Perang
Korea
Perang Korea Terjadi pada tahun 1950-1953 sebab Korea Utara menyerbu Korea Selatan
dibantu US dan RRC. PBB membentuk pasukan internasional dan berhasil mengusir
penyerang ke perbatasan 38o LU. Kemudian dicapai perdamaian di
desa Pan Mun Nyom yaitu genjatan senjata, pasukan PBB yang terdiri dari 16
negara dibubuarkan sedang “ sukarelawan” RRC maupun US harus meninggalkan
Korea Utara. Genjatan senjata berarti perang Korea belum berakhir, hanya untuk
sementara ( sejak 1953 sampai kini ) dalam situasi perang tanpa letusan
senjata.
Korea Selatan bangkit sebagai Negara industri baru dan hampir
setara dengan jepan, berkat bantuan AS untuk membendung komunis. Disamping itu
rakyatnya memiliki disiplin kerja yang sangat tinggi da nggaran militer tidak
diutamakan, sebab adanya perjanjian kerjasama militer AS dengan Korea Selatan.
Sampai sekarang terdapat 5.000 pasukan As di Korea Selatan ( 1997 ) .
Sebaliknya Korea Utara lebih mengutamakan pelaksanaan
ideologi komunis sehingga anggaran belanja untuk militer lebih besar serta
upaya unutk membuat senjata nuklir walaupun belum berhasil. Akibatnya
kesejahteraan rakyat sangat kurang diperhatikan dibandingkan dengan
pengklutusan pimpinannya Kim II Sung dengan banyaknya monument tokoh tersebut. Jadi
pemerintahan merupakan diktator komunis perorangan, apalagi setelah Kim II Sung
meninggal yang menjadi presiden dan juga ketua partai anaknya ( 1995 ).
Hubungan antara Indonesia dengan kedua Negara Korea itu cukup
baik, terlebih-lebih hubungan ekonomi dena Korea Selatan sangat meningkat
dengan banjirnya barang elektronik dan mobil dari Negara tersebut ( ingat
mobil nasional TIMOR ).
Akibat perang Dunia II hanya bangsa Korea yang belum dapat
disatukan, tidak seperti Vietnam dengan peperangan( 1975 ) dan juga bangsa
Jerman dengan jalan damai ( 1991 ). Dengan jatuhnya komunis di Eropa Tiur,
termasuk bubarnya Negara Uni Soviet ( US ) dan berubahnya komunis kapitalis di
RRC maupun Vietnam, lambat laun Korea Utara yang komunis pasti bubar dan
menyatu dengan Korea Selatan ditambah kemiskinan rakyat yang melanda
akibat doktrin komunis maupun bencana alam ( 1997 ). Jatuhnya komunis di korea
utara pasti terjadi bila ada kudeta dari kaum militer atau bila Kim II
Sung kedua ini meninggal.
Pada konfrensi AA I ( Bandung, 1955) maupun konfrensi
GNB I ( Beograd, 1961), Korea Utara maupun Korea Selatan tidak diundang.
Hubungan antara Indonesia makin erat dalam masa Demokrasi terpimpin (
1960-1965), dengan adanya politik Orde lama poros : Jakarta-Pnompenh-Hanoi-Beijing-Pyongyang.
Hal ini untuk kepentingan indinesia menggagalkan proyek Inggris membentuk
Malaysia ( ingat Dwikora 3 mei ( 1964). Sebaliknya di era ORBA hubungan dengan
Korea Utara agak dingin, sedang dengan Korea Selatan makin erat berkaitan
dengan ekonomi.
Perang
ini sempat berhenti sementara dengan gencatan senjata yang ditandatangani pada
27 Juli 1953. Konflik diakibatkan oleh pembagian Korea dan upaya kedua Korea
untuk menyatukan kembali Korea dibawah pemerintahan mereka masing-masing.
Perang
ini menewaskan lebih dari 2 juta penduduk dan prajurit dari kedua belah pihak.
Periode sebelum perang ditandai dengan konflik perbatasan pada paralel utara
ke-38 dan upaya negosiasi pemilihan umum bagi keutuhan Korea.[ Negosiasi berakhir ketika Tentara Rakyat Korea menyerbu Korea Selatan
pada 25 Juni 1950. Di bawah restu PBB, Amerika Serikat dan sekutunya mendukung
Korea Selatan.
Setelah
serangan balasan Korea Selatan, tentara Cina mendukung Korea Utara, dan pada
akhirnya mengarah kepada gencatan senjata yang hampir memulihkan kembali
perbatasan awal antara Korea Utara dan Korea Selatan…….
Sejak
gencatan senjata tahun 1953, hubungan antara pemerintah Korea Utara dengan
Korea Selatan, Uni Eropa, Kanada, Amerika Serikat, dan Jepang tetap tegang.
Pertempuran dihentikan dengan gencatan senjata, tetapi kedua Korea secara
teknis masih berada dalam keadaan perang. Baik Korea Utara maupun Selatan
menandatangani Deklarasi Gabungan Utara-Selatan 15 Juni pada tahun 2000, ketika
kedua pihak berjanji untuk mengupayakan penyatuan kembali dengan cara damai.
Selain
itu pada 4 Oktober 2007, para pemimpin dari Utara dan Selatan bergandengan
tangan untuk mengadakan rapat puncak yang membicarakan pernyataan penghentian
perang secara resmi dan mengukuhkan kembali prinsip non-agresi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar