PERBEDAAN KEBUDAYAAN AGAMA HINDU DAN ISLAM DI JAWA BARAT
Pengaruh kebudayaan hindu di Jawa Tengah nampak pada pertengahan abad ke-5. Pengaruh itu agaknya untuk pertama kali mengandung lapisan atas. Karenanya dengan bukti-bukti yang sudah ditemukan seperti bukti prasejarah belum dapat diketahui pengaruh kebudayaan hindu telah meresap ke kalangan masyarakat bawah. Oleh karena itu pula kemungkinan besar hanya sebagian kecil masyarakat pada saat itu yang telah memeluk agama hindu. Sedangkan sebagian besar anggota masyarakat masih memeluk atau memuja nenek moyang mereka (Kosoh dkk, 1979:58). Dengan adanya pengaruh yang ditimbulkan dari agama Hindu maka kepercayaan yang memuja nenek moyang tersebut semakin hari berkurang dan berganti dengan memuja dewa atau dapat dikatakan mereka memiliki kepercayaan Hindu.
Agama Hindu |
Kitab Agama Hindu |
Dan juga disebut pada seni pewayangan pada zaman dahulu, bahwa cerita dalam pewayangan menyangkut keluarga mahabarata dan pandawa. Hal itu merupakan bukti bahwa seni wayang sebenarnya sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Lebih khususnya di daerah Jawa barat pada saat prasasti batu tulis dibuat.Dalam prasasti batu tulis disebut nama wayang dalam hubungan kalimat chandrasangkala yang berbunyi : panca pandawa …. ban bumi. Apabila kata pandawa pada kalimat tersebut dimasukkan nama keluarga yang terdapat pada cerita mahabarata dan pandawa, maka hal ini merupakan suatu bukti bahwa nama wayang sudah dikenal di Jawa Barat pada saat prasasti itu dibuat (Kosoh dkk, 1979:76)
Prasasti ini menerapkan bahwa, panca pandawa dan bumi itu memang benar, maka bukti itu ada karena sudah terbukti kebenarannya pada seni kewayangan. Mulai saat inilah wayang masuk dan berkembang dalam budaya seni hindu. Wayang sangat memiliki peran yang sangat penting dalam penyebaran agama hindu di jawa barat.
Persebaran seni budaya dibidang bangunan sakral
Bangunan sakral ialah, bangunan yang digunakan untuk kepentingan upacara keagamaan atau ritual, seperti tempat pemujaan dan tempat lain yang digunakan untuk upacara tersebut. Dari zaman Indonesia hindu bangunan-bangunan tersebut telah banyak jenis dan ragamnya terutama hanya didapatkan di pulau jawa misalnya lingga, yoni, wihana, pemandian gapura dan candi (Kosoh dkk, 1979:63). Bangunan sakral merupakan bangunan yang digunakan dalam agama hindu untuk melakukan upacara-upacara khusus, seperti upacara nyepi yng dilakukan dalam pura-pura tersebut.
Di Indonesia memang banyak temuan-temuan yang menyangkut bangunan sakral bagi agama hindu macamnya juga beragam, mulai dari dilihat dari bentuk bangunan dan fungsi bangunan tersebut. Setiap bangunan memiliki karakteristik yang berbeda-beda dari bangunan lainnya. Karena dalam tempat-tempat tersebut memiliki kegunaan sendiri-sendiri untuk kepentingan keagamaan yang berbeda-beda.
Pulau Jawa daerah yang banyak temuan bangunan seperti ini. Sebab daerah jawa sangat kental dan percaya perkembangannya pada awal masuknya agama hindu. Di daerah ini penyebarannya memang sangat cepat dan beragam cara kebudayaan, jadi sangat wajar bila banyak ditemukannya temuan bangunan sakral di daerah tersebut. Daerah jawa merupakan tempat yang paling banyak dalam memunculkan bangunan-bangunan tersebut yang memiliki banyaak kegunaan dalam hal keagamaan.
Upacara keagamaan sering dilakukan di tempat itu, namun tentunya dengan waktu dan hari tertentu yang dianggap itu merupakan hari besar bagi kaum hindu. Agama ini memang banyak mengenal proses upacara keagamaan, salah satru contoh yang ada sampai saat ini sering dilakukan adalah upacara ngaben. Upacara ini merupakan prosesi pembakaran jasad orang yang telah disucikan dan di bakar dalam tun gku kayu yang berkobar api dan diambil abu tersebut kemudian disebarkan ke laut dengan tujuan arwah orang yang meninggal supaya cepat mencapai nirwana yang sempurna.
Tempat-tempat seperti ini memang di sakralkan bagi umat Hindu. Tidak sembarangan orang bisa ikut dalam upacara di tempat bangunan sakral seperti ini. Bangunan seperti ini sampai sekarang masih dipercayai sebagai bukti kebesaran kebudayaan agama hindu. Biasanya orang-orang yang sudah mendapatkan kepercayaan dari banyak orang untuk melakukan hal-hal dalam keagamaan tersebut, sehingga tidak sembarang orang yang melakukan upacara dalam hal keagamaan di tempat-tempat sakral tersebut.
Agama Hindu sebagai suatu sistem kepercayaan yang pernah berkembang di sebagian kepulauan Indonesia terutama di Pulau Jawa dan lebih khususnya di daerah Jawa Barat ini. Agama Hindu tumbuh dan berkembang di Jawa barat resminya selama agama ini menjadi dasar kepercayaan yang dianut oleh para pemimpin, para penguasa politik yang pernah berkembang dalam beberapa abad. Memang cukup dirasakan bahwa pengaruhnya dan sisanya masih Nampak pada beberapa segi kehidupan masyarakat yang berkembang. Beberapa unsurnya berjalan dengan kehidupan baru terutama nampak terselubung dalam hal-hal yang bersifat ritual. Hal tersebut menuinjukan pola betapa meresapnya pengaruh pengaruh kebudayaan Hindu dalam masyarakat Jawa Barat, sehingga dalam beberapa aspek kehidupan yang nyata pengaruh tersebut amat sukar dihilangkan unsur-unsur demikian itu tetap merupakan anasir yang survival (Kosoh dkk, 1979:78). Aspek-aspek pengaruh yang ditimbulkan oleh agama Hindu dapat sangat dirasakan karena banyak kebudayaan yang ditimbulkan oleh agama Hindu.
Masyarakat Indonesia yang selalu menerima dengan baik semua orang yang dating ke Indonesia sebagai tamu atau pedagang membuat tamu dan pedagang yang singgah atau menetap di Indonesia khususnya di daerah Jawa bagian barat. Para pedagang atau tamu dari India leluasa mengenalkan agamanya ke penduduk atau masyarakat pribumi yang masih system kepercayaannya belum kuat. Sehingga agama Hindu berkembang dengan cepat dan mudah diterima di masyarakat pribumi, sehingga dengan berkembangnya agama hindu di masyarakat pribumio memunculkan suatu kebudayaan baru diantara kebudayaan lama yang masih dipercaya atau dilestarikan. Bahkan dengan masuknyaagama hindu membuat pola berfikir masyarakat juga berubah yang semula masyarakat yang semula masyarakat menyembah roh nenek moyang yang pola berfikirnya tentang magis, sekarang mereka menyembah dewa yang ada di agama Hindu yang pola berfikrnya ingin maju dan berkembang.
Pengaruh agama Hindu memang cukup kuat seperti telah disebutkan dalam naskah sawakudarma yang berasal dari tahun 1435 Masehi, masih kita temukan nama-nama dewa yang ada dalam agama hindu yang menjadi sembahan atau panutan para pemeluk agama Hindu.Agama Hindu berkembang di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat sangat lama karena masyarakat tidak atau belum mendapat pengaruh budaya dari luar, keadaan tersebut berlangsung hingga pada zaman perkembangan kerajaan Hindu di Jawa Barat dari masa perkembangan awal kebudayaan Hindu sampai ada agama baru, yaitu Islam yang kelak akan mempengaruhi kebudayaan masyarakat Jawa Barat. Agama Islam merupakan agama yang masuk setelah Hindu berkembang dengan dengan pesat di daerah Jaawa Barat, walaupun Islam merupakan agama yang baru, tetapi Islam dapat dengan mudah mengambil hati para penduduk di daerah Jawa Barat. Karena agama islam memiliki sifat yang penuh dengan kasih saying, toleransi, dan sebagainya, sehingga agama Islam dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat di daerah jawa barat.
Kaligrafi Agama Islam |
Berarti masyarakat Jawa Barat mudah menerima kebudayaan baru, tetapi mereka tidak langsung menerima kebudayaan tersebut. Mereka menyesuaikan kebudayaan tersebut dengan kebudayaan yang mereka memiliki, sehingga budaya agama Islam mudah diterima oleh masyarakat Jawa Barat karena kebudayaan Islam disebarkan dengan damai dan disesuaikan dengan keadaan masyarakat Jawa Barat yang sudah terlebih dahulu dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kaum pedaganglah yang telah membawa agama Islam ke Jawa Barat, karena mereka berdagang ke Indonesia dengan waktu lama bahkan banyak yang menetap di Indonesia dengan itu tidak menutup kemungkinan mereka juga melakukan perkawinan dengan penduduk pribumi sekaligus mereka juga menyebarkan agama Islam. Karena melakukan perkawinan dengan perempuan pribumi para pedagang pasti akan mengajarkkan agama mereka pada istrinya, bahkan pada orang-orang terdekat dari istri mereka.
Masjid Baiturrahman |
Masyarakat Jawa Barat memang terbuka dengan kebudayaan-kebudayaan di luar kebudayaannya sendiri, jadi mazhab syafi’i bisa masuk dalam Jawa Barat dengan mudah karena dalam ajaran Islam memang melakukan jalan damai dalam menyebarkan ajarannya. Dalam hal ini mazhab syafi’i yang dibawa oleh para pedagang bisa menyebar ke Jawa Barat melalui perdagangan atau juga perkawinan sehingga kemudian mazhab syafi’i ini dapat berkembang ke seluruh nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar