;">Bagian dari tanah yang disediakan untuk menanam tanaman
dagangan dibebaskan dari pembayaran pajak tanah.</span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l4 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN;">Tanaman dagangan yang dihasilkan di tanah-tanah yang
disediakan, wajib diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda; jika nilai
hasil-hasil tanaman dagangan yang ditaksir melebihi pajak yang harus dibayar
rakyat, maka selisih positifnya harus diserahkan kepada rakyat.</span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l4 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN;">Panen tanaman dagangan yang gaagl harus dibebankan kepada
pemerintah, sedikit-dikitnya jika kegagalan ini tidak disebabkan oleh kurang
rajin atau ketekunan pihak rakyat.</span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l4 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN;">Penduduk desa mengerjakan tanah – tanah meeka dibawah
pengawasan kepala –kepala mereka, sedangkan pegawai – pegawai Eropa hanya
membatasi diri pada pengawasan apakah pengawasan pembajakan tanah, panen, dan
pengangkutan tanaman – tanaman agar berjalan dengan baik dan tepat waktu. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN;">Menurut ketentuan-ketentuan diatas memang tidak terlihat pemerintah Belanda
menekan rakyat. Namun di dalam prakteknya pelaksanaan sistem tanam paksa sering
sekali menyimpang jauh dari ketentuan-ketentuan di atas, sehingga rakyat banyak
dirugikan (Kecuali mungkin ketentuan nomor 4 dan 7). Dalam menjalankan tanam
paksa pemerintah Belanda menggunakan ikatan komunal dan ikatan desa untuk
mengorganisir masyarakat. Van den bosch menggunakan pengaruh para bupati
sehingga kekuasaan para bupati menjadi luas selain itu para bupati dan kepala
desa mendapatkan cultuurprocenten disamping pendapatan yang didapat dari
pemerintah, cultuurprocenten ini presentase tertentu dari penghasilan yang
diperoleh dari penjualan tanaman tanaman ekspor yang diserahkan kepada pegawai
Belanda, bupati dan kepala desa jika mereka berhasil mencapai atau melampaui
target produksi yang dibebankan kepada setiap desa. Cara-cara ini tentu saja
menimbulkan banyak penyelewengan yang merugikan rakyat karena pegawai Belanda
maupun para bupati dan kepala desa mempunyai keuntungan sendiri dalam usaha
untuk meningkatkan produksi tanaman dagang untuk ekspor. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN;">Salah satu akibat yang sangat penting dari tanam paksa adalah meluasnya
bentuk tanah milik bersama (komunal). Hal ini dikarenakan para pegawai
pemerintah kolonial cenderuing memperlakukan desa dengan semua tenaga kerja
yang tersedia dan tanah pertanian yang dimiliki penduduk desa sebagai satu
keseluruhan untuk memudahkan pekerjaan mereka dalam menetapkan tugas penanaman
paksa yang dibebankan pada setiap desa. Jika para pegawai pemerintah Belanda
misalnya harus mengadakan persetujuan yang terpisah dengan setiap petani,
memperoleh seperlima bidang tanah mereka, hal ini akan mempersulit mereka. Maka
akan jauh lebih mudah untuk menetapkan target yang harus dicapai oleh
masing-masing desa sebagai satu keseluruhan desa.</span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Dampak Terjadinya Tanam Paksa Di Indonesia <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Dampak dari terjadinya
tanam paksa di Indonesia dapat dikelompokkan dalam beberapa bidang yaitu :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l5 level1 lfo6; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Dalam
bidang pertanian<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Culture stelsel
menandai dimulainya penanaman tanaman komoditi pendatang di Indonesia secara
luas. Kopi dan teh, yang semula hanya ditanam untuk kepentingan keindahan taman
mulai dikembangkan secara luas. Tebu, yang merupakan tanaman asli, menjadi
populer pula setelah sebelumnya, pada masa VOC, perkebunan hanya berkisar pada
tanaman "tradisional" penghasil rempah-rempah seperti lada, pala, dan
cengkeh. Kepentingan peningkatan hasil dan kelaparan yang melanda Jawa akibat
merosotnya produksi beras meningkatkan kesadaran pemerintah koloni akan
perlunya penelitian untuk meningkatkan hasil komoditi pertanian, dan secara
umum peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pertanian. Walaupun demikian,
baru setelah pelaksanaan UU Agraria 1870 kegiatan penelitian pertanian
dilakukan secara serius.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l5 level1 lfo6; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Dalam
bidang sosial<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Dalam bidang pertanian,
khususnya dalam struktur agraris tidak mengakibatkan adanya perbedaan antara
majikan dan petani kecil penggarap sebagai budak, melainkan terjadinya
homogenitas sosial dan ekonomi yang berprinsip pada pemerataan dalam pembagian
tanah. Ikatan antara penduduk dan desanya semakin kuat hal ini malahan
menghambat perkembangan desa itu sendiri. Hal ini terjadi karena penduduk lebih
senang tinggal di desanya, mengakibatkan terjadinya keterbelakangan dan
kurangnya wawasan untuk perkembangan kehidupan penduduknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l5 level1 lfo6; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Dalam
bidang ekonomi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Dengan adanya tanam
paksa tersebut menyebabkan pekerja mengenal sistem upah yang sebelumnya tidak
dikenal oleh penduduk, mereka lebih mengutamakan sistem kerjasama dan
gotongroyong terutama tampak di kota-kota pelabuhan maupun di pabrik-pabrik
gula. Dalam pelaksanaan tanam paksa, penduduk desa diharuskan menyerahkan
sebagian tanah pertaniannya untuk ditanami tanaman eksport, sehingga banyak
terjadi sewa menyewa tanah milik penduduk dengan pemerintah kolonial secara
paksa. Dengan demikian hasil produksi tanaman eksport bertambah, mengakibatkan
perkebunan-perkebunan swasta tergiur untuk ikut menguasai pertanian di Indonesia
di kemudian hari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Akibat lain dari adanya
tanam paksa ini adalah timbulnya “kerja rodi” yaitu suatu kerja paksa bagi
penduduk tanpa diberi upah yang layak, menyebabkan bertambahnya kesengsaraan
bagi pekerja. Kerja rodi oleh pemerintah kolonial berupa
pembangunan-pembangunan seperti; jalan-jalan raya, jembatan, waduk, rumah-rumah
pesanggrahan untuk pegawai pemerintah kolonial, dan benteng-benteng untuk
tentara kolonial. Di samping itu, penduduk desa se tempat diwajibkan memelihara
dan mengurus gedung-gedung pemerintah, mengangkut surat-surat, barang-barang
dan sebagainya. Dengan demikian penduduk dikerahkan melakukan berbagai macam
pekerjaan untuk kepentingan pribadi pegawai-pegawai kolonial dan kepala-kepala
desa itu sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Pelaksanaan sistem
tanam paksa banyak menyimpang dari aturan pokoknya dan cenderung untuk
mengadakan eskploitasi agraris semaksimal mungkin. Oleh karena ittu, sistem
tanam paksa menimbulkan akibat secara umum yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">1. Bagi
Indonesia <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Sawah ladang menjadi terbengkalai karena
diwajibkan kerja rodi yang berkepanjangan sehingga penghasilan menurun drastis<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Beban rakyat semakin berat karena harus
menyerahkan sebagian tanah dan hasil panennya, membayar pajak, mengikuti kerja
rodi, dan menanggung risiko apabila panen gagal<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Akibat bermacam-macam beban, menimbulkan
tekanan fisik dan mental yang berkepanjangan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin
berat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"> Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit
dimana-mana sehingga angka kematian meningkat drastis. Bahaya kelaparan
menimbulkan korban jiwa yang sangat mengerikan di daerah Cirebon (1843), Demak
(1849), dan Grobogan (1850). Kejadian ini mengakibatkan jumlah penduduk menurun
darstis. Disamping itu, juga terjadi penyakit busung lapar (hongorudim)
dimana-mana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">2. Bagi
Belanda<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 39.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Keuntungan dan kemakmuran rakyat Belanda<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 39.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Hutang-hutang Belanda terlunasi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 39.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Penerimaan pendapatan melebihi anggaran
belanja<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 39.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"> Kas Negeri Belanda yang semula kosong dapat
terpenuhi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 39.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Amsterdam berhasil dibangun menjadi kota
pusat perdagangan dunia dan perdagangan berkembang pesat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">. Dampak
Positif Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Pelaksanaan sistem
tanam paksa di Indonesia (1830-1870) bagi negeri Belanda telah mampu
menghapuskan utang-utang internasionalnya bahkan menjadikannya sebagai pusat perdagangan dunia
untuk komoditi tropis (Fauzi, 1999:31). Dari pernyataan tersebut kita dapat
mengetahui betapa pelaksanaan sistem tanam paksa di Indonesia ini telah
memberikan keuntungan yang melimpah bagi negeri Belanda, namun tidak halnya
bagi masyarakat Indonesia. Bagi masyarakat Indonesia, sistem tanam paksa telah
menimbulkan berbagai akibat pada masyarakat pedesaan utamanya berkaitan dengan
hak kepemilikan tanah dan ketenagakerjaan. Meskipun demikian, pelaksaan sistem
tanam paksa sedikit banyak juga telah memberikan nilai-nilai positif bagi
masyarakat di pedesaan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Dalam tanam paksa,
jenis tanaman wajib yang diperintahkan untuk ditanam adalah kopi, tebu, dan
indigo. Dengan diperkenalkannya tanaman-tanamn ekspor ini maka masyarakat dapat
mengetahui tanaman apa saja yang bernilai jual tinggi di pasaran internasional.
Dengan bertambahnya pengetahuan masyarakat tradisional tentang tanaman ekspor,
maka tentunya etos kerja masyarakat akan mengalami peningkatan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Sistem tanam paksa
dapat diibaratkan sebagai 1 keping uang logam, disatu sisi pelaksanannya telah
memunculkan satu kerugian bagi masyarakat pedesaan Indonesia, namun disisi lain
sistem tanam paksa juga memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia.
Dampak positif dari sistem tanam paksa itu sendiri dapat dijabarkan sebagaimana
berikut: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l2 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Belanda
menyuruh rakyat untuk menanam tanaman dagang yang bernilai jual untuk diekspor
Belanda. Dengan ini rakyat mulai mengenal tanamn ekspor seperti kopi, nila,
lada, tebu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l2 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Diperkenalkannya
mata uang secara besar – besaran samapai lapisan terbawah masyarakat Jawa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l2 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Perluasan
jaringan jalan raya. Meskipun tujuannya bukan untuk menaikan taraf hidup
masyarakat Indonesia melainkan guna kepentingan pemerintah Belanda sendiri,
tetapi hal ini mencipatakan kegiatan ekonomi baru orang Jawa dan memungkinkan
pergerakan penduduk desa masuk ke dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
uang. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l2 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Berkembangnya
industialisasi di pedesaan<o:p></o:p></span></div>
</div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-33121563079019344902013-11-15T22:39:00.000-08:002015-10-12T13:07:15.169-07:00Faktor-Faktor penyebab kehancuran VOC<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
VOC ( Verenigde Oostindische Compagnie) atau yang biasanya kita kenal dengan kongsi dagang milik belanda ini telah berdiri sejak 1602 ini yang pertama kali datang ke indonesia untuk melakukan perdagangan keseluruh benua asia. tapi tahukah kalian bahwa VOC dulunya merupakan salah satu kongsi dagang yang paling berkuasa dan berjaya karena mereka memiliki banyak laba dari hasil penjualan rempah-rempah dan barang komoditi lainnya dari Asia yang kemudian dijual ke Eropa. Kemudia perusahaan yang dimiliki mayoritas seluruh warga negara Belanda ini pernah mengalami kebangkrutan dan akhirnya semua aset-asetnya diambil oleh pemerintahan Belanda pada sekitar abad ke-18. fajtor-faktor penyebab kebangkrutan VOC antara lain:<br />
<a name='more'></a>http://adf.ly/1Pp3Lx<a href="http://adf.ly/1Pp3Lx" target="_blank">http://adf.ly/1Pp3Lx</a><br />
<br />
<br />
<ol style="text-align: left;">
<li>banyaknya korupsi yang dilakukan oleh sebagaian besar pegawai tinggi VOC yang dibuat untuk membeli rumah-rumah mewah di Belanda</li>
<li>pembukuan mengenai laba yang berbeda antara kantor dagang di Asia dengan kantor di Pusat yakni di Belanda, sehingga menyebabkan banyak sekali uang-uang hasl laba dari VOC yang diselewengkan oleh para pegawai yang bekerja di kantor-kantor cabang VOC</li>
<li>Adanya ekspansi dagang yang dilakukan VOC untuk memperbesar daerah jangkauannya perdangannya yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit sedangkan laba yang dibubukan VOC tidak mencukupi sehingga banyak hutang-hutang yang timbul akibat ekspansi dagang tersebut.</li>
<li>adanya serangan terhadap kapal-kapal milik VOC di lautan yang dilakukan oleh armada kapal laut milik Eropa, sehingga banyak kapal dagang milik VOC yang tidak kembali sehingga membuat VOC menjadi kekurangan armada kapal untuk dagang,.<a href="http://adf.ly/1Pp3Lx" target="_blank">http://adf.ly/1Pp3Lx</a></li>
</ol>
</div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-69162276468865403292013-09-24T22:22:00.000-07:002013-09-24T22:22:20.765-07:00muncul dan berkembangnya agama hindu dan budha<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
A. MUNCUL dan
BERKEMBANGNYA AGAMA HINDU di INDIA</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
1. MUNCULNYA AGAMA HINDU di INDIA</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Perkembangan agama Hindu-Budha tidak dapat lepas dari
peradaban lembah Sungai Indus, di India. Di Indialah mulai tumbuh dan
berkembang agama dan budaya Hindu dan Budha. Dari tempat tersebut mulai
menyebarkan agama Hindu-Budha ke tempat lain di dunia. Agama Hindu tumbuh
bersamaan dengan kedatangan bangsa Aria (cirinya kulit putih, badan tinggi,
hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa (Peradaban Lembah Sungai Indus)
melalui celah Kaiber (Kaiber Pass) pada 2000-1500 SM dan mendesak bangsa
Dravida (berhidung pesek, kulit gelap) dan bangsa Munda sebagai suku bangsa
asli yang telah mendiami daerah tersebut. Bangsa Dravida disebut juga Anasah
yang berarti berhidung pesek dan Dasa yang berarti raksasa. Bangsa Aria sendiri
termasuk dalam ras Indo Jerman. Awalnya bangsa Aria bermatapencaharian sebagai
peternak kemudian setelah menetap mereka hidup bercocok tanam. Bangsa Aria
merasa ras mereka yang tertinggi sehingga tidak mau bercampur dengan bangsa
Dravida. Sehingga bangsa Dravida menyingkir ke selatan Pegunungan Vindhya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Orang Aria mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa
(Polytheisme), dan kepercayaan bangsa Aria tersebut berbaur dengan kepercayaan asli
bangsa Dravida yang masih memuja roh nenek moyang. Berkembanglah Agama Hindu
yang merupakan sinkretisme (percampuran) antara kebudayaan dan kepercayaan
bangsa Aria dan bangsa Dravida. Terjadi perpaduan antara budaya Arya dan
Dravida yang disebut Kebudayaan Hindu (Hinduisme). Istilah Hindu diperoleh dari
nama daerah asal penyebaran agama Hindu yaitu di Lembah Sungai Indus/ Sungai
Shindu/ Hindustan sehingga disebut kebudayaan Hindu yang selanjutnya menjadi
agama Hindu. Daerah perkembangan pertama agama Hindu adalah di lembah Sungai
Gangga, yang disebut Aryavarta (Negeri bangsa Arya) dan Hindustan (tanah milik
bangsa Hindu).</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
DEWA</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Orang Arya percaya dan memuja banyak dewa (Polytheisme). Bagi
mereka, tiap-tiap dewa merupakan lambang kekuatan terhadap alam sehingga perlu
disembah/ dipuja dan dihormati. Contoh dewa dalam kepercayaan bangsa Arya:</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Pretivi sebagai dewa Bumi, Surya sebagai Dewa Matahari, Vayu
sebagai Dewa Angin, Varuna sebagai Dewa Laut, Agni sebagai Dewa Api.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Dalam ajaran agama Hindu dikenal 3 dewa utama, yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Brahma sebagai dewa pencipta segala sesuatu.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Wisnu sebagai dewa pemelihara alam</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Siwa sebagai dewa perusak</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Ketiga dewa tersebut dikenal dengan sebutan Tri Murti</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
KITAB SUCI</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Kitab suci agama Hindu disebut Weda (Veda) artinya
pengetahuan tentang agama. Pemujaan terhadap para dewa-dewa dipimpin oleh
golongan pendeta/Brahmana. Ajaran ritual yang dijadikan pedoman untuk
melaksanakan upacara keagamaan yang ditulis oleh para Brahmana disebut kitab
Veda/Weda yang terdiri dari 4 bagian, yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
· Reg Veda, berisi tentang ajaran-ajaran
Hindu, merupakan kitab tertua (1500-900 SM) kira-kira muncul saat bangsa Aria
ada di Punjab.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
· Yajur Veda,
berisi doa-doa yang dibacakan waktu diselenggarakan upacara agama, lahir saat
bangsa Aria menguasai daerah Gangga Tengah.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
· Sama Veda,
berisi nyanyian puji-pujian yang wajib dinyanyikan saat diselenggarakan upacara
agama.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
· Atharwa Veda,
berisi kumpulan mantera-mantera gaib, doa-doa untuk menyembuhkan penyakit.
Doa/mantra muncul saat bangsa Arya menguasai Gangga Hilir.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Selain itu terdapat kitab-kitab sebagai berikut.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
ü Kitab Brahmanas
berisi pedoman ritual keagamaan bagi para Brahmana. Kitab Brahmana merupakan
tafsir dari kitab Weda</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
ü Upanishad berisi
khotbah-khotbah gaib. Kitab Upanisad berisi ajaran tentang cara-cara menghindarkan diri dari samsara.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
ü Aranyakas berisi
kitab untuk para pertapa.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Om merupakan simbol agama Hindu jika diucapkan secara sangat
sakral sama saja dengan berdoa itu sendiri.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
SISTEM KASTA</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Sistem kemasyarakatan yang tercipta dalam masyrakat Hindu
menurut Kitab Rig-Vega adalah sebagai berikut:</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
* Mereka hidup di
desa, mata pencaharian mereka beternak dan bertani. Mereka mengenal pertenunan,
pembuatan barang keramik dan pertukangan.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
* Kepala pemerintahan tertinggi, raja yang
berkuasa turun temurun. Dibantu dewan tertua dan kaum Brahmana.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
* Mengenal
pembagian masyarakat atas kasta-kasta tertentu, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya
dan Sudra. Pembagian tersebut didasarkan pada tugas/ pekerjaan mereka.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
· Brahmana
bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan, terdiri dari para pendeta.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Keberadaan kasta ini ada pada posisi paling penting dan punya
pranan yang sangat besar bagi berjalannya pemerintahan. Mereka adalah orang
yang paling mengerti menegnai seluk beluk agama Hindu, serta menjadi penasehat
raja.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
· Ksatria
berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk pertahanan Negara. Yang termasuk
dalam kasta ini adalah para bangsawan, raja dan keluarganya, para pejabat
pemerintah. Kasta ini memiliki kedudukan yang penting dalam pemerintahan, punya
banyak hak tetapi tidak memiliki kewajiban untuk membayar pajak, memberikan
persembahan, dsb.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
· Waisya
bertugas berdagang, bertani, dan berternak. Mereka yang tergolong dalam kasta ini
adalah para pedagang besar (saudagar),para pengusaha. Dalam golongan masyarakat
biasa kasta ini cukup memiliki peran penting.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
· Sudra bertugas
sebagai petani/ peternak, para pekerja/ buruh/budak. Mereka adalah para pekerja
kasar. Mereka mempunyai banyak kewajiban terutama wajib kerja tetapi
keberadaannya kurang diperhatikan.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Di luar kasta tersebut terdapat kasta Paria terdiri dari
pengemis dan gelandangan.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Pembagian kasta muncul sebagai upaya pemurnian terhadap
keturunan bangsa Aria sehingga dilakukan pelapisan yang bersumber pada ajaran
agama. Pelapisan tersebut dikenal dengan Caturwangsa/Caturwarna, yang berarti
empat keturunan/ empat kasta. Pembagian kasta tersebut didasarkan pada
keturunan. Dalam konsep Hindu sesorang hanya dapat terlahir sebagai Hindu bukan
menjadi Hindu.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Perkawinan antar kasta dilarang dan jika terjadi dikeluarkan
dari kasta dan masuk dalam golongan kaum Paria seperti bangsa Dravida. Paria
disebut juga Hariyan dan merupakan mayoritas penduduk India.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
KEMUNDURAN AGAMA HINDU</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Pada abad ke 6 SM agama Hindu mengalami kemunduran
(kemunduran bukan berarti hilang sama sekali) disebabkan oleh faktor-faktor,
yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
1. Kaum Brahmana
terlalu memonopoli upacara keagamaan.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Masyarakat umum tidak tahu mengenai seluk beluk (detail) agama
Hindu hanya pendetalah yang tahu karena mereka yang menguasai bahasa Sansekerta
(bahasa yang digunakan dalam kitan suci Weda). Hal ini menyebabkan muncul rasa
anti agama sebab seakan-akan agama Hindu hanya untuk kaum brahmana atau paling
tidak kasta ksatria tapi untuk rakyat biasa tidak akan memberikan pengaruh
baik.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
2. Adanya sistem
kasta dalam agama Hindu</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Sistem kasta dalam agama Hindu membedakan derajat dan
martabat manusia berdasarkan kelahirannya. Golongan Brahmana berada pada kasta
tertinggi sementara Masyarakat biasa terutama Sudra berada pada kasta terendah
yang dibebankan kewajiban yang berat. Karena kedudukannya tertinggi maka tak
jarang kaum pendeta bertindak sewenang-wenang.</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
3. Timbul golongan
yang berusaha mencari jalan sendiri untuk mencapai hidup abadi yang sejati.
Golongan tersebut disebut golongan Buddha yang dihimpun oleh Sidharta.</div>
</div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-14168316899802336392013-06-20T23:49:00.000-07:002013-08-17T19:52:26.034-07:00peranan habibie dala pelepasan timor-timor<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; text-align: justify; text-indent: -56.7pt;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">PERANAN B.J HABIBIE DALAM PEL</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">E</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">PASAN
TIMOR-TIMOR</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">Presiden Habbibie pada waktu
itu menyiapkan opsi jajak pendapat di timor timur dan presiden B.J habibie
memberikan 3</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;"> opsi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;"> <span lang="IN">Di bawah proposal Habibie pemerintah di
Jakarta bertanggung jawab hanya untuk kebijaksanaan luar negeri, menjaga musuh
dari penyerbuan oleh negeri asing, dan masalah keuangan. Proposal Habibie
merupakan otonomi luas di mana Jakarta bertanggung jawab untuk hanya tiga (3)
bidang; urusan hubungan luar negeri, pertahanan terhadap luar, dan aspek
kebijaksanaan moneter dan fiskil. Dalam bulan Agustus Sekretaris Jenderal PBB
Kofi Annan, Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia dan Portugal bertemu untuk
pembicaraan mendalam mengenai masa depan Timor Timur. Akan tetapi kedua pihak
masih mengalami perbedaan pendapat. Indonesia menganggap pelaksanaan otonomi
luas di Timor Timur sebagai penyelesaian akhir masalah sementara Portugal
melihat otonomi luas sebagai langkah pertama dalam proses kemerdekaan Timor
Timur. </span><span lang="IN"> (</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Habibie,
Bacharuddin Jusuf: 2006)</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">Menurut presiden Habibie
setelah selama 24 tahun indonesia memberikan bantuan berupa pembangunan di Timor-
Timur dan berbagai upaya diplomatik
untuk menyelesaikan konflik telah dilaksnakan untuk menyelesaikan
masalah yang ada di timtim tanpa menghasilkan sesuatu yang berarti, bahkan
mendapat berbagai tekanan daru pihak internasional, maka wajar jika pemerintahan
habibie kemudian meyerahkan masalah ini kepada pihak PBB. Presiden B.J Habibie
mengadakan perundingan dialog segitiga antara Portugal, Indonesia dan pihak PBB
( Makmur,2008:347). Pemerintah indonesia juga memberikan alternatif khusus
terhadap Timtim yakni dengan memberikan otonomi khusus. Kemudian pada tanggal 12 maret 1999, terjadi
lagi perundingan yang menghasilkan naskah kesepakaan Indonesia dan Portugal
untuk mengadakan pemungutan suara langsung atau jajak pendapat dengan sponsor
untuk mengetahui keinginan rakyat Timtim . kesepakatan ini diumumkan didalam
markas PBB di New York, dengan syarat pemungutan suara dilakukan dengan
demokratis dan referendum</span><br />
<a name='more'></a></div>
<h1 style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; font-weight: normal; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;"></span><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-kerning: 18.0pt;">Dalam
bukunya “The true life of Habibie: cerita di balik kesuksesan” karangan A.
Makmur Makka tahun 2008 disebutkan bahwa presiden Habibie meyatakan jika rakyat
timur-timur memilih alternatif ekonomi maka rakyat timur tidak punya hak untuk
memaksa pemerintah indonesia menyiapkan kemerdekaan, dilain itu pemerintah juga
tidak akan menggunakan istilah referendum dalam proses perundingan. Akan tetapi
pertemuan terahkir dalam New York, antara tanggal 21 dan 23 April 1999 menyusun
perjanjian tentang masa depan Timor Timur. Perjanjian in ditandatangani pada
tanggal 5 Mei 1999 (lihat Lampiran 2). Ada dua pasal yang sangat penting; Pasal
5 dan Pasal 6. Pasal 5 menyatakan jika proposal diterima ‘pihak Indonesia harus
memulai tindakan konstitutional yang diperlukan untuk implementasi kerangka
kerja otonomi’. Lagi pula pihak Portugal juga harus memulai proses ‘yang perlu
untuk menghapus Timor Lorosae dari daftar Teritorial yang tidak berada di bawah
pemerintahan sendiri dari Majelis Umum PBB, dengan demikian mencabut masalah
Timor Lorosae dari agenda internasional’. Pasal 6 menetapkan bahwa jika otonomi
ditolak Indonesia harus memulai tindakan konstitutional untuk mengakhiri
kaitannya dengan Timor Leste. Indonesia dan Portugal, serta Sekretaris Jenderal
PBB menyetujui cara untuk pengalihan kekuasaan yang damai. Selanjutnya
Perjanjian 5 Mei menetapkan bahwa Indonesia bertanggung jawab untuk keamanan
Timor Timur karena PBB tidak memaui mengambil alih jajak pendapat karena
keamanan stafnya tidak bisa dijamin. Menurut rencana jajak pendapat terjadi 30
Augustus 1999.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-kerning: 18.0pt;"></span></h1>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<h1 style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; font-weight: normal; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold;"><o:p></o:p></span></h1>
</div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-64836656143062570112013-01-21T02:14:00.000-08:002013-01-21T02:14:45.203-08:00SEJARAH DINASTI MING<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dinasti Ming
(1368-1644 M)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 28.35pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Penghujung
Dinasti Yuan ditandai oleh adanya pemerintahan yang korup, pajak, dan inflasi
yang tinggi. Hal ini semakin diperparah dengan adanya sikap bangsa Mongol yang
suka bertindak sewenang-wenang. Kekaisaran kemudian mengganti mata uang yang
telah beredar sejak zaman Kubilai Khan dengan mata uang baru. Mata uang ini
baru dicetak dalam jumlah besar sehingga menyebabkan hiperinflasi. Hal ini
kemudian menyebabkan perekonomian ambruk dan bencana kelaparan merebak dimana-mana.
Pada tahun 1351, terjadi bencana banjir besar yang diakibatkan Sungai Kuning
meluap. Kekaisaran kemudian menyuruh rakyat melakukan kerja paksa untuk
memperbaiki bendungan Sungai Kuning. Kerja paksa ini kemudian menyebabkan
ketidakpuasan rakyat dan akhirnya me nimbulkan pemberontakan petani yang
terjadi pada bulan Mei 1351.<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHKchJJxGZCQ_guRMfdRsAvH0B-BwfJ89JHndnSuGow3ykAhZzbVDMBEGBgfvSzsPmjxmMyM82Ut4hy6NvGq9vd8PPi52NtW7KUwz4oj8uf7Y-6XDVnpfqzYZJzOUA3nKfnTBfi1vTJ2g/s1600/MING.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHKchJJxGZCQ_guRMfdRsAvH0B-BwfJ89JHndnSuGow3ykAhZzbVDMBEGBgfvSzsPmjxmMyM82Ut4hy6NvGq9vd8PPi52NtW7KUwz4oj8uf7Y-6XDVnpfqzYZJzOUA3nKfnTBfi1vTJ2g/s320/MING.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 28.35pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada
tahun berikutnya Guo Zixing memimpin pemberontakan dan berhasil menguasai
wilayah Haozhou. Ketika Guo Zixing melakukan pemberontakan Zhu Yuanzhang juga
ikut berpartisipasi dan berjasa dalam beberapa pertempuran. Jasa Zhu kemudian
menarik perhatian Guo yang akhirnya menikahkan putri angkatnya kepada Zhu.
Tahun 1356, dengan kekuatannya sendiri, ia berhasil menaklukkan jiqing dan
mengganti nama menjadi Yngtian. Yingtian inilah yang kemudian menjadi ibukota
yang baru setelah Dinasti Ming berdiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 28.35pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Zhu
Yuanzhang kemudian memutuskan untuk berbasis di Yingtian untuk memusatkan
kekuatan demi mempersatukan daratan Cina. Pada awalnya, situasi Zhu di wilayah
Yingtian sangat </span></div>
<a name='more'></a>tidak strategi buat mengumpulkan kekuatan dalam waktu singkat.
Kemudian ia menerima nasihat Zhu Sheng untuk memprkuat pertahanan dan
memusatkan perhatian pada perbaikan logistik dan tidak terlalu gegabah untuk
mengangkat diri sendiri menjadi raja.<o:p></o:p><br />
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN">Kebijakan yang dibuat oleh Zhu menyebabkan ia
dapat memperkuat dirinya dalam waktu singkat. Ia kemudian menyerang kekuatan
pemberontak lainnya, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Chen_Youliang" title="Chen Youliang"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Chen Youliang</span></a> pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1360" title="1360"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">1360</span></a>. Ia kemudian berhasil
memukul mundur pasukan Chen ke <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jiangzhou&action=edit&redlink=1" title="Jiangzhou (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Jiangzhou</span></a>, wilayah pesisir
sebelah timur Yingtian. Dalam waktu tiga tahun, Zhu berhasil menghancurkan
kekuatan Chen.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN">Tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1367" title="1367"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">1367</span></a>, Zhu berhasil
menaklukkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zhang_Shicheng" title="Zhang Shicheng"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Zhang Shicheng</span></a>, pemberontak lainnya dan
menguasai <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pingjiang&action=edit&redlink=1" title="Pingjiang (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Pingjiang</span></a> (sekarang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suzhou" title="Suzhou"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Suzhou</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jiangsu" title="Jiangsu"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Jiangsu</span></a>).
Dalam tahun yang sama, Zhu juga menghancurkan kekuatan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fang_Guozhen&action=edit&redlink=1" title="Fang Guozhen (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Fang Guozhen</span></a> yang pada
saat itu menguasai wilayah pesisir <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zhejiang" title="Zhejiang"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Zhejiang</span></a>.
Setelah keberhasilan ini, Zhu Yuanzhang mengangkat diri sebagai kaisar pada
tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1368" title="1368"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">1368</span></a>,
memulai sejarah Dinasti Ming selama 300 tahun ke depan. Ia menetapkan Hongwu
sebagai tahun pemerintahan sehingga ia dikenal juga sebagai Kaisar Hongwu.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN">Pada tahun itu juga, Kaisar Hongwu melakukan
ekspedisi ke utara untuk mempersatukan Cina. Kekaisaran Yuan yang saat itu
telah melemah tidak dapat menghambat tentara Ming yang saat itu bermoral tinggi
karena kemenangan demi kemenangan. Ibukota Yuan, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dadu" title="Dadu"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Dadu</span></a> berhasil dikuasai dan
dibumi-hanguskan atas perintah Kaisar Hongwu. Suku Mongol kemudian berhasil
diusir kembali ke padang rumput Mongol.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN">Setelah berhasil menghancurkan Dinasti Yuan,
Kaisar Hongwu menaklukan pemberontak <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ming_Yuzhen&action=edit&redlink=1" title="Ming Yuzhen (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Ming Yuzhen</span></a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sichuan" title="Sichuan"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Sichuan</span></a>
pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1371" title="1371"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">1371</span></a>.
Sepuluh tahun kemudian, hancurnya kekuatan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Raja_Liang_dari_Yuan&action=edit&redlink=1" title="Raja Liang dari Yuan (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Raja Liang</span></a> dari Dinasti
Yuan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yunnan" title="Yunnan"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Yunnan</span></a>
mengukuhkan penyatuan Cina daratan di bawah Dinasti Ming.</span></div>
</div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-68387442866640295272013-01-16T22:52:00.000-08:002013-01-16T22:52:59.201-08:00Kondisi dan letak Georgrafis Rengasdengklok<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kondisi
dan letak Georgrafis Rengasdengklok<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Karawang adalah salah satu daerah
yang memiliki perjalanan sejarah sangat
panjang, karena Karawang mulai muncul dalam panggung sejarah pada
pertengahan abad ke-15. Eksistensi Karawang
yang lebih jelas terjadi mulai dekade ketiga abad ke-17, ketika daerah
itu mulai berstatus sebagai kabupaten. Dalam perjalanan sejarahnya, di Karawang
terjadi berbagai peristiwa penting yang
merefleksikan sikap dan
gejolak masyarakat dalam
menghadapi intervensi pihak luar. Gejolak itu mencapai klimak pada
sekitar proklamasi dan revolusi kemerdekaan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada
waktu yang tercakup ke dalam masa revolusi kemerdekaan Indonesia, Karawang
adalah salah satu basis perjuangan dalam upaya merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Waktu
itu Kabupaten Kawarang
– termasuk ke dalam wilayah Keresidenan Jakarta -- dengan ibukota
Purwakarta, terdiri atas 8
kewedanan, yaitu Karawang,
Purwakarta, Rengasdengklok,
Cikampek, Subang, Sagalaherang, Ciasem, dan Pamanukan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Rengasdengklok
merupakan salah satu daerah yang memiliki sejarah yang sangat penting bagi
masyarakat Indonesia, yakni sebagai
tempat dimana Naskah Prokalamasi di buat sekaligus sebaagai tempat yang digunakan oleh golongan muda untuk
menyembunyikan para golongan tua seperti Ir. Sukarno dan Drs. Moh Hatta dari
pengaruh bangsa Jepang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tokoh-tokoh pemuda
sudah tidak sabar
untuk segera mem- proklamasikan kemerdekaan. Oleh
karena itu, Sukarno-Hatta terpaksa “diculik”. Rengasdengklok dipilih
menjadi tempat “penyanderaan” kedua tokoh tersebut dengan beberapa
pertimbangan:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Letak
Rengasdengklok cukup strategis, karena merupakan daerah belakang Jakarta
sebelah timur, sehingga baik menjadi pangkalan mundur bagi perjuangan di
Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Daerah itu dikuasai oleh kompi Tentara PETA
yang bermarkas di sana, di bawah pimpinan Cudanco Umar Bahsan (semula Cudanco
Subeno).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kompi
PETA Rengasdengklok sudah sejak lama bersikap antipati terhadap tentara
Jepang, bahkan merencanakan untuk melancarkan pemberontakan. Rencana itu
mendapat dukungan sejumlah
besar rakyat Karawang, khususnya penduduk
Ujung Karawang. Hal
itu berarti rakyat
Karawang sudah siap menyambut kemerdekaan.</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selama berada
di Rengasdengklok, Sukarno-Hatta ditempatkan
di rumah keluarga Cina, I Song. Rundingan di rumah tersebut menghasilkan
kesepakatan, bahwa proklamasi
kemerdekaan akan dicetuskan
tanggal 17 Agustus 1945
pagi hari di
Jakarta. Oleh karena
itu , Sukarno-Hatta tidak menginap di Rengasdengklok. Pada hari itu juga (16 Agustus 1945 kira-kira
pukul 10 malam), Bung Karno sekeluarga dan Bung Hatta kembali ke Jakarta.
Mereka dikawal oleh sejumlah anggota PETA. Rombongan Sukarno-Hatta tiba di
Jakarta tengah malam dan langsung menuju
tempat kediaman Laksamana
Maeda Tadasi1 di
Oranje Nassau Boulevard (sekarang
Jalan Imam Bonjol).
Di tempat itulah teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia disusun dan ditandatangani oleh Sukarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Peristiwa itu
disaksikan oleh sejumlah anggota PPKI dan beberapa tokoh perjuangan golongan
tua dan pemuda. Esok harinya, Jumat Legi tanggal 17 Agustus 1945 (bertepatan
dengan tanggal 8 Ramadhan 1364</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sumber<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Peta
dan Peristiwa Rengasdengklok. Bandung : Melati. Hardjasaputra, A. Sobana. 1967.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sejarah
Revolusi nasional. Jakarta Nyoman Dekkersh 1989.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Wikipedia.org:
www.peristiwa sekitar proklamasi dan pembentukan Negara.com<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sekitar
Perang Kemerdekaan Indonesia. Jilid 1-11. Bandung : Angkasa. Natanagara, , R.H.
Husen dan R. Prawiradinata (tth) Sajarah Karawang<o:p></o:p></span></div>
</div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-29949687561802419102013-01-16T22:45:00.000-08:002013-01-16T22:45:36.272-08:00 KEBIJAKAN PEREKONOMIAN PORTUGIS, SPANYOL, DAN VOC DI INDONESIA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">KEBIJAKAN
PEREKONOMIAN PORTUGIS, SPANYOL, DAN VOC DI INDONESIA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold;">Kebijakan ekonomi </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> itu sendiri adalah mengacu pada tindakan sebuah
kebijakan pemerintah dalam mengambil kebijakan atau keputusan di bidang ekonomi.
K</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ebijakan
ini dapat pula mencakup didalamnya sistem untuk menetapkan
sistem perpajakan suku bunga dan anggaran pemerintah serta
pasar tenaga kerja kepemilikan nasional, dan otonomi daerah
dari intervensi pemerintah ke dalam perekonomian.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kebijakan ekonomi portugis</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kebijakan oleh
pemerintahan Portugis yakni menerapkan Monopoli perdagangan Portugis di daerah
Sunda Kelapa dan Maluku </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">pada
tahun </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">1511
melalui Alfonso de Albuquerque</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">.
N</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">amun
monopoli ini gagal karena Portugis kekurangan kapal untuk mengangkut
rempah-rempah dan komoditi lainnya (Djoened.1992:15). Selain itu kegagalan
Portugis dalam memonopoli perdagangan di Maluku dikarenakan banyak
pegawai-pegawai dari pihak Portugis yang melakukan korupsi dan menimbun sendiri
hasil panen dari pihak petani. Kegagalan pihak Portugis juga disebabkan oleh
hancurnya armada kapal Portugis di Jawa akibat perang di Malaka pada tahun 1511</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">. S</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">elain itu dengan kembali aktifnya
perdanga</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">ng</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">an
Asia menyebabkan sistem monopoli Portugis menjadi tidak efektif (
Ricklefs.2008:45 ). Namun pada tahun
1512 Alfonso de Albuquerque mengirimkan armada yang terdiri dari 3 kapal layar
yang dipimpin oleh Antonio de Abreu namun salah satu armada kapal tersebut tenggelam
di perairan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">M</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">adura</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> yang </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">tujuan utama atas pengiriman armada
Portugis itu untuk membangun monopoli perdagangan cengkih (Djoened.1992:20). </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setibanya di </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">P</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ulau Maluku kapal Portugis disambut baik
oleh Sultan Aby Lais, Sulta</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">,
mereka kemudian</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> membuat perjanjian kepada pihak
Portugis tentang pembuatan benteng di Ternate dengan imbalan Sultan Ternate
akan menyediakan cengkeh bagi Portugis. Kemunduran </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">B</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ang</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">sa</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Portugis dalam menguasai monopoli disebabkan adanya korupsi dan kalahnya armada
Portugis dari </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">M</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">alaka</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">. S</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">elain itu juga disebabkan dengan adanya
pembunuhan sultan Khairun </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">(</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">1537-1570</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> yang menyebabkan Sultan Baabullah yang
merupakan anak dari Sultan Khairun mengadakan perawanan terhadap Portugis
dengan mengepung basis kekuatan Portugis dan mengepung benteng pertahanan
Portugis selama 5 tahun.</span></div>
<a name='more'></a><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kebijakan ekonomi bangsa spanyol </span></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Bangsa
Spanyol datang di </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">I</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ndonesia
pada tahun 1580 </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">R</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">aja
Spanyol </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ph</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ilip
II memerintahkan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">G</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ubernur
</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">J</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">endra</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">l</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Spanyol </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">yang ada </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">di </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">M</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">anila untuk ekspedisi di wilayah
Ternate. Kedatangan Spanyol di Ternate berhasil untuk membujuk Kerajaan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">T</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ernate untuk menandatangani perjanjian
yang mengharuskan Ternate mengakui kekuasaan dan memberi</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">kan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> hak monopoli cengkih</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> bagi </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Spanyol (Djoened.1992:20)</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Selain
itu kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">S</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">panyol di </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">I</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ndonesia adalah mengenai kebijakan
barter yang dilaksanakan di </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">P</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ulau
</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">J</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">awa</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">. Kebijakan ini dilakukan karena pihak Spanyol sulit
untuk mendapatkan pengaruh di Maluku maupun di Ternate karena adanya campur
tangan dari pihak VOC, barter yang digunakan oleh Spanyol adalah dengan menukar
kebutuhan sehari-haari seperti beras, jagung dan gandum serta kain, kemudian
ditukar dengan rempah-rempah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kebijakan ekonomi </span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">VOC</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> di indonesia</span></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kedatangan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">B</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">angsa Portugal di Indonesia telah
memberikan banyak inspirasi terhadap </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">B</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">angsa
</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">E</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ropa yang lainnya sehingga mereka
berbondong-bondong untuk menancapkan bendera kekuasaan di Indonesia</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">S</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">etelah kedatangan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">B</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">angsa Portugis yang ingin menciptakan
perdangangan monopoli terhadap penjua</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">l</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">an
rempa</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">h</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">-rempah dan
cengkih di Indonesia, namun usaha itu ternyata gagal. Kegiatan monopoli yang
pernah diterapkan oleh </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">B</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">angsa
Portugis kemudian diteruskan oleh Belanda yang ingin menyaingi p</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">e</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">rdagangan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">r</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">empa</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">h</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">-rempah di </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">E</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ropa dengan membangun kongsi dagang yang
dinamakan VOC (<i>Vereenigde Oost-Indische
Compagnie</i> ). Kedatangan VOC di Indonesia dimulai pada tahun 1602,</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> sampai</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> kemudian</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">tahun 1642.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> Terdapat beberapa k</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-style: italic;">ebijakan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-style: italic;">-kebijakan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-style: italic;"> VOC dan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-style: italic;">p</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-style: italic;">engaruhnya bagi </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-style: italic;">r</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-style: italic;">akyat Indonesia</span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">)</span></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold;">. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Berikut ini kebijakan-kebijakan VOC yang diterapkan
di Indonesia</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold;">:</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menguasai
pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli
perdagangan. Dalam hal ini VOC berhasil menguasai produksi lada yang berhasil
dikuasai oleh Banten dengan cara membangun benteng di Batavia yang digunakan
sebagai salah satu pusat perdagangan di Asia yang mampu untuk menyaingi dan
menggantikan peran pelabuhan Malaka (Leirissa.2012:38).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Melaksanakan
politik <i>devide et impera</i> (memecah dan
menguasai)<b> </b>dalam rangka untuk
menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia. Apabila ada konflik internal di satu
kerajaan, atau ada pertikaian antara satu kerajaan dengan kerajaan
tetangganya, Belanda membantu</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">salah
satu pihak untuk mengalahkan lawannya, dengan imbalan yang sangat</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">menguntungkan bagi</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> pihak</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Belanda, termasuk antara lain
memperoleh sebagian wilayah yang bersama-sama dikalahkan. Dengan tipu
muslihat dan bantuan penguasa</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">setempat,
Belanda berhasil mengusir Portugis dari wilayah yang mereka kuasai di</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Maluku, yang sangat kaya akan
rempah-rempah, yang mahal harganya di Eropa</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">. Contoh-contoh lain dari politik <i>devide et impera</i> adalah:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pihak
VOC ikut campur tangan terhadap konflik y</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">a</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ng
terjadi di Banten yang melibatkan salah seorang putra raja yang bersekutu
dengan VOC, kemudian VOC berhasil mengintervensi salah satu </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">p</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ihak dan berhasil merebut istana</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">. P</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">ada tahun 1683 VOC berhasil membuat
perjanjian kepada sultan agar hasil dari panen lada disalurkan kepada pihak VOC
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Untuk
melaksanakan kekuasaannya di Indonesia diangkatlan jabatan Gubernur Jenderal
VOC antara lain: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 28.35pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">1. Pieter Both, merupakan Gubernur Jenderal VOC
pertama yang memerintah tahun 1610-1619 di Ambon. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 28.35pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2. Jan Pieterzoon Coen, merupakan Gubernur Jenderal
kedua yang memindahkan pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta (Batavia). Karena
letaknya strategis di tengah-tengah Nusantara memudahkan pelayaran ke Belanda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Melaksanakan
sepenuhnya hak Oktroi yang diberikan pemerintah Belanda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">-
hak monopoli <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">-
hak untuk membuat uang <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">-
hak nutuk mendirikan benteng<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; tab-stops: 28.35pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">-hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan
di Indonesia, dan<br />
- hak untuk tentara. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Membangun
pangkalan/markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah ke Jayakarta
(Batavia). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Melaksanakan pelayaran Hongi (Hongi
tochten). Yakni dengan Melakukan
pelayaran hongi untuk memberantas penyelundupan. Tindakan yang dilakukan VOC
adalah merampas setiap kapal penduduk yang menjual langsung rempah</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">-</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">rempah kepada pedagang asing seperti
Inggris, Perancis dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai di pelabuhan bebas
Makasar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Wingdings; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kebijakan
VOC terhadap Maluku yang bersifat dualistik yakni dengan melaksanakan
penghilangan daerah-daerah produsen cengkeh </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">M</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">aluku yang dikuasai oleh kerajaan
Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">.
Kemudian pihak kerajaan menyetujui keinginan VOC agar cengkeh dan pala tidak
diproduksi dan dijual di Maluku dengan diadakannya “<i>Extirpatie</i>” yakni penebangan pohon-pohon cengkeh dan pala yang
terdapat di dalam wilayah kerajaan-kerajaan tersebut dan sebagai imbalannya
pihak VOC memberikan upah kepada para Sultan dan Bobato (pejabat kerajaan) yang
dinamakan “<i>Recognitiepennningen</i>” sehingga pada tahun 1620 di wilayah Maluku
tidak terdapat lagi cengkeh dan pala sehingga pusat perdagangan dipindahkan dari
Ambon yang semula berpusat di wilayah itu beralih ke daerah Batavia (Jayakarta)
yang merupakan wilayah kekuasaan VOC (Leirissa.2012:43).<o:p></o:p></span></div>
</div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-36177899116772871732012-12-09T19:17:00.000-08:002012-12-09T19:27:13.839-08:00PERANAN B.J HABIBIE DALAM PELEPASAN TIMOR-TIMOR<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; text-align: justify; text-indent: -56.7pt;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">PERANAN B.J HABIBIE DALAM PEL</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">E</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">PASAN
TIMOR-TIMOR</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">Presiden Habbibie pada waktu
itu menyiapkan opsi jajak pendapat di timor timur dan presiden B.J habibie
memberikan 3</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;"> opsi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;"> <span lang="IN">Di bawah proposal Habibie pemerintah di
Jakarta bertanggung jawab hanya untuk kebijaksanaan luar negeri, menjaga musuh
dari penyerbuan oleh negeri asing, dan masalah keuangan. Proposal Habibie
merupakan otonomi luas di mana Jakarta bertanggung jawab untuk hanya tiga (3)
bidang; urusan hubungan luar negeri, pertahanan terhadap luar, dan aspek
kebijaksanaan moneter dan fiskil. Dalam bulan Agustus Sekretaris Jenderal PBB
Kofi Annan, Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia dan Portugal bertemu untuk
pembicaraan mendalam mengenai masa depan Timor Timur. Akan tetapi kedua pihak
masih mengalami perbedaan pendapat. Indonesia menganggap pelaksanaan otonomi
luas di Timor Timur sebagai penyelesaian akhir masalah sementara Portugal
melihat otonomi luas sebagai langkah pertama dalam proses kemerdekaan Timor
Timur. </span><span lang="IN"> (</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Habibie,
Bacharuddin Jusuf: 2006)</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">Menurut presiden Habibie
setelah selama 24 tahun indonesia memberikan bantuan berupa pembangunan di Timor-
Timur dan berbagai upaya diplomatik
untuk menyelesaikan konflik telah dilaksnakan untuk menyelesaikan
masalah yang ada di timtim tanpa menghasilkan sesuatu yang berarti, bahkan
mendapat berbagai tekanan daru pihak internasional, maka wajar jika pemerintahan
habibie kemudian meyerahkan masalah ini kepada pihak PBB. Presiden B.J Habibie
mengadakan perundingan dialog segitiga antara Portugal, Indonesia dan pihak PBB
( Makmur,2008:347). Pemerintah indonesia juga memberikan alternatif khusus
terhadap Timtim yakni dengan memberikan otonomi khusus. Kemudian pada tanggal 12 maret 1999, terjadi
lagi perundingan yang menghasilkan naskah kesepakaan Indonesia dan Portugal
untuk mengadakan pemungutan suara langsung atau jajak pendapat dengan sponsor
untuk mengetahui keinginan rakyat Timtim . kesepakatan ini diumumkan didalam
markas PBB di New York, dengan syarat pemungutan suara dilakukan dengan
demokratis dan referendum.</span><br />
<a name='more'></a><br />
<span style="background-color: white; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Dalam
bukunya “The true life of Habibie: cerita di balik kesuksesan” karangan A.
Makmur Makka tahun 2008 disebutkan bahwa presiden Habibie meyatakan jika rakyat
timur-timur memilih alternatif ekonomi maka rakyat timur tidak punya hak untuk
memaksa pemerintah indonesia menyiapkan kemerdekaan, dilain itu pemerintah juga
tidak akan menggunakan istilah referendum dalam proses perundingan. Akan tetapi
pertemuan terahkir dalam New York, antara tanggal 21 dan 23 April 1999 menyusun
perjanjian tentang masa depan Timor Timur. Perjanjian in ditandatangani pada
tanggal 5 Mei 1999 (lihat Lampiran 2). Ada dua pasal yang sangat penting; Pasal
5 dan Pasal 6. Pasal 5 menyatakan jika proposal diterima ‘pihak Indonesia harus
memulai tindakan konstitutional yang diperlukan untuk implementasi kerangka
kerja otonomi’. Lagi pula pihak Portugal juga harus memulai proses ‘yang perlu
untuk menghapus Timor Lorosae dari daftar Teritorial yang tidak berada di bawah
pemerintahan sendiri dari Majelis Umum PBB, dengan demikian mencabut masalah
Timor Lorosae dari agenda internasional’. Pasal 6 menetapkan bahwa jika otonomi
ditolak Indonesia harus memulai tindakan konstitutional untuk mengakhiri
kaitannya dengan Timor Leste. Indonesia dan Portugal, serta Sekretaris Jenderal
PBB menyetujui cara untuk pengalihan kekuasaan yang damai. Selanjutnya
Perjanjian 5 Mei menetapkan bahwa Indonesia bertanggungjawab untuk keamanan
Timor Timur karena PBB tidak memaui mengambil alih jajak pendapat karena
keamanan stafnya tidak bisa dijamin. Menurut rencana jajak pendapat terjadi 30
Augustus 1999.</span></div>
</div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-924217733481707962012-11-09T11:11:00.000-08:002012-11-09T11:11:01.203-08:00Kebijakan bangsa Eropa di Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Kedatangan BangsaEropa di Indonesia Serta Kebijakan yang Diberikan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;">Awal
kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara ( Indonesia ) pada abad 16. Mereka datang ke Indonesia dalam misi mencari
sumber rempah-rempah yang menjadi salah satu komoditi dagang paling dicari di
Eropa (Paramita rahayu.2008.228.) kenyataan ini lah yang mendorong banyaknya
bangsa Eropa yang mulai datang untuk mencari sumber-rempah-rempah. Kedatangan
bangsa Portugis pada awal abad ke 16
telah memulai ekspansi bangsa Eropa ke Indonesia, kemudian dilanjutkan oleh
bangsa Spanyol, Bangsa Belanda Melalui VOC, kemudian Inggris. Bangsa Eropa
dalam petualangannya ke Indonesia telah memberikan pengaruh-pengaruh dalam
bidang ekonomi dan melakukan kebijakan-kebijakan ekonomi baik untuk mengambil
hati masyarakat Indonesia maupun untuk menguasai hasil rempah-rempah di Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsL8Jf8cOOwt85Hpfxp50tncWGMMBAgDoC3pBQvk7g46MjfWAbbaD4Wnrm535D1yz67G1eWpN2Q03AMswhtQDSVBD6SSVeyiLCUj59EU74Fz-QYBHeJVyIpolaY2ih3rZkh9LM5-gQtRI/s1600/images+(6).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="176" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsL8Jf8cOOwt85Hpfxp50tncWGMMBAgDoC3pBQvk7g46MjfWAbbaD4Wnrm535D1yz67G1eWpN2Q03AMswhtQDSVBD6SSVeyiLCUj59EU74Fz-QYBHeJVyIpolaY2ih3rZkh9LM5-gQtRI/s320/images+(6).jpg" width="320" /></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;"> Kebijakan ekonomi </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> itu
sendiri adalah mengacu pada tindakan sebuah kebijakan pemerintah dalam
mengambil kebijakan atau keputusan di bidang ekonomi, kebijakan ini dapat pula
mencakup didalamnya sistem untuk menetapkan sistem perpajakan suku
bunga dan anggaran pemerintah serta pasar tenaga
kerja kepemilikan nasional, dan otonomi daerah dari intervensi pemerintah
ke dalam perekonomian. Kebijakan ekonomi yang diterapkan olah bangsa eropa di Indonesia
ada bermacam-macam yakni</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">KEBIJAKAN
EKONOMI PORTUGIS</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kebijakan oleh pemerintahan Portugis
yakni menerapkan Monopoli perdagangan Portugis di daerah Sunda Kelapa dan Maluku
1511 melalui Alfonso de Albuquerque, namun monopoli ini gagal karena Portugis
kekurangan kapal untuk mengangkut rempah-rempah dan komoditi lainnya (Djoened.1992:15).
Selain itu kegagalan Portugis dalam memonopoli perdagangan di Maluku
dikarenakan banyak pegawai-pegawai dari pihak Portugis yang melakukan korupsi
dan menimbun sendiri hasil panen dari pihak petani. Kegagalan pihak Portugis
juga disebabkan oleh hancurnya armada kapal Portugis di Jawa akibat perang di
Malaka pada tahun 1511, selain itu dengan kembali aktifnya perdangaan Asia
menyebabkan sistem monopoli Portugis menjadi tidak efektif ( Ricklefs.2008:45
). Namun pada tahun 1512 Alfonso de
Albuquerque mengirimkan armada yang terdiri dari 3 kapal layar yang dipimpin
oleh Antonio de Abreu namun salah satu armada kapal tersebut tenggelam di perairan
madura, tujuan utama atas pengiriman armada Portugis itu untuk membangun
monopoli perdagangan cengkih (Djoened.1992:20). Setibanya di pulau Maluku kapal
Portugis disambut baik oleh Sultan Aby Lais, Sulta membuat perjanjian kepada
pihak Portugis tentang pembuatan benteng di Ternate dengan imbalan Sultan
Ternate akan menyediakan cengkeh bagi Portugis. Kemunduran bangas Portugis
dalam menguasai monopoli disebabkan
adanya korupsi dan kalahnya armada Portugis dari malaka, selain itu juga
disebabkan dengan adanya pembunuhan sultan Khairun 1537-1570 yang menyebabkan
Sultan Baabullah yang merupakan anak dari Sultan Khairun mengadakan perawanan
terhadap Portugis dengan mengepung basis kekuatan Portugis dan mengepung
benteng pertahanan Portugis selama 5 tahun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">KEBIJAKAN
EKONOMI BANGSA SPANYOL <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Bangsa
Spanyol datang di indonesia pada tahun 1580 raja Spanyol Filip II memerintahkan
gubernur jendra Spanyol di manila untuk ekspedisi di wilayah Ternate.
Kedatangan Spanyol di Ternate berhasil untuk membujuk Kerajaan ternate untuk
menandatangani perjanjian yang mengharuskan Ternate mengakui kekuasaan dan
memberi hak monopoli cengkih di Spanyol (Djoened.1992:20) ) <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Selain
itu kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh spanyol di indonesia adalah mengenai
kebijakan barter yang dilaksanakan di pulau jawa, kebijakan ini dilakukan
karena pihak spanyol sulit untuk mendapatkann pengaruh di Maluku maupun di
Ternate karena adanya campur tangan dari pihak VOC, barter yang digunakan oleh
spanyol adalah dengan menukar kebutuhan sehari-haari seperti beras, jagung dan
gandum serta kain, kemudian ditukar dengan rempah-rempah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">KEBIJAKAN
EKONOMI VOC DI INDONESIA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kedatangan
bangsa Portugal di Indonesia telah memberikan banyak inspirasi terhadap bangsa
eropa yang lainnya sehingga mereka berbondong-bondong untuk menancapkan bendera
kekuasaan di Indonesia, setelah kedatangan bangsa Portugis yang ingin
menciptakan perdangangan monopoli terhadap penjuaan rempa-rempah dan cengkih di
Indonesia, namun usaha itu ternyata gagal. Kegiatan monopoli yang pernah
diterapkan oleh bangsa Portugis kemudian diteruskan oleh Belanda yang ingin
menyaingi prdagangan Rempa-rempah di eropa dengan membangun kongsi dagang yang
dinamakan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie ). Kedatangan VOC di Indonesia
dimulai pada tahun 1602, kemudian pada tahun 1642. </span><b>(</b><i>Kebijakan
VOC dan Pengaruhnya bagi Rakyat Indonesia</i><b>) – Berikut ini
kebijakan-kebijakan VOC yang diterapkan di Indonesia.</b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menguasai
pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli
perdagangan. Dalam hal ini VOC berhasil menguasai produksi lada yang berhasil
dikuasai oleh Banten dengan cara membangun benteng di Batavia yang digunakan
sebagai salah satu pusat perdagangan di Asia yang mampu untuk menyaingi dan
menggantikan peran pelabuhan Malaka (Leirissa.2012:38).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Melaksanakan politik devide et
impera (memecah dan menguasai) </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">dalam rangka untuk
menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia. Apabila ada konflik internal di satu
kerajaan, atau ada pertikaian antara satu kerajaan dengan kerajaan
tetangganya, Belanda membantusalah satu pihak untuk mengalahkan lawannya,
dengan imbalan yang sangatmenguntungkan bagi Belanda, termasuk antara lain
memperoleh sebagian wilayah yang bersama-sama dikalahkan. Dengan tipu
muslihat dan bantuan penguasasetempat, Belanda berhasil mengusir Portugis
dari wilayah yang mereka kuasai diMaluku, yang sangat kaya akan rempah-rempah,
yang mahal harganya di Eropa<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pihak VOC ikut campur tangan terhadap
konflik yng terjadi di Banten yang melibatkan salah seorang putra raja yang
bersekutu dengan VOC, kemudian VOC berhasil mengintervensi salah satui oihak
dan berhasil merebut istana, dan pada tahun 1683 VOC berhasil membuat
perjanjian kepada sultan agar hasil dari panen lada disalurkan kepada pihak VOC
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Untuk
melaksanakan kekuasaannya di Indonesia diangkatlan jabatan Gubernur Jenderal
VOC antara lain: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">1. Pieter Both, merupakan Gubernur
Jenderal VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1619 di Ambon. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2. Jan Pieterzoon Coen, merupakan
Gubernur Jenderal kedua yang memindahkan pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta
(Batavia). Karena letaknya strategis di tengah-tengah Nusantara memudahkan
pelayaran ke Belanda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Melaksanakan
sepenuhnya hak Oktroi yang diberikan pemerintah Belanda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">- hak monopoli <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">- hak untuk membuat uang <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">- hak nutuk mendirikan benteng<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">-hak untuk melaksanakan perjanjian
dengan kerajaan di Indonesia, dan<br />
- hak untuk tentara. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Membangun
pangkalan/markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah ke Jayakarta
(Batavia). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Melaksanakan pelayaran Hongi (Hongi tochten).</span><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Yakni dengan Melakukan pelayaran hongi untuk
memberantas penyelundupan. Tindakan yang dilakukan VOC adalah merampas setiap
kapal penduduk yang menjual langsung rempahrempah kepada pedagang asing seperti
Inggris, Perancis dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai di pelabuhan bebas
Makasar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: Wingdings;">v<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kebijakan
VOC terhadap Maluku yang bersifat dualistik yakni dengan melaksanakan
penghilangan daerah-daerah produsen cengkeh maluku yang dikuasai oleh kerajaan
Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo, kemudian pihak kerajaan menyetujui
keinginan VOC agar cengkeh dan Pala tidak diproduksi dan dijual di Maluku
dengan diadakannya “Extirpatie” yakni penebangan pohon-pohon cengkeh dan pala
yang terdapat di dalam wilayah kerajaan-kerajaan tersebut dan sebagai
imbalannya pihak VOC memberikan Upah kepada para Sultan dan Bobato ( pejabbat
kerajaan) yang dinamakan
“Recognitiepennningen” sehingga pada tahun 1620 di wilayah Maluku tidak
terdapat lagi cengkeh dan pala sehingga pusat perdagangan dippindahkan di Ambon
yang semuala berpusat di wilayah itu beralih ke daerah Ambon yang merupakan
wilayah kekuasaan VOC (leirissa.2012:43)<o:p></o:p></span></div>
</div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-4806353960095203102012-11-06T02:11:00.000-08:002014-12-18T03:15:27.645-08:00Pandai Besi dan Karyanya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="text-align: center;">
Pandai Besi</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgguOkwVg_IEF3zbPuBucBFXp0QiBjQgk43piraRnZj5M2lip4XknEckuzplKoZnLsEmWapYRyiRNMWW3qWUQuGLDvdbu9FvgqlcTKfxQtdzyPOETH8pKUUZHX2q7vtl8Ofl7r5DKFDmEk/s1600/images+(5).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgguOkwVg_IEF3zbPuBucBFXp0QiBjQgk43piraRnZj5M2lip4XknEckuzplKoZnLsEmWapYRyiRNMWW3qWUQuGLDvdbu9FvgqlcTKfxQtdzyPOETH8pKUUZHX2q7vtl8Ofl7r5DKFDmEk/s200/images+(5).jpg" height="185" width="200" /></a>ANN Dunham, antropolog Amerika Serikat dan ibu
Presiden Amerika Barack Obama, terpaku heran melihat dua pembesar desa
menunjukan sikap takzim pada perajin keris, Pak Djeno. Mereka berbicara dengan
nada yang direndahkan. Kepala mereka seringkali menunduk ketika mendengar Pak
Djeno berbicara. Tak seperti yang Ann kenal, sikap mereka berbeda; tak ada
kelakar dan tawa dari mereka sebagaimana biasa. Dua pembesar itu menemani Ann
yang sedang menyusun disertasi mengenai pandai besi di Indonesia. Pada 1988,
Ann menyambangi desa di Sleman, Yogyakarta, untuk menambah bahan-bahan
penulisan. </div>
<div style="text-align: justify;">
Sebelumnya, Ann tak tahu bahwa pandai besi
memiliki posisi yang tinggi meski secara kelas sosial <em>wong cilik</em>. Dia
baru tahu saat menatap rajah silsilah di dinding rumah Pak Djeno. Rajah itu
menunjukan Pak Djeno sebagai generasi keempatbelas keturunan pandai besi
Kerajaan Mataram di Jawa Tengah. Ann terkesiap. Di tengah rasa kejutnya, Ann
disodorkan beberapa keris oleh Pak Djeno. Dia memutuskan membeli salah satunya.
Sikap dua pembesar desa terhadap Ann pun berubah. Kejadian ini dia tuangkan
dalam disertasinya yang telah dibukukan, <em>Pendekar-Pendekar Besi Nusantara</em>.
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pandai besi telah ada sejak berpuluh abad lampau.
Menurut arkeolog Titi Surti Nastiti dalam <em>Pasar di Jawa Masa Mataram Kuna</em>,
cukup banyak prasasti yang menyebut keberadaan mereka. Kala itu, mereka dikenal
sebagai pandai <em>wsi</em> (besi). </div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa desa di Jawa Tengah seperti Tanggung dan
Kedok dikenal sebagai asal pandai besi sedari abad ke-8. Mereka mengolah bijih
besi yang terdapat di dekat tempat tinggalnya, terutama wilayah perbukitan.
Dari sini terbentuk jejala industri besi rumah tangga. Di pasar, mereka menjual
karyanya berupa pisau, parut, loyang, cetakan kue, dan alat-alat pertanian.
</div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu itu, masyarakat Jawa menempatkan pandai
besi pada posisi unik. Ada yang menganggap keahlian mereka tak lebih dari
tukang sehingga status dan kelas sosialnya rendah. “Dalam beberapa naskah
kesusastraan seperti <em>Slokantara</em> (abad ke-14) dan <em>Agama Adigama</em>,
kelompok pandai dimasukkan ke dalam kelompok <em>candala</em>, yaitu kelompok
masyarakat yang kedudukannya paling rendah,” tulis Titi. <br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Naskah <em>Tantri Kamandaka,</em> yang ceritanya
diabadikan dalam relief Candi Jago (abad ke-13) di Malang Jawa Timur, memuat
hal-ihwal musabab masuknya pandai besi ke kelompok <em>candala</em>. Mulanya,
seorang pandai besi terlibat pencurian. Seorang brahmana lalu menolongnya.
Namun pandai besi itu bukannya berterimakasih, malah menimpakan tuduhan
pencurian ke brahmana. Raja marah dan menghukum brahmana ke penjara. Beberapa
lama, barulah raja tahu kisah sebenarnya. Brahmana dibebaskan dan pandai besi
dijatuhi hukuman mati.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di sisi lain, menurut Titi, pandai besi memiliki
kedudukan penting dalam masyarakat. Keterangan itu antara lain tersua dalam
salah satu prasasti<strong> </strong>masa Sindok (abad ke-9). Termaktub pula di
dalamnya sebutan bagi mereka, ‘mpu’. Gelar ini tak mungkin disematkan jika
mereka hanya menjadi kelompok rendahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Indolog CF Winter mengemukakan, kedudukan pandai
besi dapat terlihat dalam penamaan Candi Prambanan. Dia menduga kata Prambanan
berasal dari Parambanan atau Poerambanan, yang berarti empu Rombo atau Rombo
sang pandai besi. Karena itu, dia berpendapat pandai besi berkedudukan tinggi.
“Namun Winter tidak membahas hubungan yang barangkali cuma kebetulan belaka
antara seorang pandai besi semacam itu dan candi dimaksud,” tulis Roy Joordan,
“Candi Prambanan Sebuah Pendahuluan Mutakhir,” termuat dalam <em>Memuji
Prambanan</em>. </div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu, menurut sejarawan Anthony Reid,
keahlian mengolah besi dapat menjadi sarana penciptaan kekuasaan. “Pengerjaan
barang-barang dari logam merupakan penciptaan kekuasaan, sebab alat-alat dari
logam pertama-tama diperlukan untuk perang, baru sesudahnya untuk pertanian,”
tulis Reid dalam <em>Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga</em>. Reid mencontohkan,
cerita Ciung Wanara yang menyertakan pandai besi, dengan kekuatan magisnya,
sebagai tokoh penting dalam perebutan tahta Kerajaan Galuh (abad ke-7-8).</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6733162421703893674" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a>Logam, khasnya besi, kerapkali dipandang sebagai
simbol keteguhan dan kekuatan. Untuk mengolah besi, seseorang tak cukup hanya
mempunyai keahlian kasar, tapi juga kehalusan batin agar besi tertempa
sempurna. Tak heran, sebagian masyarakat kala itu menilai pandai besi menyimpan
aura suci. Pada masa Majapahit, mereka dikumpulkan di ibukota untuk menjamin
kekuatan perang balatentara Majapahit. Mereka dilindungi raja dan dijamin
kesejahteraannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika Majapahit perlahan runtuh, sebagian pandai
besi memilih bertahan dan menurunkan keahliannya. Kelak, Kesultanan Demak dan
Mataram menggunakan jasa mereka untuk memperkuat persenjataannya. Tak sedikit
pula pandai besi yang menyebar ke wilayah pedesaan. Dua yang terkenal adalah
kakak-adik, Empu Supo dan Empu Suro. Bersama pelarian lainnya, mereka menuju ke
selatan lalu berhenti di sebuah hutan tak berpenghuni yang dirasa aman. Bangunan
untuk tempat tinggal pun didirikan hingga tempat itu menjadi desa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Empu Supo dan Empu Suro meneruskan usahanya
membuat aneka pusaka besi seperti keris dan tombak. Pesanan mulai berdatangan.
Penasaran, sejumlah orang segera mendatangi tempat itu yang kemudian disebut
Kampung Pandean. Nama itu bertahan hingga sekarang untuk menyebut sebuah desa
kecil di Umbulharjo, Yogyakarta. Keahlian mengolah besi pun lestari hingga kini
pada segelintir penduduk. Beberapa di antaranya menisbatkan diri sebagai keturunan
pandai besi zaman Majapahit. Status yang meninggikan mereka meski pekerjaannya
dianggap kasar.<o:p></o:p></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: left;">
Posisi Pandai Besi</div>
<div style="text-align: left;">
Dikutip dari: </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
OLEH: <b>HENDARU TRI HANGGORO</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<br />
Ia dipandang sebagai candala (tukang) dan empu.<iframe class="fb_ltr" id="f2694fa954" name="f7fb71cbc" scrolling="no" src="file:///C:/Users/andy/Downloads/Posisi%20Pandai%20Besi_files/like.htm" style="border-bottom-style: none; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; height: 20px; overflow: hidden; width: 71px;" title="Like this content on Facebook.">
</iframe></div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-50153661203120597322012-11-05T00:38:00.002-08:002012-11-07T03:47:54.971-08:00Sejarah LEKRA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">LEKRA DAN SEJARAH</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKym8aKvvpd7uvlV0Y6pqhl8d-0ebNjXWGv9Vg7AX6hfjwTNTusFq3SOaGSnRS4qBRAPAu4A5r2ZSoNYOx_lfRRQgehPKf8i7Gdwpj9G46Qtx_tk6gRhJ4-MOu5lCf5CE6jAwAygfN_m4/s1600/lekra.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKym8aKvvpd7uvlV0Y6pqhl8d-0ebNjXWGv9Vg7AX6hfjwTNTusFq3SOaGSnRS4qBRAPAu4A5r2ZSoNYOx_lfRRQgehPKf8i7Gdwpj9G46Qtx_tk6gRhJ4-MOu5lCf5CE6jAwAygfN_m4/s1600/lekra.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">LEKRA sebenarnya sebuah fenomena luar biasa dalam
sejarah Indonesia. Saya kira sulit bagi kita yang tidak berpengalaman langsung
sekarang ini membayangkan betapa besar, betapa canggih dan besar pengaruh LEKRA
pada tahun 1950-an dan 1960-an. Pada tahun 1963 Pramoedya Ananta Toer pernah
melaporkan bahwa keanggotaan LEKRA sudah melebihi seratus ribu orang. Seratus
ribu pekerja kebudayaan. Bisa saja klaim ini berlebihan apalagi setahu saya
LEKRA tidak pernah mengembangkan keanggotaan resmi. Tetapi jelas bahwa pada
waktu itu pengikut LEKRA sudah mencapai puluhan ribu orang. Sebelum kemerdekaan
Indonesia dan sejak naiknya Jenderal Soeharto menjadi presiden, tidak ada
organisasi kebudayaan yang mendekati skala massal ini. Pengaruh LEKRA pada
tahun 1950-an dan 1960-an sangat luas. Tidak hanya di bidang seni modern
seperti seni rupa dan sastra, tapi juga sampai cabang-cabang seni rakyat
seperti ketoprak, tari tradisional, pesindenan, pedalangan dan seni batik.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kalau LEKRA merupakan fenomena yang unik dalam
sejarah nasional Indonesia, begitu pula halnya dalam sejarah internasional.
Tentu saja ada organisasi kebudayaan di negara-negara lain di luar Indonesia.
Tetapi organisasi yang massal dan luas hanya ada di negara-negara sosialis, dan
organisasi itu bagian dari aparatus negara dan kebanyakan anggotanya merasa
wajib ikut. Juga pernah ada kebudayaan kiri yang tidak menjadi bagian apartus
negara, misalnya gerakan kebudayaan kiri pada masa Weimar di Jerman. Tetapi
tingkat pengorganisasiannya sangat rendah dan informal dibandingkan LEKRA.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tentu saja dalam kesadaran umum di Indonesia
sekarang LEKRA tidak dikenal sebagai suatu fenomena unik dalam sejarah seperti
saya gambarkan tadi. LEKRA paling hanya dikenal sebagai organisasi yang konon
terlibat dalam G-30-S/PKI. Jadi LEKRA dianggap sebagai organisasi penjahat.
Tapi tidak seorang pun dari organisasi itu dibawa ke pengadilan untuk
mempertanggungjawabkan peranan LEKRA dalam G 30 S/PKI atau kejahatan yang lain.
Tentu saja ini karena represi Orde Baru tidak berdasarkan hukum melainkan
berdasarkan kepentingan politik. LEKRA dianggap sealiran dengan musuh politik
Soeharto dan pendukungnya dan oleh karena itu mesti dihancurkan. Dari akhir
tahun 1965 sampai permulaan tahun 1967 ribuan anggota LEKRA ditahan tanpa
hukuman pidana dan ribuan lagi dibantai begitu saja. Represi massal ini tidak
bisa dijalankan tanpa pembenaraan ideologis. Masalahnya represi itu merupakan
trauma bukan hanya untuk orang yang menjadi korban tapi juga pelaku represi dan
masyarakat umum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pembenaran ideologis ini mulai dikembangkan dari
akhir tahun 1965 di koran dan majalah yang masih boleh diterbitkan. Tujuan
utamanya menggambarkan LEKRA sebagai alat PKI di bidang kebudayaan. Harus
dicatat di sini bahwa kejahatan PKI sudah dianggap terbukti walau pun tidak ada
seorang pimpinan yang dibawa ke pengadilan dalam bentuk apa pun. Dan
penghancuran PKI sudah berjalan dengan cara pembantaian massal. Gambaran LEKRA
sebagai alat PKI ini dikembangkan dan dipertahankan terus selama masa Orde Baru
dan dikembangkan oleh sejumlah budayawan terkemuka juga. Beberapa buku serta
puluhan artikel dan esai menekankan argumentasi semacam itu. Penulis yang
paling menonjol dalam hal ini mungkin Wiratmo Soekito dan Taufiq Ismail.
Tulisan-tulisan mereka ini sebagian besar merupakan polemik politik saja bukan
penelitian sejarah. Tulisan dari orang yang bekas anti LEKRA yang bisa
digolongkan penelitian sejarah seingat saya hanya tulisan Goenawan Mohamad pada
akhir tahun 1980-an. Dan itu dijadikan selingan di majalah Tempo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis-of6e62mpcWJd6vU6ZY9tpraGHoofy7Uyrv0byv-VvxgFrrCsaHyYuYtGursmxOrl5W3IUxBCGvyGKo9ZnyUsnZYAJezKHqB-HwvxqSo1NEEQnnY-ZlLDxJS63_mMm6n4eLdzUINiDA/s1600/lekara.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis-of6e62mpcWJd6vU6ZY9tpraGHoofy7Uyrv0byv-VvxgFrrCsaHyYuYtGursmxOrl5W3IUxBCGvyGKo9ZnyUsnZYAJezKHqB-HwvxqSo1NEEQnnY-ZlLDxJS63_mMm6n4eLdzUINiDA/s1600/lekara.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kalau LEKRA memang alat PKI, mengapa begitu banyak
orang bergabung dengannya? Mengapa LEKRA bisa berkembang selama 15 tahun?
Apakah rakyat Indonesia dan begitu banyak seniman hebat pada waktu itu memang
luar biasa kompleks? Penggambaran LEKRA sebagai alat sama sekali realistis,
seakan-akan ada jalur komando yang berasal langsung dari Moskow dan Beijing
melalui Politbiro PKI, lalu ke pimpinan pusat LEKRA sampai ke akar rumputnya.
Gambaran semacam ini tidak mungkin terjadi dalam sebuah organisasi sukarela
seperti LEKRA. Walaupun begitu konsepsi LEKRA PKI itu menjadi semacam sejarah
versi resmi selama mantan presiden Soeharto berkuasa. Dari permulaan tahun
1980-an mulai terdengar suara-suara dari bekas orang LEKRA, walaupun mereka
masih sangat disingkirkan dalam sistem politik Orde Baru. Pada tahun 1985 buku
Keith Foulcher, Social Commitment in Literature and the Arts, terbit di
Australia. Keith kembali membaca sumber asli LEKRA dan sempat berdiskusi dengan
beberapa tokoh LEKRA seperti mantan sekjen LEKRA Joebaar Ajoeb almarhum. Dalam
tulisannya Keith mengikuti argumentasi banyak veteran LEKRA dalam menegaskan
bahwa LEKRA bukan alatnya PKI, melainkan sealiran politik dengan PKI. Fokus
karya Keith adalah ideologi seni dan sebagian bukunya juga memuat antologi
karya sastra LEKRA. Jadi dia tidak memberi gambaran konkret tentang kondisi
sealiran itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dua gambaran yang kita dapat selama masa Orde Baru
adalah LEKRA sebagai alat PKI di satu pihak, dan LEKRA sebagai organisasi
kebudayaan yang sealiran dengan PKI. Kedua konsepsi ini sampai sekarang masih
belum digambarkan secara konkret. Kalau mau mengerti hubungan antara PKI dengan
LEKRA, Atau mau mengerti sejarah PKI pada umumnya tidak bisa dicapai gambaran
itu. Pertanyaan seharusnya adalah bagaimana pengorganisasian LEKRA? Bagaimana
LEKRA bisa berkembang? Tentu saja di sini saya hanya bisa menggambarkan sangat
kasar tentang bentuk dan perkembangan organisasi LEKRA. Saya harap teman-teman
veteran LEKRA yang hadir di sini mau menambahkan pengalaman mereka secara
langsung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kalau kita ambil pendekatan sebagai alat PKI, LEKRA
muncul begitu saja pada tanggal 17 Agustus 1950 atas inisiatif pimpinan PKI.
Padahal banyak orang yang ikut LEKRA di masa awal sudah punya basis sebelumnya.
Mereka sudah aktif di sanggar-sanggar seperti Sanggar Pelukis Rakyat dan
Sanggar Seniman Indonesia Merdeka (SIM) atau di kelompok-kelompok yang lain,
atau mereka punya kedudukan di dalam masyarakat. Organisasi-organisasi yang
sudah ada dan kegiatan yang sudah jalan tidak dihentikan untuk ikut perintah
LEKRA. Dalam hal ini LEKRA merupakan semacam badan koordinasi yang
mengembangkan organisasi dan kegiatan yang sudah ada. Lokasi berkumpul juga
penting sekali dalam pembangunan LEKRA. Ini bisa berupa kantor atau sanggar.
Anggota LEKRA makan, mandi, nginap, nongkrong dan juga berkarya di situ. Tentu
saja daya tarik LEKRA meningkat karena tokoh-tokoh yang boleh dibilang
karismatis ikut aktif dalam kegiatan LEKRA. Mereka biasanya sudah punya nama pada
tingkat daerah atau nasional, dan seringkali meyakinkan pengikut atau temannya
untuk ikut kegiatan-kegiatan LEKRA, atau aktif dalam LEKRA. Di tingkat lokal
tampaknya guru-guru SMA seringkali memainkan peranan penting, contohnya Bakri
Siregar di Medan pada permulaan tahun 1950-an. Peranan media juga jadi penting
dengan memberikan tempat bagi LEKRA dalam kesadaran umum, menyebarluaskan
kegiatan LEKRA atau kegiatan yang didukung oleh LEKRA, menemukan orang baru
yang berbakat, dan mengembangkan ketrampilan anggota yang sudah ada. Setahu
saya LEKRA hanya memiliki satu organ [penerbitan, ed] nasional yang resmi yaitu
Zaman Baru. Selain itu tentu saja ada terbitan lokal dan terbitan resmi
organisasi lainnya, termasuk buku dan dokumen. Tetapi di samping itu ada juga
terbitan yang merupakan bagian jaringan dari LEKRA, bukan organisasi LEKRA
secara formal, contohnya rubrik kebudayaan di Harian Rakyat atau Lentera di
Bintang Timur. Orang-orang LEKRA juga sering dapat tempat di rubrik kebudayaan
koran-koran daerah yang haus pada bahan, misalnya Waspada di Medan. Organisasi LEKRA berkembang dan bekerja sama
dengan organisasi lain, misalnya serikat-serikat buruh dan Badan Musyawarah
Kebudayaan Nasional (BMKN). Semakin besar organisasi-organisasi kiri macam
serikat buruh dan organisasi tani di Indonesia, semakin luas pengaruh dan daya
tarik LEKRA. Selain itu LEKRA juga membangun organisasi-organisasi baru yang
kemudian berkembang sealiran dengan LEKRA, misalnya badan nasional untuk pemain
ketoprak, Sarbufis (Sarekat Buruh Film Indonesia). LEKRA juga dapat banyak
perhatian dari lembaga-lembaga resmi negara, dan lembaga asing khususnya dari
negara-negara sosialis. Di dalam negeri salah satu akibatnya adalah makin
banyak perhatian dari tokoh-tokoh terkemuka, termasuk Presiden Soekarno.
Soekarno sering datang ketika ada pameran LEKRA, dan juga pernah datang membuka
acara-acara resmi LEKRA seperti konperensi. Seniman dan sanggar LEKRA juga
sempat memenangkan kontrak-kontrak seni dari negara seperti patung-patung. Ini
membantu perkembangan finansial lembaga-lembaga LEKRA seperti sanggar seni
rupa. Pemerintah-pemerintah dan organisasi asing juga ikut membantu LEKRA.
Bantuan utama berupa pengiriman rombongan ke negara-negara itu, khususnya ke
negara sosialis. Kesempatan untuk melanjutkan sekolah di negara-negara ini juga
cukup sering terjadi. Pada waktu itu negara-negara sosialis sedang berjaya.
Rusia dua puluh tahun sebelumnya merupakan negara termiskin dan terbelakang,
tapi waktu itu sudah menjadi negara adikuasa yang bersaing dengan Amerika
Serikat. Tapi saya berpendapat bahwa peran dukungan asing tidak terlalu
menentukan. Pengaruhnya hanya pada segelintir orang yang sempat ke luar negeri.
Pengaruh dari luar yang paling penting adalah semaraknya gerakan kiri
internasional, yang anti-kolonial atau sekaligus komunis. Ini menggairahkan dan
memberi bahan dan ilham pada gerakan di Indonesia. Walaupun gambaran saya ini
sangat kasar saya harap sudah mulai memperlihatkan LEKRA sebagai sebuah
organisasi massal, yang canggih dan yang sangat luas. Keberhasilannya sebagai
lembaga dibuktikan dengan munculnya organisasi baru yang menirunya pada tahun
1950-an dan permulaan 1960-an, misalnya LKN (Lembaga Kebudayaan Nasional),
Lesbumi (Lembaga Seni Budaya Muslimin) dan LESBI dan lain-lain. Pada umumnya
cara pembangunan organisasi LEKRA sangat organik, tidak memakai patokan dari
luar, tapi mengikuti pola lembaga yang sudah ada seperti sanggar-sanggar.
Cara-cara yang dipilih sesuai dengan situasi dan kondisi di Indonesia. Tidak
begitu sulitkiranya menjelaskan mengapa LEKRA begitu unik dalam sejarah
internasional. Pengaruh dari luar yang paling penting adalah gerakan
anti-kolonial. Dan bukan hanya LEKRA yang terpengaruh, tapi juga gerakan
nasionalis Indonesia pada umumnya, termasuk presiden Soekarno. Dalam ceramah
pendek ini saya berusaha menguraikan dua hal. Pertama, yang sudah lama menjadi
kontroversi, yakni hubungan antara LEKRA dengan komunisme. Kedua, keunikan dan
relevansi sejarah LEKRA dalam sejarah nasional dan sejarah dunia. Saya kira
sudah jelas bahwa saya tidak bisa menerima gambaran LEKRA sebagai alat PKI,
seperti yang ditulis sejarah resmi selama Orde Baru. Pertama karena hubungan
antara gerakan komunis dan LEKRA tidak mungkin jalan seperti yang digambarkan
selama ini. Kalau kita menerima gambaran LEKRA-PKI seperti ini, artinya LEKRA
sebagai onderbouw mutlak dari PKI, maka sulit dimengerti mengapa dalam empat
tahun saja LEKRA bisa begitu mapan, bisa berkembang sehingga memainkan peran
dalam kampanye pemilu 1955. Bahwa ada orang PKI yang belakangan mau menjadikan
LEKRA sebagai onderbouw, itu masalah lain lagi. Kita bisa membahas masalah
pe-merah-an organisasi kiri pada pertengahan tahun 1960-an dalam diskusi nanti.
Kedua, gambaran LEKRA-PKI itu memang berdasarkan konsep sejarah PKI sendiri
yang tidak ilmiah. Pada umumnya PKI digambarkan sebagai fenomena yang asing dan
buatan. Padahal tidak mungkin gerakan komunis berkembang begitu pesat di
Indonesia kalau cara-caranya tidak pas bagi orang Indonesia dan kalau tidak
berakar pada lembaga-lembaga sosial di Indonesia yang sudah mapan atau sudah
mulai mapan. Dalam hal ini gambaran LEKRA sendiri sebagai fenomena asing dan
buatan, lebih tidak masuk akal lagi. Seperti saya katakan tadi, LEKRA adalah
fenomena unik dalam sejarah dunia. Menurut saya, berdasarkan penelitian saya,
cukup jelas bahwa LEKRA berkembang karena cara membangunnya sangat organik dan
sesuai kondisi lokal. Kembali ke soal hubungan komunisme dan LEKRA yang menjadi
issue panas di Indonesia. Memang masalah itu saya singgung juga dalam riset
saya, tapi pendekatan issue itu tidak produktif sebenarnya. Tidak ada issue
konkret yang diangkat dan hanya berputar pada salah-benarnya LEKRA, dan tidak
menghasilkan penulisan sejarah yang ilmiah. Saya kira lebih bagus kalau kita
mulai dengan kesadaran bahwa LEKRA itu unik dalam sejarah nasional dan juga
sejarah dunia. Lebih baik kita bertanya mengapa suatu fenomena seperti LEKRA
bisa muncul di Indonesia pada tahun 1950-an dan 1960-an, tapi di tidak di lain
tempat dan di lain waktu. Saya sudah cukup lama bicara dan sebaiknya mengakhiri
dengan beberapa pertanyaan untuk diskusi. Pertama, selama Orde Baru, rezim
Soeharto berusaha menghapus LEKRA dari sejarah nasional. Sejauh mana usaha ini
berhasil. Kalau berhasil atau tidak, kenapa? Kedua, dalam ceramah saya sama
sekali tidak bicarakan praktek-praktek seniman LEKRA. Apa masih ada pengaruh
praktek mereka di zaman sekarang? Apakah masih produktif atau relevan untuk
seniman-seniman sekarang? Ketiga, apakah sejarah LEKRA itu masih relevan
sebagai sejarah? Apa yang bisa kita ambil dan pelajari dari sejarah LEKRA? Dan
yang terakhir, apa yang perlu kita teliti atau bahas lebih lanjut?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
</div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-49355064680079903392012-10-24T10:12:00.003-07:002012-10-24T10:12:36.033-07:00sejarah perang korea<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perang
Korea<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="yiv666112436msonormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Perang Korea Terjadi pada tahun 1950-1953 sebab Korea Utara menyerbu Korea Selatan
dibantu US dan RRC. PBB membentuk pasukan internasional dan berhasil mengusir
penyerang ke perbatasan 38<sup>o </sup>LU. Kemudian dicapai perdamaian di
desa Pan Mun Nyom yaitu genjatan senjata, pasukan PBB yang terdiri dari 16
negara dibubuarkan sedang “ sukarelawan” RRC maupun US harus meninggalkan
Korea Utara. Genjatan senjata berarti perang Korea belum berakhir, hanya untuk
sementara ( sejak 1953 sampai kini ) dalam situasi perang tanpa letusan
senjata.</div>
<div class="yiv666112436msonormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCwSgZGxML6SKkcD5ARuiFyLjHKF8lsRHsWJY4l29Xb1n5JycMGEQIoqGEeWTsUjq1Hqyn_czABrdo2LzXRhsdcGAqkxz8NC9QJoD9XBjRKZKJxl18B0ld3sLqg4AeHf7DDopT6y6w65g/s1600/korea.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCwSgZGxML6SKkcD5ARuiFyLjHKF8lsRHsWJY4l29Xb1n5JycMGEQIoqGEeWTsUjq1Hqyn_czABrdo2LzXRhsdcGAqkxz8NC9QJoD9XBjRKZKJxl18B0ld3sLqg4AeHf7DDopT6y6w65g/s200/korea.gif" width="200" /></a>Korea Selatan bangkit sebagai Negara industri baru dan hampir
setara dengan jepan, berkat bantuan AS untuk membendung komunis. Disamping itu
rakyatnya memiliki disiplin kerja yang sangat tinggi da nggaran militer tidak
diutamakan, sebab adanya perjanjian kerjasama militer AS dengan Korea Selatan.
Sampai sekarang terdapat 5.000 pasukan As di Korea Selatan ( 1997 ) .<br />
<a name='more'></a></div>
<div class="yiv666112436msonormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Sebaliknya Korea Utara lebih mengutamakan pelaksanaan
ideologi komunis sehingga anggaran belanja untuk militer lebih besar serta
upaya unutk membuat senjata nuklir walaupun belum berhasil. Akibatnya
kesejahteraan rakyat sangat kurang diperhatikan dibandingkan dengan
pengklutusan pimpinannya Kim II Sung dengan banyaknya monument tokoh tersebut. Jadi
pemerintahan merupakan diktator komunis perorangan, apalagi setelah Kim II Sung
meninggal yang menjadi presiden dan juga ketua partai anaknya ( 1995 ).</div>
<div class="yiv666112436msonormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Hubungan antara Indonesia dengan kedua Negara Korea itu cukup
baik, terlebih-lebih hubungan ekonomi dena Korea Selatan sangat meningkat
dengan banjirnya barang elektronik dan mobil dari Negara tersebut ( ingat
mobil nasional TIMOR ).</div>
<div class="yiv666112436msonormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Akibat perang Dunia II hanya bangsa Korea yang belum dapat
disatukan, tidak seperti Vietnam dengan peperangan( 1975 ) dan juga bangsa
Jerman dengan jalan damai ( 1991 ). Dengan jatuhnya komunis di Eropa Tiur,
termasuk bubarnya Negara Uni Soviet ( US ) dan berubahnya komunis kapitalis di
RRC maupun Vietnam, lambat laun Korea Utara yang komunis pasti bubar dan
menyatu dengan Korea Selatan ditambah kemiskinan rakyat yang melanda
akibat doktrin komunis maupun bencana alam ( 1997 ). Jatuhnya komunis di korea
utara pasti terjadi bila ada kudeta dari kaum militer atau bila Kim II
Sung kedua ini meninggal.</div>
<div class="yiv666112436msonormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Pada konfrensi AA I ( Bandung, 1955) maupun konfrensi
GNB I ( Beograd, 1961), Korea Utara maupun Korea Selatan tidak diundang.
Hubungan antara Indonesia makin erat dalam masa Demokrasi terpimpin (
1960-1965), dengan adanya politik Orde lama poros : Jakarta-Pnompenh-Hanoi-Beijing-Pyongyang.
Hal ini untuk kepentingan indinesia menggagalkan proyek Inggris membentuk
Malaysia ( ingat Dwikora 3 mei ( 1964). Sebaliknya di era ORBA hubungan dengan
Korea Utara agak dingin, sedang dengan Korea Selatan makin erat berkaitan
dengan ekonomi. </div>
<div class="yiv666112436msonormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Perang
ini sempat berhenti sementara dengan gencatan senjata yang ditandatangani pada
27 Juli 1953. Konflik diakibatkan oleh pembagian Korea dan upaya kedua Korea
untuk menyatukan kembali Korea dibawah pemerintahan mereka masing-masing. </div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Perang
ini menewaskan lebih dari 2 juta penduduk dan prajurit dari kedua belah pihak.
Periode sebelum perang ditandai dengan konflik perbatasan pada paralel utara
ke-38 dan upaya negosiasi pemilihan umum bagi keutuhan Korea.</span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Korea_utara#cite_note-TruceTent-22"><sup><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; text-decoration: none; text-underline: none;">[</span></sup></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Negosiasi berakhir ketika Tentara Rakyat Korea menyerbu Korea Selatan
pada 25 Juni 1950. Di bawah restu PBB, Amerika Serikat dan sekutunya mendukung
Korea Selatan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Setelah
serangan balasan Korea Selatan, tentara Cina mendukung Korea Utara, dan pada
akhirnya mengarah kepada gencatan senjata yang hampir memulihkan kembali
perbatasan awal antara Korea Utara dan Korea Selatan…….</span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Sejak
gencatan senjata tahun 1953, hubungan antara pemerintah Korea Utara dengan
Korea Selatan, Uni Eropa, Kanada, Amerika Serikat, dan Jepang tetap tegang.
Pertempuran dihentikan dengan gencatan senjata, tetapi kedua Korea secara
teknis masih berada dalam keadaan perang. Baik Korea Utara maupun Selatan
menandatangani Deklarasi Gabungan Utara-Selatan 15 Juni pada tahun 2000, ketika
kedua pihak berjanji untuk mengupayakan penyatuan kembali dengan cara damai. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Selain
itu pada 4 Oktober 2007, para pemimpin dari Utara dan Selatan bergandengan
tangan untuk mengadakan rapat puncak yang membicarakan pernyataan penghentian
perang secara resmi dan mengukuhkan kembali prinsip non-agresi. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-75171652219025234722012-09-18T23:10:00.000-07:002012-09-18T23:10:30.817-07:00Golongan muda dan Golongan tua dalam reformasi Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pertentangan antara golongan tua dan muda terjadi jauh sebelum mendekati proklamasi yaitu saat Soekarno menjabat sebagai ketua Jawa Hookokai. Bertempat di gedung Hookokai depan Lapangan Banteng tanggal 8 Juni 1945 Soekarno didatangi para pemuda yang ingin menyampaikan aspirasinya. Ketika itu masa-masa sidang kedua BPUPKI dan tuntutan para pemuda adalah agar kemerdekaan benar-benar diperjuangkan dan segera diproklamasikan. Menurut para pemuda kemerdekaan Indonesia tidak perlu menunggu perintah dari Jepang.<br />
<br />
Para pemuda pemberani dan revolusioner tersebut adalah anggota Gerakan Angkatan Baru yang diketuai oleh BM. Diah. Mereka berusaha menjelaskan kepada Soekarno bahwa mereka mengikuti setiap berita yang dilaporkan melalui radio-radio luar negeri. Berdasarkan berita yang mereka dengar, dikabarkan bahwa kekuatan Jepang di perang telah terdesak oleh sekutu. Diperkirakan tidak lama lagi Jepang akan lumpuh. Namun pernyataan dan berita menggembirakan itu tidak dapat meyakinkan Soekarno, karena Soekarno tetap bersihkukuh pada keputusan panitia untuk melanjutkan sidang BPUPKI.</span><br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Mendengar penolakan Soekarno, para pemuda dari Gerakan Angkatan Baru menjadi semakin kecewa setelah sebelumnya juga meminta dukungan Hatta namun ditolak. Penolakan tersebut mereka anggap bahwa Soekarno dan Hatta bukan pejuang revolusioner. Namun para pemuda tidak menyerah begitu saja, mereka terus-menerus mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Sampai kemudian para pemuda berada pada titik kulminasi kekecewaan terhadap para golongan tua, sehingga mencetuskan pengungsian Soekarno Hatta ke luar kota Jakarta yang kemudian dikenal dengan peristiwa Rengasdengklok.</div>andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-38536084378564635572012-09-18T02:27:00.002-07:002013-06-20T23:55:11.204-07:00sejarah pembentukan PNI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: center;">
SEJARAH PNI</div>
PNI pertama kali dibentuk oleh Soekarno pada bulan juli 1927 bertempat di Bandung, Pada tahun 1988 PNI mendapatkan kembali kesempatan dalam pemilu di Indonesia dan pada tahun 1999 PNI ikut berpartisipasi dalam pemilu di Indonesia, dengan nama partai PNI Soepeni dan memperoleh suara sebanya 0,36% suara dalam pemilu <span style="background-color: white; font-family: Arial, Tahoma, Verdana; font-size: 12px; line-height: 17px;">Sesuai dengan UU No. 31 Tahun 2002, maka PNI Soepeni tidak diperbolehkan mengikuti Pemilu 2004. Oleh karena itu partai ini memakai nama baru yaitu Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (PNI Marhaenisme) dan mendaftarkan diri untuk mengikuti Pemilu 2004 dan berhasil lolos dari verifikasi serta memenuhi persyaratan yang ditentukan.</span><br />
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Tahoma, Verdana; font-size: 12px; line-height: 17px; padding: 0px 0px 15px;">
<h4 style="text-align: left;">
Partai berlandaskan perjuangan marhaenisme ini memberikan prioritas kepada perbaikan nasib buruh, petani dan nelayan dalam programnya. Selain itu partai juga menekankan memperjuangkan terselenggaranya pemerintahan yang bebas dari KKN serta mengembangkan nasionalisme Indonesia yang tidak chauvinistik.</h4>
</div>
</div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-38862093925213445642012-09-17T10:04:00.000-07:002012-09-17T10:04:32.850-07:00SEJARAH PERJALANAN SAREKAT ISLAM<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">SEJARAH SAREKAT ISLAM</span></div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWIxRHF6Tpy17a-XCQFH7y0NMUwl8AG7pLLuMmTYUFKEuG3uEz27Az_0hTVshfhNmdA6M-IyHB1EYpVj7ozrEpn93gyJKTuYj-3vwxSk8Z6VgbJLJpIyDjGuIo991MlO2QTAjfEmgSR-U/s1600/images+(36).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWIxRHF6Tpy17a-XCQFH7y0NMUwl8AG7pLLuMmTYUFKEuG3uEz27Az_0hTVshfhNmdA6M-IyHB1EYpVj7ozrEpn93gyJKTuYj-3vwxSk8Z6VgbJLJpIyDjGuIo991MlO2QTAjfEmgSR-U/s320/images+(36).jpg" width="283" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">lambang SI</td></tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sarekat Islam pada awalnya adalah perkumpulan pedagang-pedagang Islam yang diberi nama Sarekat <b>Dagang Islam (SDI).</b> Perkumpulan ini didirikan oleh <b>Haji Samanhudi </b>tahun 1911 di kota Solo. Perkumpulan ini semakin berkembang pesat ketika Tjokroaminoto memegang tampuk pimpinan dan mengubah nama perkumpulan menjadi Sarekat Islam. <b>Sarekat Islam (SI)</b> dapat dipandang sebagai salah satu gerakan yang paling menonjol sebelum Perang Dunia II.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pendiri Sarekat Islam, Haji Samanhudi adalah seorang pengusaha batik di Kampung Lawean (Solo) yang mempunyai banyak pekerja, sedangkan pengusaha-pengusaha batik lainnya adalah orang-orang Cina dan Arab.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tujuan utama SI pada awal berdirinya adalah menghidupkan kegiatan ekonomi pedagang Islam Jawa. Keadaan hubungan yang tidak harmonis antara Jawa dan Cina mendorong pedagang-pedagang Jawa untuk bersatu menghadapi pedagang-pedagang Cina. Di samping itu agama Islam merupakan faktor pengikat dan penyatu kekuatan pedagang-pedagang Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemerintah Hindia Belanda merasa khawatir terhadap perkembangan SI yang begitu pesat. SI dianggap membahayakan kedudukan pemerintah Hindia Belanda, karena mampu memobilisasikan massa. Namun Gubernur Jenderal Idenburg (1906-1916) tidak menolak kehadiran Sarekat Islam. Keanggotaan Sarekat Islam semakin luas.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada kongres Sarekat Islam di Yogayakarta pada <b>tahun 1914,</b> <b>HOS Tjokroaminoto</b> terpilih sebagai Ketua Sarekat Islam. Ia berusaha tetap mempertahankan keutuhan dengan mengatakan bahwa kecenderungan untuk memisahkan diri dari <b>Central Sarekat Islam</b> harus dikutuk dan persatuan harus dijaga karena Islam sebagai unsur penyatu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDDmTbEUkjj8AVFByw7Swuo8pjXUmb3DswRfe3LrBNpT2xKY_R1xueotLlEyGm0h1MuxENR5lYc7Vss1K_pjRigBepRO4lGFEfIMc47NYC5SGhLBcA0j0YSIg7q2OonDedSjBWP6T1dAE/s1600/images+%252837%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="153" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDDmTbEUkjj8AVFByw7Swuo8pjXUmb3DswRfe3LrBNpT2xKY_R1xueotLlEyGm0h1MuxENR5lYc7Vss1K_pjRigBepRO4lGFEfIMc47NYC5SGhLBcA0j0YSIg7q2OonDedSjBWP6T1dAE/s200/images+%252837%2529.jpg" width="200" /></a></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Namun sebelum Kongres Sarekat Islam Kedua <b>tahun 1917</b> yang diadakan di Jakarta muncul aliran revolusionaer sosialistis yang dipimpin oleh <b>Semaun</b>. Pada saat itu ia menduduki jabatan ketua pada SI lokal Semarang. Walaupun demikian, kongres tetap memutuskan bahwa tujuan perjuangan Sarekat Islam adalah membentuk pemerintah sendiri dan perjuangan melawan penjajah dari kapitalisme yang jahat. Dalam Kongres itu diputuskan pula tentang keikutsertaan partai dalam Voklsraad. HOS Tjokroaminoto (anggota yang diangkat) dan Abdul Muis (anggota yang dipilih) mewakili Sarekat Islam dalam Dewan Rakyat (Volksraad).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada Kongres Sarekat Islam Ketiga <b>tahun 1918</b> di Surabaya, pengaruh Sarekat Islam semakin meluas. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sementara itu pengaruh Semaun menjalar ke tubuh SI. Ia berpendapat bahwa pertentangan yang terjadi bukan antara penjajah-penjajah, tetapi antara kapitalis-buruh. Oleh karena itu, perlu memobilisasikan kekuatan buruh dan tani disamping tetap memperluas pengajaran Islam. Dalam Kongres SI Keempat tahun 1919, Sarekat Islam memperhatikan gerakan buruh dan Sarekat Sekerja karena hal ini dapat memperkuat kedudukan partai dalam menghadapi pemerintah kolonial. Namun dalam kongres ini pengaruh sosial komunis telah masuk ke tubuh <b>Central Sarekat Islam (CSI)</b> maupun cabang-cabangnya. Dalam Kongres Sarekat Islam kelima tahun 1921, Semaun melancarkan kritik terhadap kebijaksanaan Central Sarekat Islam yang menimbulkan perpecahan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Rupanya benih perpecahan semakin jelas dan dua aliran itu tidak dapat dipersatukan kembali. Dalam Kongres Luar Biasa Central Sarekat Islam yang diselenggarakan tahun 1921 dibicarakan masalah disiplin partai. <b>Abdul Muis (Wakil Ketua CSI)</b> yang menjadi pejabat Ketua CSI menggantikan Tjokroaminoto yang masih berada di dalam penjara, memimpin kongres tersebut. Akhirnya Kongres tersebut mengeluarkan ketetapan aturan Disiplin Partai. Artinya, dengan dikeluarkannya aturan tersebut, golongan komunis yang diwakili oleh Semaun dan Darsono, dikeluarkan dari Sarekat Islam. Dengan pemecatan Semaun dari Sarekat Islam, maka Sarekat Islam pecah menjadi dua, yaitu <b>Sarekat Islam Putih</b> yang berasaskan kebangsaan keagamaan di bawah pimpinan Tjokroaminoto dan <b>Sarekat Islam</b> <b>Merah</b> yang berasaskan komunis di bawah pimpinan Semaun yang berpusat di Semarang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada Kongres Sarekat Islam <i><b>Ketujuh tahun 1923</b> </i>di Madiun diputuskan bahwa Central Sarekat Islam digantikan menjadi <b><i>Partai Sarekat Islam (PSI)</i>.</b> dan cabang Sarekat Islam yang mendapat pengaruh komunis menyatakan diri bernaung dalam Sarekat Rakyat yang merupakan organisasi di bawah naungan Partai Komunis Indonesia (PKI).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ_0oM83-4jm32dDuM_3K_TRgocTL6B6nq7XQ7hNk0D25wYExfMwPTNi2KJm6y43UTPjDmGuHeM_EAKfPe61oJchJ_empTu5NuV1xA1J_wEHETHizSl9v1XJqQ1uVxTL2DnZl1Zg0CnVI/s1600/images+%252838%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ_0oM83-4jm32dDuM_3K_TRgocTL6B6nq7XQ7hNk0D25wYExfMwPTNi2KJm6y43UTPjDmGuHeM_EAKfPe61oJchJ_empTu5NuV1xA1J_wEHETHizSl9v1XJqQ1uVxTL2DnZl1Zg0CnVI/s1600/images+%252838%2529.jpg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada periode antara <b>tahun 1911-1923</b> Sarekat Islam menempuh garis perjuangan parlementer dan evolusioner. Artinya, Sarekat Islam mengadakan politik kerja sama dengan pemerintah kolonial. Namun setelah tahun 1923, Sarekat Islam menempuh garis perjuangan nonkooperatif. Artinya, organisasi tidak mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial, atas nama dirinya sendiri. Kongres Partai Sarekat Islam tahun 1927 menegaskan bahwa tujuan perjuangan adalah mencapai kemerdekaan nasional berdasarkan agama Islam. Karena tujuannya adalah untuk mencapai kemerdekaan nasional maka Partai Sarekat Islam menggabungkan diri dengan <b><i>Pemufakatan</i> <i>Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).</i></b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada tahun 1927</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> nama Partai Sarekat Islam ditambah dengan “Indonesia” untuk menunjukan perjuangan kebangsaan dan kemudian namanya menjadi <b>Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).</b> Perubahan nama itu dikaitkan dengan kedatangan dr. Sukiman dari negeri Belanda. Namun dalam tubuh PSII terjadi perbedaan pendapat antara Tjokroaminoto yang menekankan perjuangan kebangsaan di satu pihak, dan di pihka lain dr. Sukiman yang menyatakan keluar dari PSII dan mendirikan <b>Partai Islam</b> <b>Indonesia (PARI)</b>. Perpecahan ini melemahkan PSII. Akhirnya PSII pecah menjadi <b>PSII Kartosuwiryo</b>, <b>PSII Abikusno</b>, <b>PSII</b>, dan <b>PARI dr. Sukiman</b><o:p></o:p></span></div><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><br />
<br />
</div>andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-67969192228410296652012-09-17T09:00:00.000-07:002012-09-17T09:00:41.486-07:00sejarah partai masyumi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div style="text-align: center;">TENTANG PARTAI MASYUMI</div><br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Perjalanan politik Masyumi - sejak didirikan pada tanggal 7 Nopember 1945 sampai dibubarkan pada tahun</div><div style="text-align: justify;">1960 -- penuh dengan dinamika, baik di dalam internal Masyumi sendiri maupun ketika berhubungan</div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFN3T2YsGISCkTt_ka6frpwmcguKWmLmxybCARGwGC6KhzRpAO1jTKM0rwIrvix6SAnYmB5sEj4QVaveRXMb9eFlnF7rkqgtQLI6e-LerLx3danD0uPl7h0MUXHdyeybxJF4yOAQfoNf8/s1600/gambar+partai+masyumi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFN3T2YsGISCkTt_ka6frpwmcguKWmLmxybCARGwGC6KhzRpAO1jTKM0rwIrvix6SAnYmB5sEj4QVaveRXMb9eFlnF7rkqgtQLI6e-LerLx3danD0uPl7h0MUXHdyeybxJF4yOAQfoNf8/s320/gambar+partai+masyumi.jpg" width="260" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">partai masyumi</td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;">dengan partai politik dan Presiden Sukarno. Hubungan Masyumi dengan Presiden Sukarno misalnya, pernah juga mengalami hubungan yang harmonis, terutama pada masa revolusi. Hubungan itu mengalami pergeseran hingga menjurus kepada konflik. Konflik antara Sukarno dengan Masyumi semakin tajam, terutama sejak adanya keinginan Sukarno mengubur partai politik pada bulan Oktober 1956, dan Konsepsi Presiden pada tahun 1957. Konflik terus berlanjut hingga masa Demokrasi Terpimpin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin dimulai sejak keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Keluarnya Dekrit tersebut semakin memperkuat dan memperbesar kekuasaan Sukarno di satu pihak, sementara di pihak lain semakin melemahkan posisi dan peran Masyumi sebagai partai politik. Bukan hanya peran politik Masyumi yang semakin merosot, tetapi eksistensi Partai Masyumi pun diakhiri Sukarno melalui Keputusan Presiden No. 200 tahun 1960.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ada beberapa faktor yang menyebabkan Sukarno membubarkan Masyumi. Pertama, Sukarno ingin merealisasikan pemikiran dan obsesinya yang sudah lama terkubur, terutama mengenai partai politik, demokrasi dan revolusi. Kesimpulan ini didasarkan atas beberapa pernyataan dan pemikiran Sukarno yang sudah berkembang sejak masa pergerakan nasional sampai masa awal Demokrasi Terpimpin. Kesatu, sejak masa pergerakan nasional Sukarno menginginkan partai politik cukup satu. Bahkan pada bulan Oktober</div><a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">1956 Sukarno menyatakan partai politik adalah penyakit, sehingga hams dikubur. Kedua, Sukarno menginginkan demokrasi yang diterapkan adalah Democratisch-centralisme, yakni suatu demokrasi yang memberi kekuasaan pada pucuk pimpinan buat menghukum tiap penyelewengan, dan menendang bagian partai yang membahayakan massa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Konsep ini disampaikan Sukarno pada tahun 1933. Konsep ini kemudian Sukarno terapkan pada masa Demokrasi Terpimpin. Ketiga, Sukarno berkeyakinan revolusi belum selesai. Setiap revolusi mempunyai musuh. Dalam logika revolusi hares ditarik garis yang tegas antara kawan dan lawan. Perilaku politik Sukarno pada masa Demokrasi Terpimpin - menurut Bernhard Dahm -- dipengaruhi oleh sifat-sifat yang dimiliki tokoh Bima dalam cerita pewayangan, seperti sifat Bima yang tidak mengenal kompromi dengan lawan yang datang dari luar keIuarganya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Faktor kedua, adanya konflik yang berkepanjangan antara Sukarno dengan Masyumi. Konflik itu mulai muncul ketika Perdana Menteri M. Natsir menolak usul Presiden Sukarno tentang cara penyelesaian Irian Barat. Selain itu, Natsir juga mengingatkan Presiden Sukarno supaya jangan mencampuri urusan pemerintah, dan kalau Sukarno terus-terusan mencampuri kebijaksanaan pemerintah maka perdana menteri bisa menangkapnya. Kasus ini menimbulkan dendam pribadi Sukarno kepada M. Natsir. Selain dendam pribadi, Sukarno juga menyimpan dendam sejarah kepada Partai Masyumi. Partai Masyumi seringkali mengkritisi dan menentang gagasan dan kebijaksanaan Sukarno. Adanya penentangan dan perlawanan Masyumi yang tidak putus-putusnya kepada Presiden Sukamo yang semakin mendorong dan meyakinkan Sukarno untuk membubarkan Masyumi. Faktor ketiga adalah untuk menjaga kesinambungan pelaksanaan Demokrasi Terpimpin dan melestarikan kekuasaannya. Sukamokhawatir kalau Masyumi tetap dibiarkan hidup, maka akan mengancam kekuasaannya, dan menghambat jalannya Demokrasi Terpimpin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian, Masyumi dibubarkan bukan karena terlibat PRRI. Hal ini diakui sendiri oleh Sukarno kepada Bernhard Dahm pada tahun 1966. Sukarno mengatakan tidak dapat menyalahkan suatu partai karena kesalahan beberapa orang. Kalau begitu, keluarnya Keputusan Presiden No. 200 tahun 1960 merupakan bentuk sikap kesewenang-wenangan Sukarno terhadap Partai Masyurni.</div><div style="text-align: justify;">Konflik Masyumi dengan Presiden Sukarno disebabkan beberapa hal. Pertama, masalah kedudukan dan kekuasaan dalam pemerintahan. Kedudukan dan kekuasaan Masyumi dalam pemerintahan sangat besar pada masa Demokrasi Parlementer, sementara pengaruh dan kekuasaan Presiden Sukarno sangat keciI. Mengingat kedudukan seperti itu, maka Presiden Sukarno ingin merebut kedudukan itu, dan terlibat secara langsung dalam pemerintahan. Sebab kedua, adanya perbedaan yang prinsipil mengenai demokrasi. Sukarno menginginkan Demokrasi Terpimpin, sementara Masyumi menolak dan menentang Demokrasi Terpimpin. Sebab ketiga, adanya perbedaan ideologi. Presiden Sukarno menggalang kerjasama dengan PKI yang berhaluan komunis.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, Partai Masyumi mempunyai ideologi Islam yang tidak mau bekerjasama dengan PKI, dan sangat kerns menentang komunisme. Adanya pcrbcdaaan ideologi antara PKI dan Masyumi, berimplikasi terhadap hubungan Masyumi dengan Presiden Sukarno. Sukarno lebih memilih PKI, dan konsekuensinya Sukarno hams menyingkirkan Masyumi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Usaha Sukarno untuk menyingkirkan Masyumi dilakukan dengan dua pendekatan. Pertama, pendekatan politik, dengan cara mengurangi dan menghilangkan peran politik Masyumi dalam pemerintahan dan</div><div style="text-align: justify;">legeslatif. Kedua, pendekatan hukum, dengan membuat beberapa peraturan yang menjurus kepada pembubaran Partai Masyumi. </div><div style="text-align: justify;">Partai Masyumi menghadapi Keputusan Presiden No. 200 tahun 1960 dengan dua cara. Pertama, Pimpinan</div><div style="text-align: justify;">Partai Masyumi menyatakan Masyumi bubar, melalui suratnya No. 1801BNI-25/60 tanggal 13 September</div><div style="text-align: justify;">1960. Partai Masyumi membubarkan diri untuk menghindari cap sebagai partai terlarang, dan korban yang tidak perlu, baik terhadap anggota Masyumi dan keluarganya, maupun aset-aset Masyumi. Kedua, menggugat Sukarno di pengadilan. Usaha Masyumi mencari keadilan di pengadilan menemui jalan buntu. Kebuntuan itu terjadi karena adanya intervensi Sukarno terhadap pengadilan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Keputusan Pimpinan Partai Masyumi yang membubarkan diri, temyata bisa diterima anggota Masyumi. Anggota Masyumi tidak melakukan pembangkangan terhadap Pimpinan Masyumi. Meskipun Partai Masyumi sudah bubar secara material, namun di kalangan anggota Masyumi masih merasa Masyumi tetap hidup dalam jiwa mereka. Oleh karena itu, mereka tetap memandang para pemimpin mantan Masyumi sebagai pemimpin mereka. Dengan demikian, pernyataan Faith mengenai sifat Bapakisme dalam kepemimpinan partai di Indonesia terbukti, setidaknya untuk kasus Partai Masyumi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div>andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-49635180576956294132012-09-09T10:13:00.003-07:002014-12-18T03:16:13.478-08:00CANDI SUKUH <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h4 style="text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-weight: normal;">Candi Sukuh merupakan candi yang berlatar belakang agama Hindu. Berdasarkan prasasti yang ada di sekitar candi, Candi Sukuh didirikan antara tahun 1359 - 1378 Saka atau tahun 1437 - 1456 Masehi (sekitar abad XV). Meskipun berlatar belakang agama Hindu, bentuk bangunan candi cenderung kembali ke bentuk bangunan pada jaman pra sejarah yaitu struktur Punden Berundak.Candi Sukuh terletak di Kabupaten Karanganyar, eks Karisidenan Surakarta, Jawa Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini digolongkan kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas.</span></h4>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6733162421703893674" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-kRgbYcDEya7lWPtEYsaamCtH3euKesyEHcZXJ0Jj7lObaryHG9M_xA8Bg6Badt2Zqj1FDYUpyFm9mz_CsMWMIDm4fNsfhrVjpGb3fSuEZ5pC-4dxbFC33HNv6SoJBKDYVqhHmnSW-io/s1600/komplek+utama+candi+sukuh.jpg" imageanchor="1" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-kRgbYcDEya7lWPtEYsaamCtH3euKesyEHcZXJ0Jj7lObaryHG9M_xA8Bg6Badt2Zqj1FDYUpyFm9mz_CsMWMIDm4fNsfhrVjpGb3fSuEZ5pC-4dxbFC33HNv6SoJBKDYVqhHmnSW-io/s320/komplek+utama+candi+sukuh.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<h4 style="text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-weight: normal;"><br />
<span style="color: #3366ff;">Sejarah singkat penemuan</span></span></h4>
<h4 style="text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-weight: normal;">Situs candi Sukuh ditemukan kembali pada masa pemerintahan Britania Raya di tanah Jawa pada tahun 1615 oleh Johnson, Residen Surakarta. Johnson kala itu ditugasi oleh Thomas Stanford Raffles untuk mengumpulkan data-data guna menulis bukunya The History of Java. Kemudian setelah masa pemerintahan Britania Raya berlalu, pada tahun 1842, Van der Vlis, yang berwarganegara Belanda melakukan penelitian. Lalu pada tahun 1928, pemugaran dimulai.Lokasi candi Sukuh terletak di lereng kaki Gunung Lawu pada ketinggian kurang lebih 1.186 meter di atas permukaan laut pada koordinat 07o37, 38’ 85’’ Lintang Selatan dan 111o07,. 52’65’’ Bujur Barat. Candi ini terletak di dukuh Berjo, desa Sukuh, kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, eks Karisidenan Surakarta, Jawa Tengah. Candi ini berjarak kurang lebih 20 kilometer dari kota Karanganyar dan 36 kilometer dari Surakarta. Kurang lebih 4 kilometer mendaki gunung Lawu lagi, terdapat situs Candi Cetho.Yang membuat Candi Sukuh menarik adalah bentuk candi, arca dan lukisan relief yang sungguh unik dan berbeda dengan candi lainnya. Candi ini dipenuhi arca dan relief yang menggambarkan perwujudan kelamin lelaki dan perempuan secara gamblang, telanjang dan naturalis. Hal inilah yang memicu timbulnya julukan "The Most Exotic Temple in The World" bagi Candi Sukuh. Tak jarang mereka melontarkan tuduhan sebagai candi porno yang mengajarkan pendidikan seks secara vulgar.</span></h4>
<br /></div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-72940360272376249172012-08-08T23:00:00.001-07:002014-12-18T03:16:40.314-08:00SEJARAH KISAH MAHABARATA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="color: #444444;">KISAH MENGENAI MAHABARATA</span><br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.9pt; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 4.8pt;">
<span style="color: #444444;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Mahabharata</span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif;"> (<span style="text-decoration: none;">Sanskerta</span>: </span><b><span style="font-family: Mangal, serif;">महाभारत</span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">) adalah sebuah karya sastra kuno yang konon ditulis oleh Begawan <span style="text-decoration: none;">Byasa</span> atau Vyasa dari <span style="text-decoration: none;">India</span>. Buku ini terdiri dari delapan belas kitab, maka dinamakan <span style="text-decoration: none;">Astadasaparwa</span> (asta = 8, dasa = 10, parwa = kitab). Namun, ada pula yang meyakini bahwa kisah ini sesungguhnya merupakan kumpulan dari banyak cerita yang semula terpencar-pencar, yang dikumpulkan semenjak abad ke-4 sebelum Masehi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.9pt; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 4.8pt;">
<span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;">Secara singkat, Mahabharata menceritakan kisah konflik para <span style="text-decoration: none;">Pandawa</span> lima dengan saudara sepupu mereka sang seratus <span style="text-decoration: none;">Korawa</span>, mengenai sengketa hak pemerintahan tanah negara <span style="text-decoration: none;">Astina</span>. Puncaknya adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perang" title="Perang"><span style="text-decoration: none;">perang</span></a> <span style="text-decoration: none;">Bharatayuddha</span> di medan Kurusetra dan pertempuran berlangsung selama delapan belas hari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.9pt; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 4.8pt;">
<span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;">Selain berisi cerita kepahlawanan (<span style="text-decoration: none;">wiracarita</span>), Mahabharata juga mengandung nilai-nilai <span style="text-decoration: none;">Hindu</span>, <span style="text-decoration: none;">mitologi</span> dan berbagai petunjuk lainnya. Oleh sebab itu kisah Mahabharata ini dianggap suci, teristimewa oleh pemeluk agama Hindu. Kisah yang semula ditulis dalam <span style="text-decoration: none;">bahasa Sanskerta</span> ini kemudian disalin dalam berbagai bahasa, terutama mengikuti perkembangan peradaban Hindu pada masa lampau di <span style="text-decoration: none;">Asia</span>, termasuk di <span style="text-decoration: none;">Asia Tenggara</span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.9pt; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 4.8pt;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzCntn_s9Li2yWRhomG72VZtWQrwk6trYJ9YtjObLvXln6rYri_rUb5Ns4WXZIlNLKFHV3gk0hccansOYvRxbZ-lUvSmlv5OHdomf794oFhFhVyFDl2SgTiDRlkDigMJlEY92gI6cDJf8/s1600/petamahabarat.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="color: #444444;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzCntn_s9Li2yWRhomG72VZtWQrwk6trYJ9YtjObLvXln6rYri_rUb5Ns4WXZIlNLKFHV3gk0hccansOYvRxbZ-lUvSmlv5OHdomf794oFhFhVyFDl2SgTiDRlkDigMJlEY92gI6cDJf8/s320/petamahabarat.jpg" height="320" width="272" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">peta persebaran tempat kitab mahabarata</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;">Di <span style="text-decoration: none;">Indonesia</span>, salinan berbagai bagian dari Mahabharata, seperti <i><span style="text-decoration: none;">Adiparwa</span></i>, <i><span style="text-decoration: none;">Wirataparwa</span></i>, <i><span style="text-decoration: none;">Bhismaparwa</span></i> dan mungkin juga beberapa parwa yang lain, diketahui telah digubah dalam bentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prosa" title="Prosa"><span style="text-decoration: none;">prosa</span></a> bahasa <span style="text-decoration: none;">Kawi</span> (Jawa Kuno) semenjak akhir abad ke-10 Masehi. Yakni pada masa pemerintahan raja <span style="text-decoration: none;">Dharmawangsa Teguh</span>(991-1016 M) dari Kadiri. Karena sifatnya itu, bentuk prosa ini dikenal juga sebagai sastra parwa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.9pt; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 4.8pt;">
<span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;">Yang terlebih populer dalam masa-masa kemudian adalah penggubahan cerita itu dalam bentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin" title="Kakawin"><span style="text-decoration: none;">kakawin</span></a>, yakni puisi lawas dengan <span style="text-decoration: none;">metrum</span> India berbahasa Jawa Kuno. Salah satu yang terkenal ialah <i><span style="text-decoration: none;">kakawin Arjunawiwaha</span></i> (<i>Arjunawiwāha</i>, perkawinan Arjuna) gubahan mpu <span style="text-decoration: none;">Kanwa</span>. Karya yang diduga ditulis antara 1028-1035 M ini (Zoetmulder, 1984) dipersembahkan untuk raja <span style="text-decoration: none;">Airlangga</span> dari kerajaan Medang Kamulan, menantu raja Dharmawangsa.</span><br />
<a name='more'></a><span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.9pt; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 4.8pt;">
<span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;">Karya sastra lain yang juga terkenal adalah <span style="text-decoration: none;">Kakawin Bharatayuddha</span>, yang digubah oleh mpu Sedah dan belakangan diselesaikan oleh mpu Panuluh (Panaluh). Kakawin ini dipersembahkan bagi Prabu <span style="text-decoration: none;">Jayabhaya</span> (1135-1157 M), ditulis pada sekitar akhir masa pemerintahan raja Daha (Kediri) tersebut. Di luar itu, mpu Panuluh juga menulis kakawin <i><span style="text-decoration: none;">Hariwangśa</span></i> pada masa Jayabaya, dan diperkirakan pula menggubah <span style="text-decoration: none;">Gaţotkacāśraya</span> pada masa raja <span style="text-decoration: none;">Kertajaya</span> (1194-1222 M) dari Kediri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.9pt; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 4.8pt;">
<span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;">Beberapa kakawin lain turunan Mahabharata yang juga penting untuk disebut, di antaranya adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin_Kresnayana" title="Kakawin Kresnayana"><span style="text-decoration: none;">Kŗşņāyana</span></a> (karya mpu Triguna) dan<i><span style="text-decoration: none;">Bhomāntaka</span></i> (pengarang tak dikenal) keduanya dari zaman kerajaan Kediri, dan <i><span style="text-decoration: none;">Pārthayajña</span></i> (mpu Tanakung) di akhir zaman Majapahit. Salinan naskah-naskah kuno yang tertulis dalam lembar-lembar daun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lontar" title="Lontar"><span style="text-decoration: none;">lontar</span></a> tersebut juga diketahui tersimpan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bali" title="Bali"><span style="text-decoration: none;">Bali</span></a>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.9pt; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 4.8pt;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikqVMx-Kq99qy3V-kSR6hfhgFE18hAlWG-YGDZNkSCvyPQ9IpQK4v1N03NKjyX-SF8CRykm-Uc6HzB-nDzA-jQnzfFAhIawoZyLBXI3KO_2wcnv9gUujfVNt-h4FubnQAnP0dkmVD_FP0/s1600/prabu+santanu+dan+keturunannya.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="color: #444444;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikqVMx-Kq99qy3V-kSR6hfhgFE18hAlWG-YGDZNkSCvyPQ9IpQK4v1N03NKjyX-SF8CRykm-Uc6HzB-nDzA-jQnzfFAhIawoZyLBXI3KO_2wcnv9gUujfVNt-h4FubnQAnP0dkmVD_FP0/s1600/prabu+santanu+dan+keturunannya.jpg" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">gambar putri santanu dan keturunannya</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;">Di samping itu, mahakarya sastra tersebut juga berkembang dan memberikan inspirasi bagi berbagai bentuk budaya dan seni pengungkapan, terutama di <span style="text-decoration: none;">Jawa</span> dan Bali, mulai dari seni <span style="text-decoration: none;">patung</span> dan seni <span style="text-decoration: none;">ukir</span> (relief) pada <span style="text-decoration: none;">candi</span>-candi, seni <span style="text-decoration: none;">tari</span>, seni <span style="text-decoration: none;">lukis</span> hingga seni pertunjukan seperti <span style="text-decoration: none;">wayang kulit</span> dan <span style="text-decoration: none;">wayang orang</span>. Di dalam masa yang lebih belakangan, kitab Bharatayuddha telah disalin pula oleh pujangga kraton <span style="text-decoration: none;">Surakarta</span> <span style="text-decoration: none;">Yasadipura</span> ke dalam <span style="text-decoration: none;">bahasa Jawa</span> modern pada sekitar abad ke-18.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.9pt; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 4.8pt;">
<span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;">Dalam dunia sastera popular Indonesia, cerita Mahabharata juga disajikan melalui bentuk <span style="text-decoration: none;">komik</span> yang membuat cerita ini dikenal luas di kalangan awam. Salah satu yang terkenal adalah karya dari <span style="text-decoration: none;">R.A. Kosasih</span>.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; border-bottom: solid #AAAAAA 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid #AAAAAA .75pt; mso-element: para-border-div; padding: 0in 0in 2.0pt 0in;">
<div class="MsoNormal" style="background: white; border: none; margin-bottom: .1in; mso-border-bottom-alt: solid #AAAAAA .75pt; mso-line-height-alt: 15.9pt; mso-outline-level: 2; mso-padding-alt: 0in 0in 2.0pt 0in; padding: 0in;">
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 16pt;">Versi-versi Mahabharata</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 16pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.9pt; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 4.8pt;">
<span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;">Di India ditemukan dua versi utama Mahabharata dalam bahasa Sanskerta yang agak berbeda satu sama lain. Kedua versi ini disebut dengan istilah "Versi Utara" dan "Versi Selatan". Biasanya versi utara dianggap lebih dekat dengan versi yang tertua.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 4.8pt; mso-line-height-alt: 15.9pt;">
<span style="color: #444444;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 16pt;">Daftar kitab</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.9pt; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 4.8pt;">
<span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif;">Mahābhārata merupakan kisah epik yang terbagi menjadi delapan belas kitab atau sering disebut <span style="text-decoration: none;">Astadasaparwa</span>. Rangkaian kitab menceritakan kronologi peristiwa dalam kisah Mahābhārata, yakni semenjak kisah para leluhur <span style="text-decoration: none;">Pandawa</span> dan <span style="text-decoration: none;">Korawa</span> (<span style="text-decoration: none;">Yayati</span>, <span style="text-decoration: none;">Yadu</span>, <span style="text-decoration: none;">Puru</span>, <span style="text-decoration: none;">Kuru</span>, <span style="text-decoration: none;">Duswanta</span>, <span style="text-decoration: none;">Sakuntala</span>, <span style="text-decoration: none;">Bharata</span>) sampai kisah diterimanya <span style="text-decoration: none;">Pandawa</span> di <span style="text-decoration: none;">surga</span>.<o:p></o:p></span></div>
<span style="color: #444444;"><br />
</span> <br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Antara tahun 1919 dan 1966, para pakar di Bhandarkar Oriental Research Institute, Pune, membandingkan banyak naskah dari wiracarita ini yang asalnya dari India dan luar India untuk menerbitkan suntingan teks kritis dari Mahabharata. Suntingan teks ini terdiri dari 13.000 halaman yang dibagi menjadi 19 jilid. Lalu suntingan ini diikuti dengan Harivaṃsa dalam 2 jilid dan 6 jilid indeks. Suntingan teks inilah yang biasa dirujuk untuk telaah mengenai Mahabharata.[1]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Latar belakang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Mahabharata merupakan kisah kilas balik yang dituturkan oleh Resi Wesampayana untuk Maharaja Janamejaya yang gagal mengadakan upacara korban ular. Sesuai dengan permohonan Janamejaya, kisah tersebut merupakan kisah raja-raja besar yang berada di garis keturunan Maharaja Yayati, Bharata, dan Kuru, yang tak lain merupakan kakek moyang Maharaja Janamejaya. Kemudian Kuru menurunkan raja-raja Hastinapura yang menjadi tokoh utama Mahabharata. Mereka adalah Santanu, Chitrāngada, Wicitrawirya, Dretarastra, Pandu, Yudistira, Parikesit dan Janamejaya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Para Raja India Kuno<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Mahabharata banyak memunculkan nama raja-raja besar pada zaman India Kuno seperti Bharata, Kuru, Parikesit (Parikshita), dan Janamejaya. Mahabharata merupakan kisah besar keturunan Bharata, dan Bharata adalah salah satu raja yang menurunkan tokoh-tokoh utama dalam Mahabharata.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Kisah Sang Bharata diawali dengan pertemuan Raja Duswanta dengan Sakuntala. Raja Duswanta adalah seorang raja besar dari Chandrawangsa keturunan Yayati, menikahi Sakuntala dari pertapaan Bagawan Kanwa, kemudian menurunkan Sang Bharata, raja legendaris. Sang Bharata lalu menaklukkan daratan India Kuno. Setelah ditaklukkan, wilayah kekuasaanya disebut Bharatawarsha yang berarti wilayah kekuasaan Maharaja Bharata (konon meliputi Asia Selatan)[2].<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Sang Bharata menurunkan Sang Hasti, yang kemudian mendirikan sebuah pusat pemerintahan bernama Hastinapura. Sang Hasti menurunkan Para Raja Hastinapura. Dari keluarga tersebut, lahirlah Sang Kuru, yang menguasai dan menyucikan sebuah daerah luas yang disebut Kurukshetra (terletak di negara bagian Haryana, India Utara). Sang Kuru menurunkan Dinasti Kuru atau Wangsa Kaurawa. Dalam Dinasti tersebut, lahirlah Pratipa, yang menjadi ayah Prabu Santanu, leluhur Pandawa dan Korawa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Kerabat Wangsa Kaurawa (Dinasti Kuru) adalah Wangsa Yadawa, karena kedua Wangsa tersebut berasal dari leluhur yang sama, yakni Maharaja Yayati, seorang kesatria dari Wangsa Chandra atau Dinasti Soma, keturunan Sang Pururawa. Dalam silsilah Wangsa Yadawa, lahirlah Prabu Basudewa, Raja di Kerajaan Surasena, yang kemudian berputera Sang Kresna, yang mendirikan Kerajaan Dwaraka. Sang Kresna dari Wangsa Yadawa bersaudara sepupu dengan Pandawa dan Korawa dari Wangsa Kaurawa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Prabu Santanu dan keturunannya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Prabu Santanu adalah seorang raja mahsyur dari garis keturunan Sang Kuru, berasal dari Hastinapura. Ia menikah dengan Dewi Gangga yang dikutuk agar turun ke dunia, namun Dewi Gangga meninggalkannya karena Sang Prabu melanggar janji pernikahan. Hubungan Sang Prabu dengan Dewi Gangga sempat membuahkan anak yang diberi nama Dewabrata atau Bisma. Setelah ditinggal Dewi Gangga, akhirnya Prabu Santanu menjadi duda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Beberapa tahun kemudian, Prabu Santanu melanjutkan kehidupan berumah tangga dengan menikahi Dewi Satyawati, puteri nelayan. Dari hubungannya, Sang Prabu berputera Sang Citrānggada dan Wicitrawirya. Citrānggada wafat di usia muda dalam suatu pertempuran, kemudian ia digantikan oleh adiknya yaitu Wicitrawirya. Wicitrawirya juga wafat di usia muda dan belum sempat memiliki keturunan. Atas bantuan Resi Byasa, kedua istri Wicitrawirya, yaitu Ambika dan Ambalika, melahirkan masing-masing seorang putera, nama mereka Pandu (dari Ambalika) dan Dretarastra (dari Ambika).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Dretarastra terlahir buta, maka tahta Hastinapura diserahkan kepada Pandu, adiknya. Pandu menikahi Kunti kemudian Pandu menikah untuk yang kedua kalinya dengan Madrim, namun akibat kesalahan Pandu pada saat memanah seekor kijang yang sedang kasmaran, maka kijang tersebut mengeluarkan (Supata=Kutukan) bahwa Pandu tidak akan merasakan lagi hubungan suami istri, dan bila dilakukannya, maka Pandu akan mengalami ajal. Kijang tersebut kemudian mati dengan berubah menjadi wujud aslinya yaitu seorang pendeta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Kemudian karena mengalami kejadian buruk seperti itu, Pandu lalu mengajak kedua istrinya untuk bermohon kepada Hyang Maha Kuasa agar dapat diberikan anak. Lalu Batara guru mengirimkan Batara Dharma untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahir anak yang pertama yaitu Yudistira Kemudian Batara Guru mengutus Batara Indra untuk membuahi Dewi Kunti shingga lahirlah Harjuna, lalu Batara Bayu dikirim juga untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahirlah Bima, dan yang terakhir, Batara Aswin dikirimkan untuk membuahi Dewi Madrim, dan lahirlah Nakula dan Sadewa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Kelima putera Pandu tersebut dikenal sebagai Pandawa. Dretarastra yang buta menikahi Gandari, dan memiliki seratus orang putera dan seorang puteri yang dikenal dengan istilah Korawa. Pandu dan Dretarastra memiliki saudara bungsu bernama Widura. Widura memiliki seorang anak bernama Sanjaya, yang memiliki mata batin agar mampu melihat masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Keluarga Dretarastra, Pandu, dan Widura membangun jalan cerita Mahabharata.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Pandawa dan Korawa<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Pandawa dan Korawa merupakan dua kelompok dengan sifat yang berbeda namun berasal dari leluhur yang sama, yakni Kuru dan Bharata. Korawa (khususnya Duryodana) bersifat licik dan selalu iri hati dengan kelebihan Pandawa, sedangkan Pandawa bersifat tenang dan selalu bersabar ketika ditindas oleh sepupu mereka. Ayah para Korawa, yaitu Dretarastra, sangat menyayangi putera-puteranya. Hal itu membuat ia sering dihasut oleh iparnya yaitu Sangkuni, beserta putera kesayangannya yaitu Duryodana, agar mau mengizinkannya melakukan rencana jahat menyingkirkan para Pandawa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Pada suatu ketika, Duryodana mengundang Kunti dan para Pandawa untuk liburan. Di sana mereka menginap di sebuah rumah yang sudah disediakan oleh Duryodana. Pada malam hari, rumah itu dibakar. Namun para Pandawa diselamatkan oleh Bima sehingga mereka tidak terbakar hidup-hidup dalam rumah tersebut. Usai menyelamatkan diri, Pandawa dan Kunti masuk hutan. Di hutan tersebut Bima bertemu dengan rakshasa Hidimba dan membunuhnya, lalu menikahi adiknya, yaitu rakshasi Hidimbi. Dari pernikahan tersebut, lahirlah Gatotkaca.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Setelah melewati hutan rimba, Pandawa melewati Kerajaan Panchala. Di sana tersiar kabar bahwa Raja Drupada menyelenggarakan sayembara memperebutkan Dewi Dropadi. Karna mengikuti sayembara tersebut, tetapi ditolak oleh Dropadi. Pandawa pun turut serta menghadiri sayembara itu, namun mereka berpakaian seperti kaum brahmana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Pandawa ikut sayembara untuk memenangkan lima macam sayembara, Yudistira untuk memenangkan sayembara filsafat dan tatanegara, Arjuna untuk memenangkan sayembara senjata Panah, Bima memenangkan sayembara Gada dan Nakula - Sadewa untuk memenangkan sayembara senjata Pedang. Pandawa berhasil melakukannya dengan baik untuk memenangkan sayembara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Dropadi harus menerima Pandawa sebagai suami-suaminya karena sesuai janjinya siapa yang dapat memenangkan sayembara yang dibuatnya itu akan jadi suaminya walau menyimpang dari keinginannya yaitu sebenarnya yang diinginkan hanya seorang Satriya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Setelah itu perkelahian terjadi karena para hadirin menggerutu sebab kaum brahmana tidak selayaknya mengikuti sayembara. Pandawa berkelahi kemudian meloloskan diri. sesampainya di rumah, mereka berkata kepada ibunya bahwa mereka datang membawa hasil meminta-minta. Ibu mereka pun menyuruh agar hasil tersebut dibagi rata untuk seluruh saudaranya. Namun, betapa terkejutnya ia saat melihat bahwa anak-anaknya tidak hanya membawa hasil meminta-minta, namun juga seorang wanita. Tak pelak lagi, Dropadi menikahi kelima Pandawa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Permainan dadu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sabhaparwa<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Agar tidak terjadi pertempuran sengit, Kerajaan Kuru dibagi dua untuk dibagi kepada Pandawa dan Korawa. Korawa memerintah Kerajaan Kuru induk (pusat) dengan ibukota Hastinapura, sementara Pandawa memerintah Kerajaan Kurujanggala dengan ibukota Indraprastha. Baik Hastinapura maupun Indraprastha memiliki istana megah, dan di sanalah Duryodana tercebur ke dalam kolam yang ia kira sebagai lantai, sehingga dirinya menjadi bahan ejekan bagi Dropadi. Hal tersebut membuatnya bertambah marah kepada para Pandawa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Untuk merebut kekayaan dan kerajaan Yudistira, Duryodana mengundang Yudistira untuk main dadu ini atas ide Sangkuni, hal ini dilakukan sebenarnya untuk menipu Pandawa mengundang Yudistira untuk main dadu dengan taruhan. Yudistira yang gemar main dadu tidak menolak undangan tersebut dan bersedia datang ke Hastinapura. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Pada saat permainan dadu, Duryodana diwakili oleh Sangkuni sebagai bandar dadu yang memiliki kesaktian untuk berbuat curang. Permulaan permainan taruhan senjata perang, taruhan pemainan terus meningkat menjadi taruhan harta kerajaan, selanjutnya prajurit dipertaruhkan, dan sampai pada puncak permainan Kerajaan menjadi taruhan, Pandawa kalah habislah semua harta dan kerajaan Pandawa termasuk saudara juga dipertaruhkan dan yang terakhir istrinya Dropadi dijadikan taruhan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Dalam peristiwa tersebut, karena Dropadi sudah menjadi milik Duryodana, pakaian Dropadi ditarik oleh Dursasana karena sudah menjadi harta Duryodana sejak Yudistira kalah main dadu, namun usaha tersebut tidak berhasil membuka pakaian Dropadi, karena setiap pakaian dibuka dibawah pakaian ada pakaian lagi begitu terus tak habisnya berkat pertolongan gaib dari Sri Kresna.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Karena istrinya dihina, Bima bersumpah akan membunuh Dursasana dan meminum darahnya kelak. Setelah mengucapkan sumpah tersebut, Dretarastra merasa bahwa malapetaka akan menimpa keturunannya, maka ia mengembalikan segala harta Yudistira yang dijadikan taruhan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Duryodana yang merasa kecewa karena Dretarastra telah mengembalikan semua harta yang sebenarnya akan menjadi miliknya, menyelenggarakan permainan dadu untuk yang kedua kalinya. Kali ini, siapa yang kalah harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun, setelah itu hidup dalam masa penyamaran selama setahun, dan setelah itu berhak kembali lagi ke kerajaannya. Untuk yang kedua kalinya, Yudistira mengikuti permainan tersebut dan sekali lagi ia kalah. Karena kekalahan tersebut, Pandawa terpaksa meninggalkan kerajaan mereka selama 12 tahun dan hidup dalam masa penyamaran selama setahun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6733162421703893674" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<span style="color: #444444;">Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa berhak untuk mengambil alih kembali kerajaan yang dipimpin Duryodana. Namun Duryodana bersifat jahat. Ia tidak mau menyerahkan kerajaan kepada Pandawa, walau seluas ujung jarum pun. Hal itu membuat kesabaran Pandawa habis. Misi damai dilakukan oleh Sri Kresna, namun berkali-kali gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Pertempuran di Kurukshetra<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang di Kurukshetra<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Pandawa berusaha mencari sekutu dan ia mendapat bantuan pasukan dari Kerajaan Kekaya, Kerajaan Matsya, Kerajaan Pandya, Kerajaan Chola, Kerajaan Kerala, Kerajaan Magadha, Wangsa Yadawa, Kerajaan Dwaraka, dan masih banyak lagi. Selain itu para ksatria besar di Bharatawarsha seperti misalnya Drupada, Satyaki, Drestadyumna, Srikandi, Wirata, dan lain-lain ikut memihak Pandawa. Sementara itu Duryodana meminta Bisma untuk memimpin pasukan Korawa sekaligus mengangkatnya sebagai panglima tertinggi pasukan Korawa. Korawa dibantu oleh Resi Drona dan putranya Aswatama, kakak ipar para Korawa yaitu Jayadrata, serta guru Krepa, Kretawarma, Salya, Sudaksina, Burisrawas, Bahlika, Sangkuni, Karna, dan masih banyak lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Pertempuran berlangsung selama 18 hari penuh. Dalam pertempuran itu, banyak ksatria yang gugur, seperti misalnya Abimanyu, Drona, Karna, Bisma, Gatotkaca, Irawan, Raja Wirata dan puteranya, Bhagadatta, Susharma, Sangkuni, dan masih banyak lagi. Selama 18 hari tersebut dipenuhi oleh pertumpahan darah dan pembantaian yang mengenaskan. Pada akhir hari kedelapan belas, hanya sepuluh ksatria yang bertahan hidup dari pertempuran, mereka adalah: Lima Pandawa, Yuyutsu, Satyaki, Aswatama, Krepa dan Kretawarma.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Penerus Wangsa Kuru<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #444444;">Setelah perang berakhir, Yudistira dinobatkan sebagai Raja Hastinapura. Setelah memerintah selama beberapa lama, ia menyerahkan tahta kepada cucu Arjuna, yaitu Parikesit. Kemudian, Yudistira bersama Pandawa dan Dropadi mendaki gunung Himalaya sebagai tujuan akhir perjalanan mereka. Di sana mereka meninggal dan mencapai surga. Parikesit memerintah Kerajaan Kuru dengan adil dan bijaksana. Ia menikahi Madrawati dan memiliki putera bernama Janamejaya. Janamejaya menikahi Wapushtama (Bhamustiman) dan memiliki putera bernama Satanika. Satanika berputera Aswamedhadatta. Aswamedhadatta dan keturunannya kemudian memimpin Kerajaan Wangsa Kuru di Hastinapura.</span><o:p></o:p></div>
</div>
andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-81459971069795097262012-06-07T23:46:00.000-07:002012-06-07T23:46:06.717-07:00Sejarah PKI di Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcQolG2d8m3vSGFWBqWjnCsyKq65Jh6Amg9dyq0NRQLCaMe0D0iB7IRZyngmXHgWjr_Atef4iCBuZS8bGHKQzuixv2inYqyK9VEjz-zIHYaoyW7wSodrPzHVfWvU01rjzkaoH2LCN6cis/s1600/images+(35).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="196" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcQolG2d8m3vSGFWBqWjnCsyKq65Jh6Amg9dyq0NRQLCaMe0D0iB7IRZyngmXHgWjr_Atef4iCBuZS8bGHKQzuixv2inYqyK9VEjz-zIHYaoyW7wSodrPzHVfWvU01rjzkaoH2LCN6cis/s200/images+(35).jpg" width="200" /></a></div>Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang berideologi komunis. Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha melakukan pemberontakan melawan pemerintah kolonial Belanda pada 1926, mendalangi pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948, serta dituduh membunuh 6 jenderal TNI AD di Jakarta pada tanggal 30 September 1965 yang di kenal dengan peristiwa G30S/PKI<br />
Gerakan Awal PKI<br />
<br />
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda, Henk Sneevliet pada 1914, dengan nama Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) (atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda). Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis Belanda, yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis), yang aktif di Hindia Belanda<br />
Pada Oktober 101 SM ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda, "Het Vrije Woord" (Kata yang Merdeka). Editornya adalah Adolf Baars.<br />
<br />
Pada saat pembentukannya, ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, ISDV mempunyai sekitar 100 orang anggota, dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan warga pribumi Indonesia. Namun demikian, partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan anti kapitalis. Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP di Belanda, dan yang menjauhkan diri dari ISDV. Pada 1917, kelompok reformis dari ISDV memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri, yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia.<a name='more'></a><br />
<br />
Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu, "Soeara Merdeka".<br />
<br />
Di bawah kepemimpinan Sneevliet, ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia harus diikuti Indonesia. Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda. Dibentuklah "Pengawal Merah" dan dalam waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3.000 orang. Pada akhir 1917, para tentara dan pelaut itu memberontak di Surabaya, sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu, dan membentuk sebuah dewan soviet. Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya dan ISDV. Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda, termasuk Sneevliet. Para pemimpin pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun.<br />
<br />
ISDV terus melakukan kegiatannya, meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah. Organisasi ini kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain, Soeara Ra’jat. Setelah sejumlah kader Belanda dikeluarkan dengan paksa, ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam, keanggotaan organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia.<br />
Pembentukan Partai Komunis<br />
<br />
Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam. Keadaan yang semakin parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya, terutama di Semarang dan Yogyakarta membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai. Yakni melarang anggotanya mendapat gelar ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia. Keputusan tersebut tentu saja membuat para anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut ISDV. Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920), nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia. Semaoen diangkat sebagai ketua partai.<br />
<br />
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional. Henk Sneevliet mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada 1920.<br />
<br />
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah, kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).<br />
[sunting]<br />
Pemberontakan 1926<br />
<br />
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat dan Sumatera Barat. PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik. Pemberontakan ini dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial. Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13.000 orang ditahan. Sejumlah 1.308 orang, umumnya kader-kader partai, dikirim ke Boven Digul, sebuah kamp tahanan di Papua [2]. Beberapa orang meninggal di dalam tahanan. Banyak aktivis politik non-komunis yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial, dengan alasan menindas pemberontakan kaum komunis. Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda. Karena itu, PKI kemudian bergerak di bawah tanah.<br />
<br />
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama. Yakni di dalam perundingan rahasia aktivis PKI di Prambanan. Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka, salah satu tokoh utama PKI yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra. Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia. Walau begitu, beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi. Semisal Pemberontakan Silungkang di Sumatra.<br />
<br />
Pada masa awal pelarangan ini, PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri, terutama karena banyak dari pemimpinnya yang dipenjarakan. Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di Moskwa, Uni Soviet, untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah. Namun Moeso hanya tinggal sebentar di Indonesia. Kini PKI bergerak dalam berbagai front, seperti misalnya Gerindo dan serikat-serikat buruh. Di Belanda, PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa Indonesia di kalangan organisasi nasionalis, Perhimpoenan Indonesia , yang tak lama kemudian berada di dalam kontrol PKI [3].<br />
[sunting]<br />
Peristiwa Madiun 1948<br />
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Peristiwa Madiun<br />
<br />
Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan Belanda melakukan perundingan yang dikenal sebagai Perundingan Renville. Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan posisi Belanda. Sebaliknya,RI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang dimiliki.Oleh karena itu, kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa, kabinet tersebut dijatuhkan pada 23 Januari 1948. Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan kabinet Hatta.<br />
<br />
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948. Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah kabinet Hatta. FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu perebutan kekuasaan.<br />
<br />
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda antipemerintah, mengadakan demonstrasi-demonstrasi, pemogokan, menculik dan membunuh lawan-lawan politik, serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat.<br />
<br />
Sejalan dengan peristiwa itu, datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di Moskow, Uni Soviet. Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah, bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI. Setelah itu, ia dan kawan-kawannya meningkatkan aksi teror, mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan kepemimpinan Soekarno-Hatta. Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18 September 1948 di Madiun, Jawa Timur. Tujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI dan menggantinya dengan negara komunis. Dalam aksi ini beberapa pejabat, perwira TNI, pimpinan partai, alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam. Tindakan kekejaman ini membuat rakyat marah dan mengutuk PKI. Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang menghadapi Belanda, tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat. Panglima Besar Soedirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI. Pada 30 September 1948, Madiun dapat diduduki kembali oleh TNI dan polisi. Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.<br />
[sunting]<br />
Bangkit kembali<br />
<br />
Pada 1950, PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya, dengan organ-organ utamanya yaitu Harian Rakjat dan Bintang Merah. Pada 1950-an, PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah pimpinan D.N. Aidit, dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil oleh Presiden Soekarno. Aidit dan kelompok di sekitarnya, termasuk pemimpin-pemimpin muda seperti Sudisman, Lukman, Njoto dan Sakirman, menguasai pimpinan partai pada 1951. Pada saat itu, tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun. Di bawah Aidit, PKI berkembang dengan sangat cepat, dari sekitar 3.000-5.000 anggota pada 1950, menjadi 165 000 pada 1954 dan bahkan 1,5 juta pada 1959 [4]<br />
<br />
Pada Agustus 1951, PKI memimpin serangkaian pemogokan militan, yang diikuti oleh tindakan-tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta. Akibatnya, para pemimpin PKI kembali bergerak di bawah tanah untuk sementara waktu.<br />
[sunting]<br />
Pemilu 1955<br />
<br />
Pada Pemilu 1955, PKI menempati tempat ke empat dengan 16% dari keseluruhan suara. Partai ini memperoleh 39 kursi (dari 257 kursi yang diperebutkan) dan 80 dari 514 kursi di Konstituante.<br />
<br />
Pada Juli 1957, kantor PKI di Jakarta diserang dengan granat. Pada bulan yang sama PKI memperoleh banyak kemajuan dalam pemilihan-pemilihan di beberapa kota. Pada September 1957, Masjumi secara terbuka menuntut supaya PKI dilarang [5].<br />
<br />
Pada 3 Desember 1957, serikat-serikat buruh yang pada umumnya berada di bawah pengaruh PKI, mulai menguasai perusahaan-perusahaan milik Belanda. Penguasaan ini merintis nasionalisasi atas perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh asing. Perjuangan melawan para kapitalis asing memberikan PKI kesempatan untuk menampilkan diri sebagai sebuah partai nasional.<br />
<br />
Pada Februari 1958 terjadi sebuah upaya koreksi terhadap kebijakan Sukarno yang mulai condong ke timur di kalangan militer dan politik sayap kanan. Mereka juga menuntut agar pemerintah pusat konsisten dalam melaksanakan UUDS 1950, selain itu pembagian hasil bumi yang tidak merata antara pusar dan daerah menjadi pemicu. Gerakan yang berbasis di Sumatera dan Sulawesi, mengumumkan pada 15 Februari 1958 telah terbentuk Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Pemerintahan yang disebut revolusioner ini segera menangkapi ribuan kader PKI di wilayah-wilayah yang berada di bawah kontrol mereka. PKI mendukung upaya-upaya Soekarno untuk memadamkan gerakan ini, termasuk pemberlakuan Undang-Undang Darurat. Gerakan ini pada akhirnya berhasil dipadamkan.<br />
<br />
Pada 1959, militer berusaha menghalangi diselenggarakannya kongres PKI. Namun demikian, kongres ini berlangsung sesuai dengan jadwal dan Presiden Soekarno sendiri memberi angin pada komunis dalam sambutannya. Pada 1960, Soekarno melancarkan slogan Nasakom yang merupakan singkatan dari Nasionalisme, Agama, dan Komunisme. Dengan demikian peranan PKI sebagai mitra dalam politik Soekarno dilembagakan. PKI membalasnya dengan menanggapi konsep Nasakom secara positif, dan melihatnya sebagai sebuah front bersatu yang multi-kelas.<br />
<br />
Ketika gagasan tentang Malaysia berkembang, PKI maupun Partai Komunis Malaya menolaknya.<br />
<br />
Perayaan Milad PKI yang ke 45 di Jakarta pada awal tahun 1965<br />
<br />
Dengan berkembangnya dukungan dan keanggotaan yang mencapai 3 juta orang pada 1965, PKI menjadi partai komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. Partai itu mempunyai basis yang kuat dalam sejumlah organisasi massa, seperti SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakjat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) dan Himpunan Sardjana Indonesia (HSI). Menurut perkiraan seluruh anggota partai dan organisasi-organisasi yang berada di bawah payungnya mungkin mencapai seperlima dari seluruh rakyat Indonesia.<br />
<br />
Pada Maret 1962, PKI bergabung dengan pemerintah. Para pemimpin PKI, Aidit dan Njoto, diangkat menjadi menteri penasihat. Pada bulan April 1962, PKI menyelenggarakan kongres partainya. Pada 1963, pemerintah Malaysia, Indonesia dan Filipina terlibat dalam pembahasan tentang pertikaian wilayah dan kemungkinan tentang pembentukan sebuah Konfederasi Maphilindo, sebuah gagasan yang dikemukakan oleh presiden Filipina, Diosdado Macapagal. PKI menolak gagasan pembentukan Maphilindo dan federasi Malaysia. Para anggota PKI yang militan menyeberang masuk ke Malaysia dan terlibat dalam pertempuran-pertempuran dengan pasukan-pasukan Inggris dan Australia. Sebagian kelompok berhasil mencapai Malaysia lalu bergabung dalam perjuangan di sana. Namun demikian kebanyakan dari mereka ditangkap begitu tiba.<br />
<br />
<br />
Salah satu hal yang sangat aneh yang dilakukan PKI adalah dengan diusulkannya Angkatan ke-5 yang terdiri dari buruh dan petani, kemungkinan besar PKI ingin mempunyai semacam militer partai seperti Partai Komunis Cina dan Nazi dengan SS nya. Hal inilah yang membuat TNI AD merasa khawatir takut adanya penyelewengan senjata yang dilakukan PKI dengan "tentaranya".<br />
[sunting]<br />
Gerakan 30 September Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia<br />
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.<br />
<br />
<br />
Alasan utama tercetusnya peristiwa G30S disebabkan sebagai suatu upaya pada melawan apa yang disebut "rencana Dewan Jenderal hendak melakukan coup d‘etat terhadap Presiden Sukarno“.[April 2010]<br />
<br />
Aktivitas PKI dirasakan oleh kalangan politik, beberapa bulan menjelang Peristiwa G30S, makin agresif. Meski pun tidak langsung menyerang Bung Karno, tapi serangan yang sangat kasar misalnya terhadap apa yang disebut "kapitalis birokrat“[April 2010] terutama yang bercokol di perusahaan-perusahaan negara, pelaksanaan UU Pokok Agraria yang tidak menepati waktunya sehingga melahirkan "Aksi Sepihak“ dan istilah "7 setan desa“[April 2010], serta serangan-serangan terhadap pelaksanaan Demokrasi Terpimpin yang dianggap hanya bertitik berat kepada "kepemimpinan“-nya dan mengabaikan "demokrasi“-nya[April 2010], adalah pertanda meningkatnya rasa superioritas PKI[April 2010], sesuai dengan statementnya yang menganggap bahwa secara politik, PKI merasa telah berdominasi.[April 2010] Anggapan bahwa partai ini berdominasi,pada akhirnya tidak lebih dari satu ilusi.[April 2010]<br />
<br />
Ada pun Gerakan 30 September 1965, secara politik dikendalikan oleh sebuah Dewan Militer yang diketuai oleh D.N. Aidit dengan wakilnya Kamaruzzaman (Syam), bermarkas di rumah sersan (U) Suyatno di komplek perumahan AURI, di Pangkalan Udara Halim. Sedang operasi militer dipimpin oleh kolonel A. Latief sebagai komandan SENKO (Sentral Komando) yang bermarkas di Pangkalan Udara Halim dengan kegiatan operasi dikendalikan dari gedung PENAS (Pemetaan Nasional), yang juga instansi AURI dan dari Tugu MONAS (Monumen Nasional). Sedang pimpinan gerakan, adalah Letkol. Untung Samsuri.<br />
<br />
Menurut keterangan, sejak dicetuskannya gerakan itu, Dewan Militer PKI mengambil alih semua wewenang Politbiro, sehingga instruksi politik yang dianggap sah, hanyalah yang bersumber dari Dewan Militer. Tapi setelah nampak bahwa gerakan akan mengalami kegagalan, karena mekanisme pengorganisasiannya tidak berjalan sesuai dengan rencana, maka dewan ini tidak berfungsi lagi. Apa yang dikerjakan ialah bagaimana mencari jalan menyelamatkan diri masing-masing. Aidit dengan bantuan AURI, terbang ke Yogyakarta, sedang Syam segera menghilang dan tak bisa ditemui oleh teman-temannya yang memerlukan instruksi mengenai gerakan selanjutnya.<br />
<br />
Antara kebenaran dan manipulasi sejarah. Dalam konflik penafsiran dan kontroversi narasi atas Peristiwa 30 September 1965 dan peranan PKI, klaim kebenaran bagaikan pendulum yang berayun dari kiri ke kanan dan sebaliknya, sehingga membingungkan masyarakat, terutama generasi baru yang masanya jauh sesudah peristiwa terjadi. Tetapi perbedaan versi kebenaran terjadi sejak awal segera setelah terjadinya peristiwa.<br />
<br />
Di tingkat internasional, Kantor Berita RRC (Republik Rakyat Cina), Xinhua, memberikan versi bahwa Peristiwa 30 September 1965 adalah masalah internal Angkatan Darat Indonesia yang kemudian diprovokasikan oleh dinas intelijen Barat sebagai upaya percobaan kudeta oleh PKI.[April 2010]<br />
<br />
Presiden Soekarno pun berkali-kali melakukan pembelaan bahwa PKI tidak terlibat dalam peristiwa sebagai partai melainkan karena adanya sejumlah tokoh partai yang keblinger dan terpancing oleh insinuasi Barat, lalu melakukan tindakan-tindakan, dan karena itu Soekarno tidak akan membubarkan PKI. Kemudian, pimpinan dan sejumlah perwira Angkatan Darat memberi versi keterlibatan PKI sepenuhnya, dalam penculikan dan pembunuhan enam jenderal dan seorang perwira pertama AD pada tengah malam 30 September menuju dinihari 1 Oktober 1965. Versi ini segera diterima secara umum sesuai fakta kasat mata yang terhidang dan ditopang pengalaman buruk bersama PKI dalam kehidupan sosial dan politik pada tahun-tahun terakhir. Hanya saja harus diakui bahwa sejumlah perwira penerangan telah menambahkan dramatisasi artifisial terhadap kekejaman, melebihi peristiwa sesungguhnya (in factum). Penculikan dan kemudian pembunuhan para jenderal menurut fakta memang sudah kejam, tetapi dramatisasi dengan pemaparan yang hiperbolis dalam penyajian, telah memberikan efek mengerikan melampaui batas yang mampu dibayangkan semula. Dan akhirnya, mengundang pembalasan yang juga tiada taranya dalam penumpasan berdarah antar manusia di Indonesia.<br />
<br />
Setelah berakhirnya masa kekuasaan formal Soeharto, muncul kesempatan untuk menelaah bagian-bagian sejarah –khususnya mengenai Peristiwa 30 September 1965 dan PKI yang dianggap kontroversial atau mengandung ketidakbenaran. Kesempatan itu memang kemudian digunakan dengan baik, bukan saja oleh para sejarawan dalam batas kompetensi kesejarahan, tetapi juga oleh mereka yang pernah terlibat dengan peristiwa atau terlibat keanggotaan PKI. Bila sebelum ini penulisan versi penguasa sebelum reformasi banyak dikecam karena di sana sini mengandung unsur manipulasi sejarah, ternyata pada sisi sebaliknya di sebagian kalangan muncul pula kecenderungan manipulatif yang sama yang bertujuan untuk memberi posisi baru dalam sejarah bagi PKI, yakni sebagai korban politik semata. Pendulum sejarah kali ini diayunkan terlalu jauh ke kiri, setelah pada masa sebelumnya diayunkan terlalu jauh ke kanan.<br />
<br />
Terdapat sejumlah nuansa berbeda yang harus bisa dipisahkan satu sama lain dengan cermat dan arif, dalam menghadapi masalah keterlibatan PKI pada peristiwa-peristiwa politik sekitar 1965. Bahwa sejumlah tokoh utama PKI terlibat dalam Gerakan 30 September 1965 dan kemudian melahirkan Peristiwa 30 September 1965 –suatu peristiwa di mana enam jenderal dan satu perwira pertama Angkatan Darat diculik dan dibunuh– sudah merupakan fakta yang tak terbantahkan. Bahwa ada usaha merebut kekuasaan dengan pembentukan Dewan Revolusi yang telah mengeluarkan sejumlah pengumuman tentang pengambilalihan kekuasaan, kasat mata, ada dokumen-dokumennya. Bahwa ada lika-liku politik dalam rangka pertarungan kekuasaan sebagai latar belakang, itu adalah soal lain yang memang perlu lebih diperjelas duduk masalah sebenarnya, dari waktu ke waktu, untuk lebih mendekati kebenaran sesungguhnya. Proses mendekati kebenaran tak boleh dihentikan. Bahwa dalam proses sosiologis berikutnya, akibat dorongan konflik politik maupun konflik sosial yang tercipta terutama dalam kurun waktu Nasakom 1959-1965, terjadi malapetaka berupa pembunuhan massal dalam perspektif pembalasan dengan anggota-anggota PKI terutama sebagai korban, pun merupakan fakta sejarah. Ekses telah dibalas dengan ekses, gejala diperangi dengan gejala.<br />
<br />
</div>andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-63497791701894249472012-06-06T23:30:00.003-07:002012-06-06T23:53:02.543-07:00Letak Geografis Negara Arab<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">. Arab Saudi.<o:p></o:p></span></div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwsFmqdj-P0J6-7c-7D4xf8PtVX2JqK67vUxXvJV8o1ykZdSY5tWQs4kQ-BxFLi5X_LX-evOyhlgxEQnN8JMuwIQczkMsU0SUXHzsq_lGNX472hjUaf7u7E-GlH7VfyN1GM4gmli5fq7U/s1600/images+%252832%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="132" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwsFmqdj-P0J6-7c-7D4xf8PtVX2JqK67vUxXvJV8o1ykZdSY5tWQs4kQ-BxFLi5X_LX-evOyhlgxEQnN8JMuwIQczkMsU0SUXHzsq_lGNX472hjUaf7u7E-GlH7VfyN1GM4gmli5fq7U/s200/images+%252832%2529.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bendera Negara Arab</td></tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 33.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Nama asli Arab Saudi adalah AL Mamlaka AL Arabiah AL Saudiah. Kerajaan ini didirikan oleh Raja Abdul Azis pada tanggal 23 September 1932, ibukota Arab Saudi adalah Riyad.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -44.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">1.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Luas wilayah : 2.331.000 KM<sup>2</sup>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">2.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Letak astronomis : 15º LU-32º LU dan 34º BT-57º BT.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">3.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Letak geografis : Asia barat, berupa semenanjung Arabiah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">4.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Batas-batas : Utara adalah Yordania, Irak, dan Kuwait. Timur adalah Teluk Persia, Uni Emirat Arab, Bahrein, dan Khattar. Selatan adalah Oman dan Yaman. Barat adalah Laut Merah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">5.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bentang alam : Sebagian besar berupa Gurun pasir dan Plato. Di gurun juga ditemukan Oase, yaitu sumber air di gurun. Jenis tumbuhan alami yang tumbuh adalah Semak-semak, padang rumput, dan tumbuhan Gurun.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">6.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Iklim : Beriklim Tropis di selatan dan Sub Tropis di utara, serta beriklim continental darat.<o:p></o:p></span></div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUJrHtF3ouKzhV3FOoiMQapsuZVR26TxeRWSZoghGbGrw_el4mMc7ZBZEm28DURrDVGj0G9kVrA42feizMI9TEhOTxBxr9m1L89Gy05LMmu2AgdM8xUHBIZXLjVZFGyQgoMVgSV9P0BQo/s1600/images+(34).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUJrHtF3ouKzhV3FOoiMQapsuZVR26TxeRWSZoghGbGrw_el4mMc7ZBZEm28DURrDVGj0G9kVrA42feizMI9TEhOTxBxr9m1L89Gy05LMmu2AgdM8xUHBIZXLjVZFGyQgoMVgSV9P0BQo/s200/images+(34).jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar Ka'bah</td></tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">7.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Keadaan penduduk : Pada tahun 1998, jumlah penduduknya adalah 20.000 jiwa. Pertumbuhan penduduknya 3.2% per tahun. Penduduknya terdiri dari orang Arab, Smit, dan Badui. Penduduknya sebagian besar tinggal di pantai barat laut Merah.</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAk3s6FEW5nMSviOgLAkT_PcJ5U96e_eyLHn_rPKzt9XGHEO370_PiC2ljA46iuAOFScjY5OCE2WObUi05TgQHJUYa_Qx_oNIQMDhSwUB8wnE99w96z9Rc3kxLZ6HSWrrxCqYQ8MPn-pQ/s1600/images+%252833%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAk3s6FEW5nMSviOgLAkT_PcJ5U96e_eyLHn_rPKzt9XGHEO370_PiC2ljA46iuAOFScjY5OCE2WObUi05TgQHJUYa_Qx_oNIQMDhSwUB8wnE99w96z9Rc3kxLZ6HSWrrxCqYQ8MPn-pQ/s1600/images+%252833%2529.jpg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">8.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bentuk pemerintahan : Kerajaan yang berdasarkan hokum Islam. Raja berperan sebagai pemimpin Politik, Agama(Imam), Eksekutif, dan Pembuat undang-undang. Negara ini tidak mempunyai undang-undang Dasar, karena hukumnya memakai hukum Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">9.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bahasa : Bahasa Arab.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">10.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Agama : Mayoritas beragama Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">11.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Kegiatan ekonomi : Pertambangan minyak bumi, Perindustrian, Pertanian, Peternakan, dan Perdagangan.<o:p></o:p></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxNmZq_WX2XtJOQqISE1Kz_DbhNk4V0kutwULMUYQLjTbZBkb6lZQ7DkuLlAVXjI1WdG0hZEbjInEYrX7RO-qnRz8PH4WwVFdjk-ysMxErbmhHb1W35059K8raSwNQTN7dKt_WHPAI4CM/s1600/images+(33).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxNmZq_WX2XtJOQqISE1Kz_DbhNk4V0kutwULMUYQLjTbZBkb6lZQ7DkuLlAVXjI1WdG0hZEbjInEYrX7RO-qnRz8PH4WwVFdjk-ysMxErbmhHb1W35059K8raSwNQTN7dKt_WHPAI4CM/s1600/images+(33).jpg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">12.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Kebudayaan : Arab Saudi adalah tempat lahirnya agama Islam yang dibawa oleh Nabi Besar<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -1.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Muhammad SAW. Sehingga Arab mempunyai berbagai tempat peninggalan sejarah peradaban Islam seperti Kota Mekkah, Kota Madinah, Masjidil Haram dengan Ka’bah di dalamnya, dan Masjid Nabawi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">13.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bentuk kerjasama Arab Saudi dengan Indonesia : Terwujud dalam bidang sebagai berikut;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-left: 1.0in; mso-list: l0 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bidang politik. Kedua negara saling menempatkan duta besarnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-left: 1.0in; mso-list: l0 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bidang ekonomi. Keduanya mengadakan kerjasama antara lain sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -13.75pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">-</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Eksport dan Inport. Eksport Indonesia ke Saudi antara lain Kayu lapis, The, Pakaian jadi, Kain mori, dan Sarung batik. Sedangkan Inport Indonesia dari Saudi berupa Minyak mentah, Minyak bersih, Polimer, dan Gandum.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -13.75pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">-</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Investasi. Arab membantu Indonesia dalam pembangunan pabrik PUSRI IV dan pembangunan jalan raya Surabaya-Malang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -13.75pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">-</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Kerjasama Multi Lateral. Keduanya menjadi anggota negara pengeksport minyak bumi (OPEC).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level2 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bidang social budaya. Hubungan kerjasamanya antara lain:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">-</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Saudi mendukung perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan, dan mengakui kemerdekaan Indonesia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">-</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Adanya beasiswa bagi mahasiswa Indonesia yang mendalami ilmu Agama di Arab Saudi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">-</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Arab Saudi banyak menginport tenaga kerja Indonesia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -13.75pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">d. Bidang keagamaan. Kerjasamanya dalam bidang keagamaan adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -16.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">-</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Kerjasama dalam hal Jemaah Haji.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -16.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">-</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Mayoritas kedua negara penduduknya beragama Islam, jadi diperlukan tali persaudaraan yang erat.<o:p></o:p></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="MsoNormal"><br />
</div></div>andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-21472922288843472462012-06-06T23:17:00.001-07:002012-06-06T23:54:43.267-07:00Letak Geografis Negara Cina<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">. Republik Rakyat Cina (RRC).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 33.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZrV43Eo4vRjagiSLBr-CjKCW-QnGCJrXH2XlOkqdiJ0-4JpdTQy7laFxzBL3Evpqdij-FHmNVZ8phdyWBkCITBYyOuMSDzAagJdEJOHfg_D09jRqlDDIAN-iFOusDtapME9f_-M8IaQs/s1600/images+(30).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZrV43Eo4vRjagiSLBr-CjKCW-QnGCJrXH2XlOkqdiJ0-4JpdTQy7laFxzBL3Evpqdij-FHmNVZ8phdyWBkCITBYyOuMSDzAagJdEJOHfg_D09jRqlDDIAN-iFOusDtapME9f_-M8IaQs/s1600/images+(30).jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bendera negara Cina</td></tr>
</tbody></table><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">RRC merupakan Negara dengan jumlah penduduk nomor satu di bumi, karena luas wilayahnya yang sangat luas. RRC merupakan Republik Komunis yang beribukota di Beijing.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">1.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Luas Wilayah : 9.600.000 KM<sup>2</sup>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">2.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Letak Astronomis : 18º LU-54º LU dan 73º BT-135º BT.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">3.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Letak Geografis : Asia timur menghadap ke Samudera Pasifik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">4.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Batas-batas : Utara adalah Republik Rakyat Mongolia. Timur adalah L. Cina timur, dan L. Kuning. Selatan adalah Nepal, Bhutan, India, Myanmar, Laos, Vietnam. Barat adalah Pakistan dan Afganistan.</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -16.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">5.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bentang alam : Bentang alam Cina dapat dibagi menjadi dua yaitu Cina utara yang wilayahnya relative datar dan tanahnya berdebu, dan Cina selatan yang reliefnya relative kasar dan banyak pegunungannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -16.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">6.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Iklim : Sub Tropis, yang bagian pedalamannya dingin dan kering, tenggaranya lebih basah karena masih dipengaruhi oleh iklim laut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -16.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">7.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Keadaan penduduk : Pada tahun 1998, Cina mempunyai penduduk sebesar 1.242.500.000 jiwa. Yaitu terbesar pertama di bumi. Pertumbuhan penduduk rata-rata setiap tahun 1,3%. Kepadatan penduduknya 125 jiwa per KM<sup>2</sup>. Suku bangsa mayoritas di Cina adalah Cina Han (94%), sisanya adalah suku Mongol, Turki, Korea, dan Manchu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -16.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">8.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bentuk pemerintahaan : Republik Komunis. Kepala Negara adalah Ketua komite pengawas badan legislative. Kepala pemerintahannya adalah Perdana Menteri. Namun pelaksanaan kekuasaan Cina yang efektif, terletak pada para Pemimpin Partai Komunis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -16.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt; line-height: 20.95pt; text-indent: -44.5pt;">Bahasa : Mandarin.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -44.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu4s4UsdMobeKytBfOYtyg4CPitzum2PL6eFadHSCfCzlZu5roKLE3GEYxUqXsO7lGnFhzjwO35nVLiXmY1dIAVHh-_I77k1T-6TrBWujTK8xBGbaU0g2VZb6nG-L92FfBnyH7-9X58Qo/s1600/images+(31).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="190" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu4s4UsdMobeKytBfOYtyg4CPitzum2PL6eFadHSCfCzlZu5roKLE3GEYxUqXsO7lGnFhzjwO35nVLiXmY1dIAVHh-_I77k1T-6TrBWujTK8xBGbaU0g2VZb6nG-L92FfBnyH7-9X58Qo/s200/images+(31).jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar peta negara Cina</td></tr>
</tbody></table><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">10.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Agama : Mayoritas Kong Hu Chu, sisanya Tao, Budha, dan Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -44.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">11.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Kegiatan Ekonomi : Pertanian, Pertambangan, Industri, dan Perdagangan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -22.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">12.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Kebudayaan : Cina merupakan salah satu bangsa yang mempunyai kebudayaan tertua di bumi. Misalnya yaitu Tembok Besar Cina yang dibangun pada masa Dinasti Chin, yaitu pada tahun 210 masehi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -22.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">13.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bentuk kerjasama Cina dengan Indonesia : Hubungan kerjasama Cina dengan Indonesia pernah terputus sejak peristiwa G30S PKI. Akan tetapi sejak tanggal 8 Agustus 1990 hubungan itu dibuka kembali. Hubungan dengan Indonesia meliputi:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -22.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">d.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bidang diplomatic. Kedua Negara saling menempatkan duta besarnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -22.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">e.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bidang perdagangan. Expor Cina meliputi: Mesin-mesin, barang elektronika, dan alat pertanian. Inpor Cina dari Indonesia antara lain: Kopi, semen, kayu, tembaga, dan timah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -22.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">f.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bidang Internasional. Ikut serta dalam Forum PBB.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -22.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div></div>andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-6733162421703893674.post-63170140675420572432012-06-03T18:47:00.001-07:002012-06-03T18:49:52.489-07:00Letak Geografis Negara India<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMWVbgmWotkMuL-LwtrWugRtM2B2oO798uVQEOg64IWKAApxCDyLjscOoOMbHM9YiKuFFZgteIOdAKqGY-5uaxPTg8LsfyJkmDVxTM9vEbLGmOM4VH2XWSPyFC12zrBW4nQO2K_dB_s1U/s1600/images+(28).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="158" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMWVbgmWotkMuL-LwtrWugRtM2B2oO798uVQEOg64IWKAApxCDyLjscOoOMbHM9YiKuFFZgteIOdAKqGY-5uaxPTg8LsfyJkmDVxTM9vEbLGmOM4VH2XWSPyFC12zrBW4nQO2K_dB_s1U/s200/images+(28).jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bendera Negara India</td></tr>
</tbody></table><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"><b>INDIA</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Selama kurang lebih 300 tahun India dijajah oleh Inggris. Lalu pada tanggal 15 Agustus 1947 India memperoleh kemerdekaannya yang pada saat itu India masih bersatu dengan Pakistan. Sekarang India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu yang beribukota di New Delhi berpisah dengan Pakistan yang mayoritas penduduknya beragama Islam yang beribukota di Islamabad.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -38.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">1.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Luas wilayah : 3.316.500 KM<sup>2</sup>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -38.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">2.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Letak astronomis : 8º LU-37º LU dan 68º BT-97º BT.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -38.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">3.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Letak geografis : Terletak di Asia selatan yang berupa semenanjung.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">4.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Batas-batas : Utara adalah Nepal, Bhutan, dan Cina. Timur adalah Bangladesh, Myanmar, dan Teluk Benggala. Selatan adalah Sri Langka dan Samudera Hindia. Barat adalah Pakistan dan Laut Arab.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -38.5pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">5.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bentang alam : Berdasarkan bentang alamnya dapat dibagi menjadi 3 yaitu;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">a.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Daerah pegunungan Himalaya di utara. Di daerah ini terdiri dari pegunungan dan dataran tinggi;</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKCGqiigTFUanYX4xCBMdE3UW6HMNSHOwp5xDS9zxEbN_Z9GP-h33Sr8alc8-QsHbCBa7KDEN50ebmOuFo8YJBMN1fWK8aSCsCz4uCJVU6EUyz6WUXXvzQ2oDn6eymiNVN4HS0SZZ_04I/s1600/images+(29).jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="143" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKCGqiigTFUanYX4xCBMdE3UW6HMNSHOwp5xDS9zxEbN_Z9GP-h33Sr8alc8-QsHbCBa7KDEN50ebmOuFo8YJBMN1fWK8aSCsCz4uCJVU6EUyz6WUXXvzQ2oDn6eymiNVN4HS0SZZ_04I/s200/images+(29).jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Peta India</td></tr>
</tbody></table><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">b.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Dataran rendah Gangga di Tengah. Di daerah ini adalah daerah yang subur, karena dilalui oleh S. Gangga dan S. Bharma Putra. Sehingga menjadi daerah pertanian dan terpadat penduduknya;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">c.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Semenanjung India di selatan. Umumnya berupa perbukitan dan pegunungan yang disebut Plato Dekka. Di sebelah barat dan timur terdapat Pegunungan Ghats barat dan timur.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Sungai-sungai besar India yang dapat di jadikan transportasi antara lain S. Gangga, S. Indush, dan S. Brahma Putra. Hutan yang ada di India adalah Hutan Tropis, Hutan Musim, dan sabana dan stepa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">6.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Iklim : Iklim Tropis dan Sub tropis yang dipengaruhi oleh angin Muson.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -13.75pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">7.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Keadaan penduduk : Pada tahun 1998, penduduk India sebesar 988.700.000 jiwa. Terbesar kedua setelah RRc. Pertumbuhan penduduk 2.0% per tahun. Kepadatan penduduk rata-rata 500 jiwa per KM<sup>2</sup>. India termasuk Ras Kaokasoid yang disebut orang Aria. Penduduk India terdiri dari bermacam-macam suku.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">8.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bentuk pemerintahaan : Republik. Dengan Kepala Negara presiden dan Prdana menteri sebagai kepala Pemerintahaan. India terdiri dari 27 negara bagian yang beribukota di New Delhi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">9.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bahasa : Bahasa Indi dan Inggris.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">10.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Agama : Mayoritas Hindu, sisanya adalah Islam, Kristen, dan Budha.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">11.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Kegiatan ekonomi : Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Pertambangan, Perindustrian, Perhubungan, dan Perdagangan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">12.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Kebudayaan : India memiliki banyak peninggalan masa lampau misalnya Taj Mahal, Amritsar terkenal dengan kuil emasnya yang merupakan tempat suci yang terletak di Punjaab.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">13.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bentuk kerjasama India dengan Indonesia : Wujud kerjasamanya antara lain;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">a.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bidang politik. Kedua Negara saling menempatkan duta besarnya, menjadi pemprakarsa Konfrensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955, dan berdirinya organisasi Gerakan Non Blok.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">b.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bidang ekonomi. Indonesia menginport dari India berupa Bajaj, bus, karung goni, Kambing Ettawa, Induk sapi Anggole, dan bahan Textil. Sedangkan Indonesia mengexport barang-barang ke India berupa Karet, Kopi, Rempah-rempah, Pakaian jadi, Minyak kelapa, bumbu masak, dan batu bara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 20.95pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -19.25pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">c.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bidang social. Pada saat perang kemerdekaan Indonesia, India mengirimkan bantuan obat-obatan dan bantuan medik ke Indonesia. Sedangkan pada tahun 1946 Indonesia mengirimkan tiga juta ton beras ke India untuk menghindari bahaya kelaparan.<o:p></o:p></span></div><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt; line-height: 115%;">d.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt; line-height: 115%;">Bidang Kebudayaan. Saling tukar-menukar pelajar, pemuda, dan Mahasiswa</span></div>andy chandhttp://www.blogger.com/profile/17893165863483650523noreply@blogger.com4