Kedatangan BangsaEropa di Indonesia Serta Kebijakan yang Diberikan
Awal
kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara ( Indonesia ) pada abad 16. Mereka datang ke Indonesia dalam misi mencari
sumber rempah-rempah yang menjadi salah satu komoditi dagang paling dicari di
Eropa (Paramita rahayu.2008.228.) kenyataan ini lah yang mendorong banyaknya
bangsa Eropa yang mulai datang untuk mencari sumber-rempah-rempah. Kedatangan
bangsa Portugis pada awal abad ke 16
telah memulai ekspansi bangsa Eropa ke Indonesia, kemudian dilanjutkan oleh
bangsa Spanyol, Bangsa Belanda Melalui VOC, kemudian Inggris. Bangsa Eropa
dalam petualangannya ke Indonesia telah memberikan pengaruh-pengaruh dalam
bidang ekonomi dan melakukan kebijakan-kebijakan ekonomi baik untuk mengambil
hati masyarakat Indonesia maupun untuk menguasai hasil rempah-rempah di Indonesia.
Kebijakan ekonomi itu
sendiri adalah mengacu pada tindakan sebuah kebijakan pemerintah dalam
mengambil kebijakan atau keputusan di bidang ekonomi, kebijakan ini dapat pula
mencakup didalamnya sistem untuk menetapkan sistem perpajakan suku
bunga dan anggaran pemerintah serta pasar tenaga
kerja kepemilikan nasional, dan otonomi daerah dari intervensi pemerintah
ke dalam perekonomian. Kebijakan ekonomi yang diterapkan olah bangsa eropa di Indonesia
ada bermacam-macam yakni
KEBIJAKAN
EKONOMI PORTUGIS
Kebijakan oleh pemerintahan Portugis
yakni menerapkan Monopoli perdagangan Portugis di daerah Sunda Kelapa dan Maluku
1511 melalui Alfonso de Albuquerque, namun monopoli ini gagal karena Portugis
kekurangan kapal untuk mengangkut rempah-rempah dan komoditi lainnya (Djoened.1992:15).
Selain itu kegagalan Portugis dalam memonopoli perdagangan di Maluku
dikarenakan banyak pegawai-pegawai dari pihak Portugis yang melakukan korupsi
dan menimbun sendiri hasil panen dari pihak petani. Kegagalan pihak Portugis
juga disebabkan oleh hancurnya armada kapal Portugis di Jawa akibat perang di
Malaka pada tahun 1511, selain itu dengan kembali aktifnya perdangaan Asia
menyebabkan sistem monopoli Portugis menjadi tidak efektif ( Ricklefs.2008:45
). Namun pada tahun 1512 Alfonso de
Albuquerque mengirimkan armada yang terdiri dari 3 kapal layar yang dipimpin
oleh Antonio de Abreu namun salah satu armada kapal tersebut tenggelam di perairan
madura, tujuan utama atas pengiriman armada Portugis itu untuk membangun
monopoli perdagangan cengkih (Djoened.1992:20). Setibanya di pulau Maluku kapal
Portugis disambut baik oleh Sultan Aby Lais, Sulta membuat perjanjian kepada
pihak Portugis tentang pembuatan benteng di Ternate dengan imbalan Sultan
Ternate akan menyediakan cengkeh bagi Portugis. Kemunduran bangas Portugis
dalam menguasai monopoli disebabkan
adanya korupsi dan kalahnya armada Portugis dari malaka, selain itu juga
disebabkan dengan adanya pembunuhan sultan Khairun 1537-1570 yang menyebabkan
Sultan Baabullah yang merupakan anak dari Sultan Khairun mengadakan perawanan
terhadap Portugis dengan mengepung basis kekuatan Portugis dan mengepung
benteng pertahanan Portugis selama 5 tahun.
KEBIJAKAN
EKONOMI BANGSA SPANYOL
Bangsa
Spanyol datang di indonesia pada tahun 1580 raja Spanyol Filip II memerintahkan
gubernur jendra Spanyol di manila untuk ekspedisi di wilayah Ternate.
Kedatangan Spanyol di Ternate berhasil untuk membujuk Kerajaan ternate untuk
menandatangani perjanjian yang mengharuskan Ternate mengakui kekuasaan dan
memberi hak monopoli cengkih di Spanyol (Djoened.1992:20) )
Selain
itu kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh spanyol di indonesia adalah mengenai
kebijakan barter yang dilaksanakan di pulau jawa, kebijakan ini dilakukan
karena pihak spanyol sulit untuk mendapatkann pengaruh di Maluku maupun di
Ternate karena adanya campur tangan dari pihak VOC, barter yang digunakan oleh
spanyol adalah dengan menukar kebutuhan sehari-haari seperti beras, jagung dan
gandum serta kain, kemudian ditukar dengan rempah-rempah.
KEBIJAKAN
EKONOMI VOC DI INDONESIA
Kedatangan
bangsa Portugal di Indonesia telah memberikan banyak inspirasi terhadap bangsa
eropa yang lainnya sehingga mereka berbondong-bondong untuk menancapkan bendera
kekuasaan di Indonesia, setelah kedatangan bangsa Portugis yang ingin
menciptakan perdangangan monopoli terhadap penjuaan rempa-rempah dan cengkih di
Indonesia, namun usaha itu ternyata gagal. Kegiatan monopoli yang pernah
diterapkan oleh bangsa Portugis kemudian diteruskan oleh Belanda yang ingin
menyaingi prdagangan Rempa-rempah di eropa dengan membangun kongsi dagang yang
dinamakan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie ). Kedatangan VOC di Indonesia
dimulai pada tahun 1602, kemudian pada tahun 1642. (Kebijakan
VOC dan Pengaruhnya bagi Rakyat Indonesia) – Berikut ini
kebijakan-kebijakan VOC yang diterapkan di Indonesia.
v Menguasai
pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli
perdagangan. Dalam hal ini VOC berhasil menguasai produksi lada yang berhasil
dikuasai oleh Banten dengan cara membangun benteng di Batavia yang digunakan
sebagai salah satu pusat perdagangan di Asia yang mampu untuk menyaingi dan
menggantikan peran pelabuhan Malaka (Leirissa.2012:38).
v Melaksanakan politik devide et
impera (memecah dan menguasai) dalam rangka untuk
menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia. Apabila ada konflik internal di satu
kerajaan, atau ada pertikaian antara satu kerajaan dengan kerajaan
tetangganya, Belanda membantusalah satu pihak untuk mengalahkan lawannya,
dengan imbalan yang sangatmenguntungkan bagi Belanda, termasuk antara lain
memperoleh sebagian wilayah yang bersama-sama dikalahkan. Dengan tipu
muslihat dan bantuan penguasasetempat, Belanda berhasil mengusir Portugis
dari wilayah yang mereka kuasai diMaluku, yang sangat kaya akan rempah-rempah,
yang mahal harganya di Eropa
1.
Pihak VOC ikut campur tangan terhadap
konflik yng terjadi di Banten yang melibatkan salah seorang putra raja yang
bersekutu dengan VOC, kemudian VOC berhasil mengintervensi salah satui oihak
dan berhasil merebut istana, dan pada tahun 1683 VOC berhasil membuat
perjanjian kepada sultan agar hasil dari panen lada disalurkan kepada pihak VOC
v Untuk
melaksanakan kekuasaannya di Indonesia diangkatlan jabatan Gubernur Jenderal
VOC antara lain:
1. Pieter Both, merupakan Gubernur
Jenderal VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1619 di Ambon.
2. Jan Pieterzoon Coen, merupakan
Gubernur Jenderal kedua yang memindahkan pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta
(Batavia). Karena letaknya strategis di tengah-tengah Nusantara memudahkan
pelayaran ke Belanda.
v Melaksanakan
sepenuhnya hak Oktroi yang diberikan pemerintah Belanda.
- hak monopoli
- hak untuk membuat uang
- hak nutuk mendirikan benteng
-hak untuk melaksanakan perjanjian
dengan kerajaan di Indonesia, dan
- hak untuk tentara.
- hak untuk tentara.
v Membangun
pangkalan/markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah ke Jayakarta
(Batavia).
v Melaksanakan pelayaran Hongi (Hongi tochten).
Yakni dengan Melakukan pelayaran hongi untuk
memberantas penyelundupan. Tindakan yang dilakukan VOC adalah merampas setiap
kapal penduduk yang menjual langsung rempahrempah kepada pedagang asing seperti
Inggris, Perancis dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai di pelabuhan bebas
Makasar.
v Kebijakan
VOC terhadap Maluku yang bersifat dualistik yakni dengan melaksanakan
penghilangan daerah-daerah produsen cengkeh maluku yang dikuasai oleh kerajaan
Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo, kemudian pihak kerajaan menyetujui
keinginan VOC agar cengkeh dan Pala tidak diproduksi dan dijual di Maluku
dengan diadakannya “Extirpatie” yakni penebangan pohon-pohon cengkeh dan pala
yang terdapat di dalam wilayah kerajaan-kerajaan tersebut dan sebagai
imbalannya pihak VOC memberikan Upah kepada para Sultan dan Bobato ( pejabbat
kerajaan) yang dinamakan
“Recognitiepennningen” sehingga pada tahun 1620 di wilayah Maluku tidak
terdapat lagi cengkeh dan pala sehingga pusat perdagangan dippindahkan di Ambon
yang semuala berpusat di wilayah itu beralih ke daerah Ambon yang merupakan
wilayah kekuasaan VOC (leirissa.2012:43)
backgroundnya gelap, pusing bacanya , maaf itu masukan dari saya . :)
BalasHapusmakasih
iya saran anda akan coba saya rubah,, terima kasih ya atas kunjungan,,,
BalasHapuskebijakan inggris mana ==
BalasHapus